geosurvey.co.id – Hampir 40 negara, termasuk Indonesia, mengutuk keras serangan Israel terhadap pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Lebanon.
Kritik tersebut muncul setelah Pasukan Sementara PBB di Lebanon, yang dikenal sebagai UNIFIL, mengatakan setidaknya 15 tentara terkena dampak serangan Israel.
Lima di antaranya, termasuk tentara, terluka dan dua lainnya tewas akibat serangan tentara Israel.
“Kami mengutuk keras serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian UNIFIL,” kata delegasi PBB Polandia dalam pernyataan bersama yang dikirimkan ke X di media sosial.
“Tindakan seperti itu harus segera dihentikan dan diselidiki dengan baik,” ujarnya.
Daftar anggota PBB yang mengecam serangan Israel antara lain Indonesia, Italia, dan India.
Diikuti oleh Ghana, Nepal, Malaysia, Spanyol, Prancis, Tiongkok, dan negara-negara lain yang telah menyumbangkan ratusan tentara ke angkatan bersenjata.
Tak hanya menyampaikan kritik, 40 negara peserta kembali menegaskan dukungan penuhnya terhadap misi dan kegiatan UNIFIL yang tujuan utamanya adalah mewujudkan stabilitas dan perdamaian abadi di Lebanon selatan dan Timur Tengah.
“Kami mendesak pihak-pihak yang berkonflik untuk menghormati kehadiran UNIFIL,” demikian pernyataan PBB yang menyerukan kecaman tegas PBB terhadap Israel.
Amerika Serikat antara lain mengutuk beberapa serangan Israel yang telah menewaskan banyak tentara Lebanon dan melukai banyak penjaga perdamaian PBB di sepanjang perbatasan kedua negara.
Washington juga mengatakan bahwa serangan udara yang dilakukan tentara Israel tidak dapat diterima.
“Kami telah menjelaskan kepada pemerintah Israel bahwa hal ini tidak dapat diterima dan kami telah meminta informasi rinci,” kata pejabat pertahanan AS.
Kementerian Luar Negeri Perancis juga memanggil duta besar Israel di Paris dan memperingatkan bahwa insiden yang melibatkan cederanya tentara PBB di Lebanon adalah ‘pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan harus segera dihentikan’.
Perdana Menteri Italia Giorgio Meloni juga mengkritik serangan Israel di Lebanon yang melukai pasukan penjaga perdamaian PBB dalam pernyataan resminya.
Menyebut serangan Israel ‘tidak dapat diterima’ karena melanggar resolusi PBB.
Menanggapi banyaknya kritik yang dilontarkan ke negaranya, Menteri Pertahanan Israel (Menhan) Yoav Galant menyatakan akan mengambil langkah-langkah untuk mencegah ancaman terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB.
Hal itu diungkapkan Gallant dalam percakapan telepon dengan Menteri Pertahanan AS (Manhan) Lloyd Austin pada Sabtu (10/12/2024) malam.
IDF (Pasukan Pertahanan Israel) akan mengambil tindakan untuk mencegah ancaman terhadap pasukan UNIFIL dan posisi penjaga perdamaian, kata Gallant dalam sebuah pernyataan setelah berbicara dengan Austin melalui telepon, AFP melaporkan.
Secara terpisah, IDF mengklarifikasi bahwa beberapa penjaga perdamaian PBB terluka dalam serangan yang menargetkan markas militer UNIFIL, setelah Hizbullah menerima ancaman di dekat pos UNIFIL.
IDF mengaku secara tidak sengaja melukai pasukan penjaga perdamaian selama serangan itu.
Israel mengatakan pihaknya telah mengeluarkan peringatan sebelum serangan itu, meminta Unifile untuk pergi karena akan ada serangan di daerah tersebut.
“Tentara yang beroperasi di Lebanon selatan mengidentifikasi bahwa mereka sangat berbahaya. Tentara merespons dengan menembak sasaran.”
(Tribune News/Namira Unia)