Laporan dari reporter Tribunnews Mario Christian Sumampow
geosurvey.co.id, JAKARTA – Kabinet Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka disebut-sebut terdiri dari 46 prajurit.
Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan masa Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memiliki 4 menteri koordinator dan 30 menteri luar negeri.
Arfianto Purbolaksono, Kepala Penelitian dan Program Lembaga Kajian Kebijakan Publik Indonesia (TII), mengatakan penambahan jumlah tersebut tidak akan menjamin kebijakan memenuhi kebutuhan masyarakat jika tidak dibarengi dengan perbaikan. membuat politik yang baik.
“Kami mendorong pemerintahan Prabowo-Gibrani untuk memperbaiki proses pengambilan kebijakan di departemen/lembaga,” kata Afrianto dalam keterangannya, Selasa (15/10/2024).
“Penting untuk dicatat bahwa, berdasarkan penelitian yang tersedia, lembaga-lembaga yang baik mendorong proses politik yang inklusif dan mendukung kemajuan ekonomi,” lanjutnya.
Institusi yang baik juga perlu didukung oleh pengambil kebijakan yang kompeten dan jujur. Di sisi lain, ketika institusi lemah dan terspesialisasi, pembuat kebijakan tidak mampu mengidentifikasi, merencanakan, dan mendefinisikan permasalahan.
Hal ini, lanjut Afrianto, berimplikasi pada pengambilan kebijakan dan permasalahan dalam menemukan hal-hal penting yang menjadi isu atau isu publik.
Selain itu, pemerintahan Prabowo-Gibrani sebaiknya mengedepankan pengambilan kebijakan dengan menggunakan kebijakan yang berbasis bukti dan riset.
Tujuannya agar dalam pengambilan kebijakan dapat tercipta kebijakan yang berkualitas, efektif, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Pemerintahan Prabowo-Gibrani juga harus mengutamakan partisipasi masyarakat yang lebih bermakna dalam perumusan kebijakan.
Hal ini penting karena partisipasi masyarakat dalam pengambilan kebijakan pemerintah dan DPR seringkali bersifat formal.
“Proses pengambilan kebijakan yang dilakukan pemerintah dan DPR harus memberikan ruang kepada masyarakat, termasuk perwakilan kelompok masyarakat sipil, untuk menerima informasi dan data yang terbuka,” tutupnya.