geosurvey.co.id, JAKARTA – Pembangunan bendungan yang dilakukan pada masa 10 tahun pemerintahan Jokowi berdampak pada warga sekitar.
Salah satunya adalah Bendungan Pammukulu yang berada di wilayah administratif Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan. Diresmikan pada 5 Juli 2024 oleh Presiden Jokowi, bendungan ini menelan biaya 1,6 triliun.
Setidaknya warga Kale Ko’mara akan merasakan manfaat jalan yang lebih mudah setelah bendungan dibangun. Sebelum pembangunan bendungan Jalan di desa Kale Ko’mara rusak parah. Jalan di sana selain rusak juga berbahaya. Medan jalannya menurun dan menanjak. Dan masih banyak tikungan tajam.
Pembangunan Bendungan Perbaikan Prasarana Jalan Aspal hitam halus dan beton padat kuat membentang di sepanjang ruas jalan yang sebelumnya rusak.
“Pembangunan bendungan ini telah memperbaiki jalan bagi masyarakat yang keluar dari desanya,” kata Harullah (42), salah satu tokoh masyarakat.
Dampak kedua adalah adanya uang sebagai kompensasi pembelian tanah. Daerah Bendungan Pammukulu Awalnya sebagian besar berupa rawa-rawa dan lahan pertanian. Kompensasi yang diterima warga atas pembelian tanah bervariasi. Mulai dari puluhan juta hingga miliaran rupee.
“Banyak masyarakat yang membeli sepeda motor dan mobil setelah pembelian tanah. Perekonomian membaik,” kata Harullah.
Dampak ketiga adalah pariwisata. Bendungan Pammukulu kini menjadi objek wisata yang banyak dikunjungi wisatawan baik dari dalam maupun luar kota Takalar. “Hampir setiap hari ada wisatawan yang datang ke sini. Ada yang pergi ke gym dan jogging,” kata Harullah.
Kehadiran wisatawan mempengaruhi pendapatan pedagang kaki lima di sekitar bendungan.
“Alhamdulillah saya punya penghasilan, bagus sekali,” kata Kamaria Dg Singara (54), seorang pedagang kaki lima. Hal lainnya adalah kesempatan kerja.
“Sembilan puluh persennya adalah penduduk lokal,” ujarnya lagi.
Hal senada juga diungkapkan Busari, warga Desa Wadas. Hal ini diimbangi dengan keuntungan pembelian tanah untuk proyek Bendungan Bener. Di Purworejo, Jawa Tengah, ia mengaku membeli dua mobil, satu sepeda motor, satu rumah, dan lima bidang tanah. “Saya tidak kecewa sama sekali Polsange (senang sekali),” kata Busri yang berlokasi di Kabupaten Konawe. Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki kapasitas penyimpanan sebesar 88 juta meter kubik (H2O).
Bendungan Bener merupakan proyek bendungan batu yang terletak di Desa Guntur, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Ini adalah bendungan tertinggi di Asia Tenggara. Memiliki struktur bendungan setinggi 156 meter.
Bendungan ini mempunyai daya tampung air sebesar 100,94 juta meter kubik. dan danau seluas 690 hektar.
Sebagian besar warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo langsung menjadi kaya setelah mendapat ganti rugi atas tanahnya. Waliyah (45), warga Dusun Randuparang, Desa Wadas, dll, berencana menunaikan ibadah haji Plus setelah mendapat santunan nanti.
“Langkah saya adalah untuk mempermudah pendaftaran Haji Plus. Ayo cepat berangkat,” ujarnya.
Di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), pemerintah membangun Bendungan Temef. Diresmikan Presiden Jokowi pada 2 Oktober 2024, pembangunan Bendungan Temef dimulai pada tahun 2017 dengan total biaya Rp2,7 triliun. Luas kolamnya mencapai 298 hektar dan mampu menampung air sebanyak 45 juta meter kubik. Bendungan ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi para petani. Secara spesifik, proyek ini mengairi 4.200 hektar lahan pertanian di wilayah tersebut.
Secara khusus, Yohanes Rusae, Kepala Desa Oeperigi, Kecamatan Noemuti, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Presiden saat menghadiri peresmian bendungan Temef.
“Kami dengan tulus berterima kasih kepada Presiden karena telah menjaga kami,” katanya.
Ia mengaku puas dengan pembangunan Bendungan Temev. Pasalnya, masyarakat Desa Oeperigi akan merasakan manfaat yang sangat besar. Pembangunan bendungan juga akan mencegah banjir yang terjadi di Kabupaten TTU dan Kabupaten Malaka. Selain itu, bendungan ini juga akan melayani kebutuhan air baku dan irigasi.
