geosurvey.co.id – Hari Pahlawan diperingati pada tanggal 10 November setiap tahunnya.
Peringatan Hari Pahlawan bertujuan untuk mengenang jasa dan perjuangan para pahlawan dalam meraih kemerdekaan Indonesia.
Ada berbagai cara untuk merayakan Hari Pahlawan 2024.
Termasuk membacakan puisi tentang semboyan pahlawan.
Membaca puisi-puisi epik dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air dan mengingat jasa-jasa para pahlawan yang gugur.
Sebagai referensi, berikut 10 contoh puisi bertema Hari Pahlawan yang dikutip geosurvey.co.id dari WartaKotalive.com dan sumber lainnya. Tema Hari Veteran
1. Sisa-sisa Pahlawan Nasional (Karya: Almas Noor Huda dalam Puisi Sejarah (130 Puisi Terbaik Kompetisi Nasional))
Kremasi Pahlawan Nasional Berbau Syair Pujangga yang menceritakan kisah haru perang Mempertaruhkan nyawa di medan perang Kapten Pattimura dengan pedangnya Jendral Soedirman dan tandu Pangeran Diponegoro beserta terorisnya memperjuangkan kemerdekaan Indonesia Dengan 17 Agustus 1945 Soekarno mendeklarasikan kemerdekaan. komentar telah dibuat Jatuhnya Jepang dan kemerdekaan Indonesia Sisa-sisa pahlawan nasional Jelas terjadi dalam beberapa tahun terakhir Sekarang Anda menyaksikan dari langit Bangsa Anda bersatu dalam semangat keamanan.
2. Ki Hajar Dewantara (Karya: Mutasaroh Contoh Lagu: Kumpulan Puisi)
Anda adalah pendiri Taman Siswa, Anda adalah bapak pendidikan di negeri ini, Anda adalah inspirasi bagi pendidikan di Indonesia.
3. Daging Kemerdekaan (Karya: Siti Nurhasanah dalam Puisi Kemerdekaan: Antologi Puisi).
Keuangan menggores denyut nadi kemerdekaan Isu terkait perebutan kekuasaan Hampir mematikan semangat kemerdekaan Disusul kontra-demokrasi Demokrasi praktis dalam kegelapan namun jiwa para pahlawan sejarah memulihkan semangat kemerdekaan dan visi kebenaran berdiri teguh. mendesak. Berbaring dalam pertarungan yang jujur
4. Alam Memang Tak Terlupakan (Karya: Akbal Marfiinda dalam Ungkapan Hati: Kumpulan Puisi)
Anda adalah seorang pahlawan nasional yang dikenal di seluruh dunia, dan memiliki kemampuan dalam menciptakan teknologi canggih yang dapat membuat masyarakat menang walaupun hanya sedikit, namun jasa Anda tidak akan dilupakan oleh para pahlawan kebanggaan yang memahami masyarakat.
5. Bagian Keheningan Makam Para Pahlawan (Oleh : Siti Isnatun M. Kitab Puisi Para Pahlawan)
Jauh dari kubur semua kehidupan tersimpan dalam kenangan kelam keabadian
Ada keheningan di antara batu nisan yang berjajar rapi, seolah-olah seorang teman yang penuh perhatian bernyanyi dengan tenang selamanya.
Orang-orang yang diberkati dan bangga telah memikirkan teladan Anda, betapa damainya taman Anda seolah-olah dunia Anda sudah mati.
Kuburanmu terus tak tersentuh.
Nisanmu yang tadinya megah kini terlihat bengkok dan pudar, bagai bunga kamboja yang berguguran ke tanah, tak gentar dengan rentetan cerita.
Keheningan menyelimuti kuburmu… Kamu adalah pahlawan nasional. Hati kami diam-diam berbisik, bolehkah kami berbagi cerita perjalananmu yang belum selesai sekalipun?
6. Elegi 10 November (Karya: Siti Isnatun M. dalam buku Kumpulan Puisi Epik)
Hari ini kita melihat wajah-wajah tali yang menunjukkan doa berlutut dan jatuhnya ide-ide pelayanan
Separuh harapan kita melayang di bawah bayang-bayang darah yang mengalir.
Tidak ada lagi air mata yang harus ditumpahkan
Pada tanggal 10 November, di Dukacita, kami berdoa untuk keputusan Anda dan berharap bahwa kami adalah langkah penting berikutnya dalam semangat keberanian Anda.
7. Prajurit (Oleh: Shavna Agitsni)
Kamu berani mempertaruhkan nyawamu, kamu tidak tahan untuk diam, banyak sekali darah yang mengalir seperti sihir.
8. Prajurit yang gugur
(Penulis: Ayla Andhura Addoon Al-Ghafur)
Indonesia, negaraku, dimana aku berdiri, aku tak tahu bagaimana cara mencapainya, aku tak tahu bagaimana cara mencapainya
Wahai pahlawanku… Berjuang untuk negaraku Republik Indonesia Kamu siap disembelih demi tubuhmu.
Aku masih menangis, tetesan air mengalir di wajahku, tapi aku hanya bisa membayangkan bagaimana darah mengalir ke seluruh tubuhmu.
Sekarang kamu telah tiada, wahai pejuangku, aku hanya bisa mengirimkanmu sebuah doa
9. Penyelamat Ibu Pertiwi (Karya: Agung Dwi Prasetyo)
Seperti hujan di lahan basah.
Pertempuran yang telah kalian lakukan tidak dapat dibayangkan, banyak darah telah tertumpah, untuk mendapatkan kemerdekaan, untuk mengusir penjajah yang rakus.
Kini perjuanganmu telah usai. Kami di sini untuk menikmati hasil kerja kerasmu
10. Bangkitnya Pejuang Kemerdekaan (oleh: Putu Surya Nata)
Di balik tabir waktu, angin bertiup setiap saat, menyebabkan bangsaku menghadapi takdir yang sudah diterima dengan paksa.
Di kegelapan malam, guntur senjata semakin mendekat. Para pejuang berbaris dengan gagah berani, Mereka membela negara dengan penuh semangat.
Rakyatku sudah terbebas dari penjajah
Berkat pahlawan nasional, pengabdianmu bagaikan surga
Sebagian artikel ini dimuat di WartaKotalive.com dengan judul “16 Puisi Hari Pahlawan Nasional yang Layak Diajarkan di Sekolah.
(geosurvey.co.id/Nurkhasanah)