Demikian dilansir jurnalis geosurvey.co.id Rina Ayu
geosurvey.co.id, JAKARTA – Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan, proyeksi kebutuhan talenta digital diperkirakan meningkat dari 1,2 juta pada tahun 2025 menjadi 2022 juta.
Sayangnya, kebutuhan akan talenta digital belum diimbangi dengan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten.
Konsultan SDM Fiarni Pamuntjak menjelaskan, terdapat berbagai tantangan dalam merekrut talenta di industri teknologi.
Antara lain, kurangnya keterampilan mendasar di dunia TI, pekerja baru yang tidak memenuhi kriteria dan tantangan perusahaan, serta tidak liniernya persyaratan pendidikan dan pekerjaan.
“Dengan kemajuan teknologi, kebutuhan akan tenaga kerja di dunia teknologi tetap tinggi. “Namun para pekerja masih perlu beradaptasi dan meningkatkan keterampilannya agar dapat beradaptasi dengan dunia kerja,” jelas Fiarni dalam webinar baru-baru ini.
Ia menambahkan, saat ini terdapat lima tren klaster yang paling banyak dicari perusahaan, mulai dari pengembang, keamanan siber, infrastruktur digital, analis data, dan konsultan IT.
Oleh karena itu, calon pekerja perlu menguasai algoritma, bahasa pemrograman, serta soft skill atau non teknis.
Menurutnya, di era kemajuan teknologi saat ini, soft skill sangat dibutuhkan.
Soft skill tidak bisa dipenuhi oleh teknologi, sehingga kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah, berkolaborasi dan berkomunikasi sangat dibutuhkan generasi muda saat ini agar mampu bersaing memasuki dunia kerja di era digital.
“Hal-hal tersebut perlu ditekankan guna mempersiapkan diri memasuki dunia kerja dalam lingkungan teknologi dan informasi yang maju,” ujarnya.
Dalam webinar tersebut Fiarni menekankan pentingnya mempelajari bahasa asing.
Bahasa asing khususnya bahasa Inggris merupakan salah satu keterampilan yang diperlukan untuk bersaing dengan kebutuhan global dan era digital saat ini.
“Hampir semua pekerjaan memerlukan bahasa Inggris. “Selain itu, jika calon pekerja ingin bekerja di perusahaan multinasional, mereka harus menguasai bahasa Inggris,” ujarnya.
Fiarni menambahkan, menguasai bahasa Inggris membuka peluang baru bagi mereka yang mencari pekerjaan baru dan profesional.
Mereka yang menguasai bahasa Inggris dengan baik memiliki peluang besar untuk mendapatkan pekerjaan.
Hal senada juga diungkapkan Stephanie Jakop, Direktur Pemasaran EF Efekta English for Indonesia.
Menurutnya, penguasaan bahasa Inggris merupakan bagian dari peningkatan keterampilan profesional di era digital.
“Peningkatan keterampilan ini tidak hanya membuka peluang kerja baru, tetapi juga memperluas jaringan profesional mereka secara global. “Tidak seperti institusi lain yang menawarkan jadwal tetap dan kelas terdaftar, kami memiliki ruang kelas yang fleksibel, tersedia 24/7, dan dikelola 24 jam sehari oleh guru bersertifikat,” kata Stephanie.