“Saya dan masyarakat sangat senang karena ke depan kami masyarakat di daerah perbatasan antara kabupaten TTS dan TTU yang kekurangan air pasti puas dengan perkembangan ke depan,” ujarnya.
Menurutnya, selama ini mereka menghadapi permasalahan serius terkait air bersih. Masyarakat harus berjalan kaki sejauh 2 kilometer untuk mendapatkan air bersih. Yohanes mengatakan, wilayah Desa Oeperigi kerap terdampak banjir. Sawah hanya bisa ditanami pada musim kemarau.
Biasanya masyarakat mulai mematangkan sawah pada bulan April. Sebab, saat musim hujan sering terjadi banjir yang menggenangi persawahan warga.
Pembangunan infrastruktur sangatlah penting. Hal ini merupakan prasyarat bagi negara-negara maju untuk mengejar pertumbuhan ekonomi. Termasuk Indonesia. Hal tersebut dinilai menjadi landasan atau landasan yang sangat penting dalam persiapan Indonesia Emas 2045.
Hal itu diungkapkan Juru Bicara Kementerian Pekerjaan Umum dan Konstruksi (PUPR) Endra Atmawidjaja.
“Bahwa Presiden Joko Widodo menetapkannya dan yang pasti, berkat presiden sebelumnya, presiden berikutnya akan meneruskannya. itu landasan negara menuju Indonesia emas 2045. Kalau dilihat dari apa yang kita lakukan sebenarnya bukan karena nekat,” ujarnya Senin (9/02/2024).
“Bukan tugas kita untuk mengejar ambisi besar. Namun di awal rapat Kabinet tahun 2014, yang sebenarnya kita lakukan untuk membangun infrastruktur adalah mengejar ketertinggalan. Oleh karena itu, nampaknya kita telah banyak mencipta, namun kenyataannya kita belum cukup mencipta. Kita bandingkan dengan negara maju lainnya. “Kami telah menciptakan banyak hal tetapi itu tidak cukup. Kita bisa tergolong negara maju,” lanjutnya.
Endra menegaskan Indonesia masih perlu membangun lebih banyak infrastruktur. Ia mencontohkan cara mengatasi ketahanan pangan dan ketahanan air pada periode 2014-2014-2024. Sejauh ini sudah terbangun 61 bendungan dan 45 selesai dibangun, yang terbaru adalah Bendungan Leuwikeris di Tasikmalaya. Provinsi Jawa Barat dan Margatiga di Provinsi Lampung.
Bendungan Leuwikeris di Provinsi Jawa Barat menghabiskan biaya besar dan pembangunannya memakan waktu delapan tahun. Presiden Jokowi pada peresmian Bendungan Leuwikeris tanggal 29 Agustus 2004 menggambarkan air sebagai sumber kehidupan. Air juga merupakan simbol keseimbangan. Jika tidak dikelola dengan baik, hal ini bisa menjadi bencana.
Bendungan Leuwickeris dapat menyediakan lahan pertanian, air baku dan pembangkit listrik.
“Bendungan Leuwikeris dibangun tahun 2016 dalam waktu 8 tahun dengan biaya 3,5 triliun, dari 44 bendungan yang kami luncurkan. Bendungan ini biayanya lebih mahal,” kata Jokowi.
Sedangkan Bendungan Margatiga di Provinsi Lampung dibangun pada tahun 2017 dan diresmikan oleh Presiden Jokowi pada 26 Agustus 2024. Pembangunan Bendungan Margatiga menelan biaya Rp 846 miliar. Bendungan ini memiliki luas kolam 2.313 hektar dan daya tampung air 42 juta meter kubik.
Ditambahkan Juru Bicara Kementerian Pekerjaan Umum dan Konstruksi (PUPR), Endra Atmawidjaja, akan dibangun jaringan irigasi seluas 1 juta hektar.
Selain itu, kami telah memulihkan 4 juta hektar jaringan irigasi yang ada untuk memastikan hanya 10% sawah petani yang tercakup. Jumlah ini hanya mewakili sekitar 7,3 juta hektar lahan irigasi. Dan masih berupa sawah yang menerima hujan.
“Kita juga perlu membangun jaringan irigasi besar yang dapat digunakan di dasar bendungan. “Bagi yang sudah mempunyai tempat penyimpanan, pembangunan sistem irigasi akan terus kami lanjutkan. Hal ini untuk memastikan sawah mendapat pasokan air sepanjang tahun,” ujarnya.
“Tidak perlu lagi bergantung pada sawah tadah hujan. Dengan menambah 60 bendungan, kita hanya bisa meningkatkannya menjadi 19%. Artinya 80% sawah kita masih merupakan sawah tadah hujan,” tegas Endar.