Laporan Jurnalis geosurvey.co.id Reynas Abdila
geosurvey.co.id, JAKARTA – Selama lebih dari tiga dekade, anak-anak asli Maluku selalu terpinggirkan dalam kabinet pemerintahan.
Jika menilik sejarah, 25 kabinet Presiden Suakno selalu beranggotakan orang-orang Maluku, begitu pula 21 kabinet Presiden Soeharto juga beranggotakan orang-orang Maluku.
Praktisnya, setelah Abdul Gafoor menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga pada Kabinet Pembangunan Keempat pada tahun 1988, sudah 36 tahun berlalu sejak ada menteri dari Maluku.
Saat ini ada Bahlil Lahadalia, pria kelahiran Banda, Maluku Tengah, namun besar di Pakpak Papua sehingga tidak bisa dikatakan asli Maluku.
Atas kondisi tersebut, Ketua Harian DPP Pulau Pemuda Indonesia (AMKEI) Abubakar Rafara menyatakan soal pembiaran aparat terhadap anak-anak Maluku.
Posisi pertama yang diungkapkan adalah Pravo dianggap sebagai inisiatif kebijakan diskriminatif yang tidak mencerminkan hak kewarganegaraan dalam kepemimpinan nasional.
Kedua, pernyataan Prabo yang akan membuka Indonesia hanyalah retorika belaka.
Ketiga, AMKEI mempertanyakan janji Prabu akan membuat peti mati tua, namun hingga saat ini belum tercatat nama putra Maluku tersebut.
Oleh karena itu, komitmen nasional Pak Prabowo sebagai sosok yang dikenal pro keberagaman dan keadilan perlu dipertanyakan, ujarnya dalam konferensi pers di kawasan Manggari, Jakarta Selatan, Sabtu (19/10/2024). ) sore. .
Keempat, Prabo dinilai memulai kebijakan politik dengan membangkitkan perasaan gerakan separatis.
Abubakar mengatakan, masyarakat Maluku tidak akan menyaksikan sejarah bangsa.
“Sejak era perjuangan kemerdekaan, Maluku menjadi penghubung strategis perdagangan internasional dan memiliki sumber daya alam yang melimpah,” ujarnya.
Abubakar mengatakan, Maluku telah memberikan kontribusi yang tak terhitung jumlahnya kepada negara, namun tidak ada tanggapan selama beberapa dekade.
AMKEI menyatakan akan menyampaikan pernyataan sikap kepada DPP Gerindra dan diharapkan disampaikan langsung kepada Presiden 2024-2029 Pravu Subyanto.
Abubakar mengatakan, jika tekanan tidak diindahkan, maka akan terjadi aksi unjuk rasa serentak di Janji Pemuda pada 28 Oktober 2024.
“Kalau tidak ada kendala, sekaligus kita siapkan aksi-aksinya, barulah kita sambut Pak Pravo dengan dorongan janji pemuda,” tutupnya.