Wartawan geosurvey.co.id Rizki Sandi Saputra melaporkan
geosurvey.co.id, JAKARTA – Ketua Umum Partai Buruh Said Iqbal menanggapi persoalan komposisi Menteri Ketenagakerjaan dan Wakil Menteri Ketenagakerjaan RI (Menaker dan Wakil Menteri Ketenagakerjaan) di kabinet Merah Putih pimpinan Prabowo Subianto sebagai Presiden Republik Indonesia.
Menurut Said Iqbal, Menaker dan Wakil Menaker saat ini belum memiliki kapasitas atau pemahaman yang lebih baik terhadap permasalahan ketenagakerjaan Indonesia.
Diketahui, Prabowo Subianto resmi melantik Prof. Yassierli sebagai Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia dan Immanuel Ebenezer alias Noel sebagai Wakil Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia.
“Kalau kita lihat menteri teknis baru yang tidak paham, nol persen, baik Menaker maupun Wamenaker, nol (persen), mereka tidak tahu menahu soal ketenagakerjaan, malah (seharusnya) skeptislah,” kata Iqbal dalam konferensi pers online, Selasa (22/10/2024).
Lebih lanjut Said Iqbal mengatakan, sejatinya Kementerian Ketenagakerjaan RI merupakan satu-satunya lembaga pemerintah yang seharusnya mengetahui secara pasti permasalahan dan kondisi pekerja.
Menurutnya, nasib kaum buruh tidak boleh dipertaruhkan, karena pemimpin yang seharusnya memahami permasalahannya justru tidak memahami permasalahan tersebut.
“Nasib buruh tidak bisa terancam hanya karena mereka sebagai menteri teknis, menteri tenaga kerja, dan wakil menteri tenaga kerja tidak dipahami,” ujarnya.
“Ketika mereka diangkat bekerja, di situlah mereka perlu memahami permasalahan dunia kerja,” lanjutnya.
Selain itu, Said juga fokus pada komposisi Kementerian Koordinator Perekonomian Indonesia.
Menurut dia, beberapa kementerian teknis di bawah Kementerian Koordinator Perekonomian dinilai kurang memenuhi ekspektasi buruh terkait pencabutan Omnibus Law Cipta Kerja.
“Kalau kita lihat betul komposisi kabinet menteri perekonomian, harapannya besar. Menteri perekonomian saat ini, mulai dari menteri koordinator hingga menteri teknis, adalah orang-orang yang mendukung omnibus bill. UU Cipta Kerja, tapi ya kita tidak bisa berhenti bilang, ini soal keberpihakan, kita tunggu saja, tegasnya.