Anjing robot Q-UGV dipersenjatai dengan mobil patroli di sekitar kediaman Donald Trump di Mar-Lago.
TRIBUNNEWS.
Sebuah video yang muncul di media sosial menunjukkan langkah-langkah keamanan berteknologi tinggi yang digunakan untuk memastikan kedatangan presiden di Amerika Serikat.
Rekaman tersebut menunjukkan robot anjing yang dilengkapi dengan robot, sistem GPS, perangkat pemindai, dan berbagai sensor berkeliaran di taman bersama kendaraan lapis baja dan kapal patroli.
Klip yang telah dianalisis secara rinci oleh sejumlah lembaga militer itu menunjukkan robot anjing membawa senjata otomatis yang dipasang di punggungnya, sarat dengan beberapa magasin yang disusun dalam piramida.
Sebuah pusat komunikasi dengan setidaknya dua antena memanjang muncul di bagian belakang setiap robot anjing.
Mengingat konten dan teknologi yang ditampilkan, robot tersebut bisa menjadi bagian dari pengembangan militer yang disebut Q-UGV, atau Quadruple Unmanned Surface Vehicle. Q-Apa itu UGV?
Q-UGV dirancang khusus untuk meningkatkan kemampuan operasional militer AS di berbagai medan dan lingkungan tempur.
Sistem robot semi-otonom ini meniru gerakan dan tindakan hewan berkaki empat ini untuk memberikan mobilitas yang sangat baik di berbagai lingkungan.
Awalnya, robot anjing dikembangkan untuk memberikan bantuan bergerak kepada tentara, seperti membawa kargo, mengintai, dan melakukan berbagai tugas dalam kondisi sulit.
“Q-UGV merupakan alat penting yang bertujuan untuk mengurangi tekanan fisik pada prajurit dan meminimalkan risiko yang mereka hadapi,” tulis laporan BM, Jumat (8/11/2024).
Dikembangkan melalui kolaborasi antara militer AS dan perusahaan teknologi swasta, Q-UGV menggunakan karya inovatif Boston Dynamics, sebuah perusahaan teknologi yang terkenal dengan robotika canggihnya.
Boston Dynamics pertama kali memperkenalkan robot bernama Spot, yang kemudian diadaptasi untuk penggunaan militer.
Perkembangannya dimulai sekitar tahun 2018, ketika militer sedang mengembangkan teknologi baru untuk meningkatkan efisiensi dan keselamatan operasional.
Pada tahun 2020 dan 2021, militer melakukan berbagai uji lapangan untuk menilai kemampuan robot dalam melewati rintangan dan menjaga stabilitas di medan yang tidak rata. Seekor robot anjing dengan senapan mesin di punggungnya terlihat berkeliaran di sekitar perkebunan Mar-Lago milik Presiden terpilih AS Donald Trump di Palm Beach, Florida.
Pada tahun 2022, Angkatan Darat A.S. akan mengintegrasikan robot Q-UGV ke dalam skenario pelatihan dan operasional untuk mengevaluasi kinerjanya dan seberapa baik robot tersebut dapat berinteraksi dengan sistem militer lainnya.
Robot-robot ini dapat bergerak secara mandiri atau semi-otonom mengikuti jalur yang telah ditentukan atau melakukan tugas dengan sedikit campur tangan manusia.
Ini ideal untuk misi seperti berpatroli, menyelidiki objek yang tidak diketahui, dan mengangkut peralatan di area berbahaya atau tidak dapat diakses.
Sensor, kamera, dan sistem LiDAR bawaan Q-UGV dapat bernavigasi dengan aman dan menghindari rintangan.
Secara teknis, Q-UGV dilengkapi dengan prosesor canggih yang mampu melakukan perhitungan kompleks berdasarkan data dari sensor.
Robot tersebut mampu membawa perlengkapan dengan berat hingga 150 kg yang sangat berguna bagi prajurit di lapangan.
Robot tersebut mampu bergerak dengan kecepatan 8 kilometer per jam dan mengatasi berbagai rintangan seperti tembok dan medan yang kasar.
