Laporan reporter geosurvey.co.id, Fahdi Fahlevi
geosurvey.co.id, JAKARTA – Ketua Badan Intelijen Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM), Bahlil Lahadalia, Teguh Dartanto membantah tudingan plagiarisme 95 persen dalam skripsi Bahlil.
“Tidak benar kurikulum Bahlil 95 persen mirip dengan kurikulum di UIN Jakarta. Saya cek dua. Yang diserahkan ke SKSG hanya kemiripan 4%, saya cek sendiri pakai Turnitin FEB d’ Hasilnya kemiripan 2%, dan mahasiswa yang cek langganan Turititin kemiripannya 8%,” kata Teguh dalam keterangan tertulis, Senin (21/10/2024).
Selain itu, ia mengatakan Bahlil telah mengajukan permohonan untuk mendapatkan program doktor di Universitas Indonesia (UI).
Bahkan, Teguh mengaku menyarankan agar Bahlil mendapatkan gelar PhD bidang penelitian di SKSG UI.
“Bahlil memenuhi syarat untuk mendaftar doktor di SKSG UI karena ia lulus dengan gelar Magister Ilmu Ekonomi dari UNCEN pada tahun 2009. Saya melihat ijazahnya diperiksa di program SKSG UI,” kata Teguh.
Informasi di PDDIKTI tentang BL yang dianggap mengundurkan diri tidak benar. Bahlil telah menyelesaikan empat semester, sesuai dengan instruksi Kepala Sekolah No.
Teguh juga menyoroti isu majalah destruktif yang menyerang Bahlil.
Dikatakannya, Bahlil memenuhi syarat tiga penerbitan, yaitu surat kabar ternama internasional, surat kabar SINTA 2, dan proses yang dapat diedit di surat kabar SINTA 2.
“Pemberitaan jurnal perusak Juli 2024 sudah diselesaikan SKSG mulai April-April 2024. Bahlil harus menulis di jurnal lain untuk soal akhir. Tidak benar Bahlil menyelesaikan dokumen perusakan itu,” ujarnya.
Sementara itu, Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Maila Dinia Husni Rahiem juga membantah jika kurikulum yang diterapkan Bahlil mirip dengan kurikulum mahasiswa UIN Jakarta.
Maila mengatakan nilai Turnitin sebesar 95% tidak benar.
Menurut Maila, sebenarnya temuan dari Turnitin hadir dengan hasil kesamaan sebesar 13%.
“Keaslian skripsi Pak Bahlil kami cek melalui akun Turnitin sekolah dan memiliki hasil kemiripan sebesar 13%. Namun dokumen tersebut tidak langsung dihapus dan disimpan di database Turnitin kampus,” kata Maila.
Sementara itu, salah satu penguji Bahlil yaitu Prof. Dr. Arif Satria mengaku meminta dan ingin menjadi auditor.
Ketertarikan Arif karena ia yakin Universitas Indonesia sebagai universitas yang diakui pasti akan menjaga reputasinya dengan sistem penjaminan mutu yang kuat.
“Saya selalu bekerja sebagai penguji PhD di UI dan untuk memasuki proses promosi, saya melalui tahapan yang panjang dan berat. Hal ini juga disampaikan oleh ketua proses kepada promotor, promotor dan penguji sebelum acara dimulai, bahwa Proses Promosi Pak Bahlil sudah sesuai dengan peraturan yang ada di UI,” tutupnya.