Dilansir reporter geosurvey.co.id, Fahdi Fahlevi
geosurvey.co.id, JAKARTA – Kementerian Agama menetapkan 40 siswa sekolah agama sebagai pendakwah remaja pantang beragama atau duta pantang beragama.
Siswa dipilih setelah seleksi, evaluasi dan presentasi
Selain itu, mereka memenuhi misinya untuk mempromosikan penghematan agama melalui media sosial (media sosial) dengan rekan-rekan dan publikasi mereka.
Abu Rohmad, Direktur Departemen Pendidikan Islam Kementerian Agama, mengatakan Indonesia saat ini menghadapi tantangan besar bagaimana memotivasi generasi muda, termasuk santri, untuk mendiversifikasi pandangan, sikap, dan perilaku terhadap agama.
Selain itu, generasi muda juga menghadapi tantangan dari kelompok yang berpandangan intoleran.
“Inilah dua permasalahan yang menimpa siswa di madrasah. Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, diperlukan peran duta moderat di sini,” kata Abu Rohmad melalui keterangan tertulis, Rabu (13 November 2024).
Dikatakannya, penunjukan duta kesederhanaan beragama akan meningkatkan peran siswa madrasah dalam menyebarkan nilai-nilai kesederhanaan beragama di lingkungan madrasah dan masyarakat.
Abu Rohmad mengatakan, program tersebut bertujuan untuk memperkuat pemahaman dan pengamalan keagamaan sesuai dengan esensinya
Beliau mengatakan: “Agama mempunyai hakikat untuk dipraktikkan, yaitu untuk menjaga harkat dan martabat manusia, martabat dan kesopanan serta bersifat ‘moderat’ dan tidak dilebih-lebihkan.”
Dengan cara ini kita dapat menciptakan suasana harmoni dalam pendidikan, menghargai perbedaan, menciptakan persatuan dan menolak ekstremisme, ujarnya.
Melalui program ini, mereka berharap para peserta dapat melakukan kegiatan berbasis digital untuk mengarusutamakan isu berhemat beragama di pesantren masing-masing dan di media sosial di kalangan generasi muda.
Direktur KSKK (Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan) Madrasah Sidik Sisdianto mengatakan, kampanye tersebut dilakukan untuk mencegah intoleransi dan ekstremisme serta menjaga keberagaman Indonesia khususnya di lingkungan madrasah.
Ia mengatakan: “Program Apresiasi Inisiator Pemuda Moderat Beragama 2024 akan melindungi generasi muda agar tidak terlalu terpengaruh oleh isu-isu intoleransi dan ekstremisme yang muncul dari arus informasi di era digital.”
Solla Tawfiq, Kepala Cabang Kemahasiswaan Pondok Pesantren, secara terpisah menjelaskan bahwa IMMB akan menjadi acara rutin setiap tahun mulai tahun 2021 dan seterusnya.
“Kami berharap IMMB akan melahirkan generasi muda yang menjadi motor penggerak berhemat beragama di masyarakat, khususnya di kalangan generasi muda,” tutupnya.