Selain itu, robot dapat diisi dayanya secara otomatis dengan intervensi khusus. Ini memiliki fitur-fitur canggih
Salah satu fitur paling inovatif dari robot anjing ini adalah kemampuannya beradaptasi dengan medan yang berbeda.
Robot dapat bekerja di lingkungan perkotaan dan pegunungan, di tangga, medan tidak rata, lumpur dan pasir.
Desain berkaki empatnya memberikan stabilitas yang sangat baik, menjaga keseimbangan bahkan saat melintasi medan yang tidak stabil.
Q-UGV juga dilengkapi dengan kamera definisi tinggi yang memberikan operator video langsung dari semua sudut, yang sangat berguna untuk misi pengintaian.
“Saat ini produksi massal Q-UGV belum dilakukan, namun proyek tersebut menunjukkan potensi besar untuk ekspansi di masa depan,” kata laporan BM.
Meskipun pengujian dan penggunaan operasional berhasil, produksi diperkirakan akan meningkat di tahun-tahun mendatang.
Berdasarkan rencana militer AS, Q-UGV akan menjadi bagian rutin angkatan bersenjata sebagai bagian dari strategi yang lebih luas untuk menggunakan sistem otonom dan robot guna meningkatkan kesiapan dan efektivitas tempur.
Penggunaan robot seperti Q-UGV dalam operasi keamanan mencerminkan tren penggunaan teknologi untuk meningkatkan keamanan, khususnya dalam penegakan hukum dan lingkungan keamanan militer.
Saat digunakan di kediaman Presiden Trump di Mar-Lago, robot ini bertindak sebagai patroli bergerak dan otonom di area dengan keamanan tinggi.
Robot-robot ini memiliki kemampuan untuk memantau lingkungan sekitar untuk aktivitas mencurigakan dan memantau area tersebut secara real time. Dengan bantuan sensor dan kamera terintegrasi, robot ini dapat melakukan tugas pengintaian dengan mendeteksi orang yang tidak berkepentingan atau ancaman terhadap kawasan lindung. Kemampuan mereka untuk melewati medan yang tidak rata, tangga dan rintangan membuat mereka sangat berguna untuk berpatroli di area yang kompleks dan terbatas dimana manusia atau kendaraan tradisional akan kesulitan.
Selain pemantauan, Q-UGV dapat mengirimkan video dan data real-time ke tim keamanan untuk merespons potensi ancaman dengan cepat.
Hal ini menjadikan robot sebagai aset intelijen yang berharga dan memberi personel keamanan pandangan dinamis tentang insiden dari berbagai perspektif tanpa membahayakan nyawa manusia.
Selain itu, robot ini dilengkapi dengan teknologi penginderaan mendalam seperti kamera inframerah dan dapat beroperasi secara efektif bahkan dalam kondisi jarak pandang rendah atau di malam hari.
Q-UGV yang ditempatkan secara strategis juga dapat berfungsi sebagai elemen pendukung logistik, material pengangkut, atau peralatan komunikasi dalam operasi keamanan.
Hal ini sangat berguna ketika persediaan darurat atau dokumen penting perlu dikirim ke area kritis tanpa memberitahukan lokasi personel keamanan.
Selain itu, robot dapat bertindak sebagai penghalang fisik bila diperlukan, memblokir jalan, atau melakukan fungsi pertahanan di dekat sasaran utama.
Integrasi Q-UGV ke dalam operasi keamanan bertujuan untuk meningkatkan efektivitas misi secara keseluruhan dengan menambahkan lapisan perlindungan tambahan sekaligus memberikan kemampuan prediktif untuk mendeteksi dan mencegah potensi ancaman.
Penggunaan sistem robotik dalam tugas keamanan merupakan langkah penting untuk meminimalkan risiko terhadap personel manusia sekaligus menjaga tingkat keselamatan yang tinggi.
“Perkembangan ini menyoroti pergeseran yang lebih luas menuju penggunaan teknologi otonom untuk melindungi aset dan personel penting,” kata tinjauan BM.
(oln/BM/*)