Tribun News.com, Bekasi – Perkembangan teknologi buatan (artificial Intelligence) hingga menjadi klinik digital pintar juga dimanfaatkan dalam dunia kecantikan.
Dulu dokter menganalisis kesehatan kulit berdasarkan mata, kini dengan bantuan teknologi AI. AI kini dapat berfungsi sebagai pendeteksi usia kulit.
Nah, AI ini bisa mendeteksi kondisi kulit mulai dari keriput, pori-pori, sensitif atau tidak. Jadi nanti terlihat kalau orang punya kulit sensitif, kulitnya ada berapa persentasenya. Termasuk juga flek hitam (flakes). Jumat ( 10 /1/2025) kata Managing Director Group ARHA Clinic Norita Sembada saat grand opening ARHA Clinic Ultimate di Pakwon Mall Bekasi.
Detektor usia kulit kemudian merekomendasikan perawatan kulit yang tepat yang harus diikuti oleh pasien.
Soal perawatan tubuh, Norita menyebut ada tiga hal yang akan menjadi tren di tahun 2025.
Yang pertama adalah anti penuaan. Prinsipnya, lanjut Norita, semua orang menolak penuaan dan ingin terlihat awet muda.
Oleh karena itu, masyarakat mulai menyesuaikan kondisi kulitnya agar tidak terlihat tua.
“Makanya semua program yang berhubungan dengan penuaan kulit dan anti penuaan akan dipopulerkan,” ujarnya.
Yang kedua adalah perawatan rambut.
Pria akan lebih memperhatikan kesehatan rambutnya. Masalah rambut yang umum dialami pria adalah kebotakan (rontok) dan kebotakan.
“Saat ini, selain uban, pria juga mengalami masalah kebotakan di usia muda atau saat masih muda. Hal ini disebabkan karena masalah hormonal,” ujarnya.
Ini jelas berbeda dari masa lalu. Kini semakin banyak pria yang beralih ke klinik kecantikan dan perawatan untuk mengatasi kerontokan atau kebotakan hormonal.
“Rambut kuning terjadi karena rambut dan kulit kepala tidak mampu memproduksi pigmen,” jelas Norita.
Yang ketiga adalah kulit sensitif.
Saat ini, lanjut Norita, semakin banyak orang yang mengalami kulit sensitif. Hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor gaya hidup dan pola makan.
Faktanya, kulit sensitif tidak hanya dialami oleh orang dewasa, namun juga oleh anak-anak.
“Mulai dari anak-anak ya, sekarang saya dengar dari teman-teman yang punya anak, banyak anak yang tidak bisa minum susu sapi,” ujarnya.
Norita mengatakan kliniknya mengalami peningkatan jumlah pasien dengan kulit sensitif.
Padahal, saat ini kita harus lebih berhati-hati karena jumlah kulit sensitif semakin meningkat, ujarnya.
Pengaruh gaya hidup
Norita mengatakan perkembangan kulit sensitif bisa dipengaruhi oleh faktor gaya hidup. Misalnya pola makan.
Misalnya saja Anda tidak mengonsumsi sayur dan buah, Anda lebih memilih mengonsumsi makanan cepat saji atau makanan instan.
“Banyak yang kemudian menambahkan warna, rasa, rasa manis, dan lain-lain pada makanan tersebut,” ujarnya.
Selain itu, kualitas tidurnya juga sangat efektif. Kurang tidur menjadi salah satu pemicu kulit sensitif karena berkaitan dengan sistem imun tubuh.
Bagaimana cara merawat kulit sensitif?
Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah memperhatikan perawatan kulit harian Anda. Orang dengan kulit sensitif memiliki kulit kering dan gatal.
Oleh karena itu, kekeringan harus diatasi terlebih dahulu. Makanya kita harus meningkatkan hidrasi. Tapi perawatan kulit jangan hanya fokus pada pelembap saja, tapi juga kesesuaian dengan jenis dan kondisi kulit, jelas Norita.
Kedua, gunakan tabir surya atau sunblock.
Norita mengatakan, karena Indonesia merupakan negara tropis, maka tabir surya dengan sun Protection Factor (SPF) 50 merupakan tabir surya yang paling baik digunakan. Menurutnya, semakin tinggi SPF maka semakin efektif karena bisa menutupi kulit. ). Yang justru bisa menimbulkan masalah jerawat.
“Jadi pilihlah SPF 50 dan cari teksturnya. Kalau kulitnya normal cenderung kering, pilih yang bentuk krim, tapi kalau kulitnya berminyak cari yang bentuk gel atau cair,” ujarnya.