geosurvey.co.id – Pakar telematika dan pengamat multimedia Roy Seryo menilai Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Miuya Hafid memiliki pekerjaan berat di depannya.
Roy Suri menyinggung persoalan perjudian online (Judol) yang dinilai perlu mendapat perhatian khusus di Indonesia.
Mereka menilai latar belakang Meutya Hafid sebagai mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) di bawah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membuatnya cocok menduduki posisi Menteri Komunikasi dan Teknologi.
Setidaknya ada titik terang di sektor komunikasi dan digital dibandingkan mantan Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Ari Sethiadi yang hanya berlatar belakang relawan (ProJo) dan terbukti cengeng. Menjalankan tugasnya,” kata Roy Serio kepada Tribune News, Rabu (23/10/2024).
Menurut Roy Surio, salah satu kegagalan terbesar Budi Ari adalah ketika Pusat Data Nasional Sementara (PDN) mati sehingga menyebabkan kebocoran data dan kerugian materi hingga ratusan miliar rupiah beberapa bulan lalu.
“Ngomong-ngomong, saya pribadi mengenal Meutya Hafid pada tahun 2000 ketika dia menjadi reporter pertama saluran berita TV dan terutama di acara bincang-bincang teknologi terkenal yang dia bawakan selama delapan tahun hingga tahun 2008.”
Bahkan di tengah karirnya, Meutya harus disandera di Irak selama 168 jam bersama juru kamera Budianto pada 18 Februari 2005 sebelum dibebaskan pada 21 Februari 2005 setelah melewati diplomasi luar negeri pemerintah Indonesia saat itu. katanya.
Roy Surio sempat mendampingi Meutya Hafid di Komisi I DPR RI pada tahun 2010 menggantikan Meutya Hafid sebagai pengganti antar waktu (PAW) mendiang Burhanuddin Napitupulu.
Karir Mewiya Hafid bisa dikatakan sangat cemerlang setelah ia menjadi Wakil Ketua Komisi I pada tahun 2016-2018 dan akhirnya menduduki jabatan puncak di Kementerian sebagai Ketua Komisi I pada tahun 2019.
Jadi dari segi bakat, Meutya Hafid sangat sebanding dengan Budi Arie Setiadi yang digantikannya, kata Roy.
Menurut Roy Seryo, peran Meutya Hafid sebagai Menkominfo tidak perlu dijelaskan karena KPK selalu menjadi mitra Menkominfo. Perjudian online dan Fufufafa
Roy Suryo Budi Arie menegaskan akan memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada Meutya Hafid untuk mengendalikan perjudian online.
Bud Arie mungkin lupa atau pura-pura lupa, bukan hanya hilang ingatan, sebulan lalu dia berjanji kepada media dan publik bahwa ada tugas yang sangat penting.
Budi Ari menjelaskan tentang akun Kaskus ‘Fufufafa’ yang berani tegas tegas bahwa pemilik akun tersebut, Gibran Rakabuming, bukanlah Raka, meski kemudian ia mengetahui saat dipukuli wartawan bahwa ia bukan Raka, dan malah berkunjung ke sini. dan di sana.
“Sampai akhir masa jabatannya, dia belum bisa menyebutkan siapa dalang di balik label ‘Fufufafa’, kalau bukan Gibran,” ujarnya.
Roy Suryo mengklaim bola RUU Fufufa yang kontroversial itu dilempar Buddy Ari ke Mutia Hafid.
Masalahnya sekarang Meutya Hafid selaku Menkominfo berani melanjutkan “bola panas” Budi Ari yang sebelumnya gagal dan tidak bisa mengungkap pemilik akun Fufufafa di Kaskus? kata Roy Suri. kata Meutya Hafid
Meutya Hafid meyakinkan akan meneruskan ‘pekerjaan rumah’ yang dilakukan pemerintahan sebelumnya.
Meutya menjelaskan, beberapa pekerjaan akan terus berlanjut dan menjadi fokus Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) terkait perjudian online, keamanan data, bahkan akses internet.
Meutya mengaku telah berkoordinasi dengan pendahulunya, Budi Ari Sethiadi, dalam peran barunya sebagai Menteri Perhubungan.
“Ini suatu keyakinan dan tindakan yang tidak biasa, fokus kita masih sama dengan menteri sebelumnya. Kita pasti akan melanjutkan perang melawan perjudian online dan kita tidak boleh santai,” kata Mewiya kepada menteri. Kantor Komunikasi dan Komunikasi, Jakarta, Senin (21/10/2024).
Juga tentang komunikasi dan internet yang adil, internet yang adil, keamanan data dan lain-lain, lanjutnya.
Ia menyatakan, kekuasaan yang diberikan Presiden Prabowo Subianto kepadanya merupakan tanggung jawab yang serius dan harus dipertanggungjawabkan.
Hal ini akan terus berubah mengingat perkembangan digital di dalam negeri bahkan global.
Ia juga meminta Kementerian Komunikasi dan Teknologi dapat bekerja sama semaksimal mungkin.
“Tugas kita berat sekali. Sejak zaman Pak Budi Ari sudah sulit, tapi karena rosternya lebih banyak, kawan-kawan Kominfo harus bersiap,” jelas Meutya.
“Dalam pidato Presiden Prabowo kemarin, kata digital berkali-kali disebutkan. Biasanya kata pertahanannya diulang-ulang, tapi kemarin kata digital banyak sekali di pidato pertamanya,” tutupnya.
(geosurvey.co.id/Gilang Putranto, Ismoyo)