Wartawan geosurvey.co.id, Fahdi Fahlevi melaporkan
geosurvey.co.id, JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Bahlil Lahadalia menerima gelar doktor dari Sekolah Kajian Strategis dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI).
Bahlil menerima gelar doktornya dengan disertasi berjudul “Kebijakan, Kelembagaan dan Tata Kelola Aliran Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia” pada sesi promosi mahasiswa pascasarjana di Makara Center for the Arts (MAC) UI.
Gelar doktor Bahlil menjadi sorotan karena ia mendapatkannya hanya dalam waktu 1 tahun, 8 bulan, atau 3 semester studi.
Amelita Lucia, Direktur Kantor Urusan Publik dan Keterbukaan Informasi Publik (KIP) UI, mengatakan Bahlil telah diterima di program doktor UI mulai tahun 2022 dan sedang menempuh jalur penelitian.
“Pak Bahlil terdaftar menjadi mahasiswa SKSG tahun 2022, beliau mengambil jalur penelitian,” kata Amelita saat dikonfirmasi, Kamis (17 Juli 2024).
Ia mengungkapkan, masa studi penelitian Bahlil bagi mahasiswa S3 sudah sesuai dengan Peraturan Rektor UI 2026 016 tentang Penyelenggaraan Program Doktor di UI.
“Pasal 14 menyatakan bahwa program doktor dirancang untuk 6 (enam) semester dan dapat diterima minimal 4 (empat) semester dan maksimal 10 (sepuluh) semester,” jelasnya.
Seperti diketahui, rapat tersebut dipimpin oleh Prof.Dr. I Ketut Surajaya, S.S., M.A., Prof.Dr. Chandra Wijaya, M.Si., M.M. selaku promotor, serta Dr. Teguh Dartanto, S.E., M.E. dan Athor Subroto, Ph.D. sebagai mitra.
Tim penguji terdiri dari para ahli seperti Dr. Margareta Hanita, S.H., Ph.D., Prof.Dr. A. Hanief Saha Ghafur, Prof. Didik Junaidi Rachbini, Ph.D., Ph.D., Prof.Dr. Arif Satrian, S.P., M.C. dan Prof.Dr. Kosuke Mizuno.
Sesi ini juga dihadiri sejumlah pejabat, akademisi, dan perwakilan industri yang menyampaikan apresiasi atas prestasi Bahlil dalam mengejar tesis PhD di SKSG UI. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia telah dinyatakan sebagai kandidat PhD dengan predikat cemerlang. Pada Rabu (16 Oktober, Kampus UI, Depok) pada Sidang Terbuka Kajian Strategis dan Global di Universitas Indonesia. 2024). (YouTube Universitas Indonesia)
Bahlil membahas soal hilirisasi
Dalam sambutannya, Bahlil membahas kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait hilirisasi.
Pertama, Bahlil mengatakan, tidak ada lembaga negara di mana pun yang melakukan politik hilir.
Ia pun menegaskan, kebijakan yang ada saat ini pasti akan dilaksanakan.
Namun, lanjutnya, belum ada cetak biru kebijakan konkrit yang bisa dijadikan acuan.
“Saya bingung, jadi lima tahun terakhir saya kerjakan di kabinet.” “Listriknya sebenarnya datang padahal seharusnya suatu saat datang, belum ada rancangannya,” jelasnya. YouTube Universitas Indonesia.
Bahlil kemudian memuji keberanian Jokowi dalam menerapkan kebijakan Hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA) di Indonesia dan dukungan menteri terkait di kabinetnya.
Ia juga menegaskan, tidak ada lembaga negara yang menerapkan kebijakan yang merugikan sumber daya alam seperti Jokowi.
“Tunjukkan struktur pemerintahan mana yang kini digunakan sebagai penghubung untuk bergerak maju.”
“Itu hanya keberanian kepemimpinan Presiden Jokowi dan para menterinya yang agak ‘nakal’, termasuk saya,” ujarnya.
Bahlil kemudian menegaskan bahwa ia berharap dapat menggunakan tesis doktoralnya untuk menerapkan politik di Indonesia secara ilmiah.
Dalam disertasinya, mantan Menteri Investasi/Pimpinan BKPM ini meneliti beberapa negara: China, Jepang, dan Inggris.
Dia kemudian mencontohkan kebijakan Inggris yang melarang ekspor wol pada abad ke-16, yang membuat industri tekstil negara itu berkembang pesat.
“Di Korea dikelola (di bawah) oleh Menteri Bapenas. Namun kewenangannya memberikan insentif, termasuk pembiayaan,” jelas Bahlil.
Meski demikian, Bahlil menilai saat ini masih terdapat permasalahan di hilir Indonesia.
Salah satunya terkait pembiayaan: jika tidak ada anggaran, perusahaan tidak bisa mencari bantuan.
Ia kemudian berharap Presiden terpilih Prabowo Subianto bisa menerapkan insentif bagi perusahaan hilir ke dalam kebijakan.
“Tapi sekarang semuanya baik-baik saja karena ada Pak Prabowo yang bisa diadu,” ujarnya.
Selain itu, Bahlil berharap kebijakan-kebijakan berikut ini dapat dilaksanakan dan dipimpin langsung oleh Presiden RI.
Dia tidak ingin daerah memonopoli politik perilaku tersebut.
“Ini contoh dan harus dilaporkan langsung ke presiden. Tidak mungkin ada presiden yang kecil. Apa yang dia lakukan secara langsung? Perintahnya langsung dan akan segera dilaksanakan,” ujarnya.