geosurvey.co.id – Berikut 4 fakta Pasukan Keamanan Presiden (Paspampres) yang mengoperasikan jamaah salat Jumat di Semarang, Jawa Tengah, karena ulah Wakil Presiden RI (Vapres) Gibran Rakabuming Raka.
Peristiwa tersebut dilaporkan terjadi pada 13 Desember 2024 di Masjid Raya Baiturrahman Semarang, Jawa Tengah.
Terkait hal tersebut, Paspampres membantah jika hal tersebut bukan soal deportasi.
Di saat yang sama, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI memberikan tanggapan.
Nah, 4 Fakta Kasus Paspampres Pengusiran Jamaah Salat Jumat Gara-gara Wapres Gibran: Viral di Media Sosial
Kasus deportasi pertama kali terungkap melalui platform media sosial TikTok.
Kemudian akun X diunggah oleh @ferizandra.
Narasi yang tampak dalam video tersebut adalah masyarakat digerakan oleh Paspampres untuk memberi jalan bagi Wakil Presiden Gibran.
“Apa gagasan memindahkan orang pertama yang datang ke masjid dari tempat orang yang datang belakangan?” tulis akun tersebut.
Video tersebut kemudian memicu perbincangan di berbagai media sosial, mengutip TribunJateng.com. Paspampres membantah dirinya dipecat
Wakil (Wadan) Paspampres Brigadir Jenderal (Brigjen) Samson Sitohang membantah Paspampres mengusir jamaah salat Jumat di Masjid Raya Baiturrahman Semarang.
Menurut dia, saat Wakil Presiden Gibran datang, yang diminta dipindahkan adalah anggota Paspampres.
Jenderal Samson menilai narasi yang tersebar di media sosial tidak mencerminkan keadaan sebenarnya.
Ia pun menegaskan, kejadian tersebut bukan terjadi di baris pertama, melainkan di baris keempat.
“Kalau saya ingat benar, dia bukan di baris pertama tapi di baris keempat. “Dengan begitu, tidak ada satupun masyarakat di depan yang akan diganggu,” ucapnya. Wapres Gibran selalu menekankan sikap manusiawi
Dia menegaskan, Paspampres telah menetapkan prosedur (protap) untuk menjaga keamanan Wakil Presiden.
“Tentu saja. Jika saya berkata demikian, mereka adalah orang-orang yang tidak bertanggung jawab.”
Jadi kita punya prosedur sendiri, apalagi Wapres selalu menekankan kita harus selalu bersikap manusiawi terhadap masyarakat, ujarnya.
Jenderal Samson juga menegaskan, Wapres Gibran selalu berpesan untuk mengutamakan kepentingan masyarakat. Hal itu diumumkan DPR RI
Komisioner I DPR RI Mayjen (Purn) TNI TB Hasanuddin mengatakan, kejadian evakuasi tidak seharusnya terjadi.
Paspampers harus datang lebih dulu untuk mengamankan poros Gibran.
“Seharusnya hal itu tidak terjadi seperti di video. Seharusnya ada kelompok yang didahulukan,” kata Hasanuddin, Rabu (18/12/2024).
Ia pun mempertanyakan mengapa pasukan Paspampres yang mendahului Gibran tidak hadir. Sebab, jika Paspampres mengikuti aturan pengawalan dengan benar, pengusiran bisa dihindari.
“Sebelum wakil ketua datang, kelompok tindak lanjut sudah menyiapkan tempat untuk wakil ketua. Saat wakil ketua datang, dia langsung mengambil posisi yang sudah disiapkan kelompok tindak lanjut agar tidak terjadi. pengusiran seperti dalam video.” bawang bombai
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Paspampres Semarang Tolak Pembubaran Jamaah Saat Salat Jumat Gibran: Hanya Merapikan Syafi’i.
(geosurvey.co.id/Garudea Prabawati/Igman Ibrahim) (TribunJateng.com) (Kompas.com/Novianti Setuningsih)