Laporan reporter geosurvey.co.id Ismoyo
geosurvey.co.id, JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) tengah menyiapkan strategi untuk mendukung implementasi program 3 juta rumah per tahun yang dicanangkan pemerintahan baru di bawah Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Direktur BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan, pihaknya sebagai pemain utama pembiayaan perumahan bersubsidi nasional terus melakukan diskusi intens dengan Satgas Perumahan Pemerintahan Prabowo Subianto.
Pembahasan ini berkaitan dengan strategi yang menyasar ekosistem perumahan nasional dari hulu hingga hilir, baik dari sisi suplai maupun sisi permintaan.
“Sebagai mitra peserta program, BTN akan membantu membentuk strategi agar pemerintah dapat mencapai tujuan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih tinggi,” kata Nixon dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (13/10/2024). ). ).
Melatarbelakangi usulan strategi BTN tersebut, Nixon menjelaskan permasalahan real estate bukan hanya soal pembiayaan.
Namun, hal ini juga memastikan sisi penawaran dan permintaan dapat saling bertemu dan melengkapi.
Dalam hal ini sisi penawaran adalah produksi dan ketersediaan perumahan dan lahan, sedangkan sisi permintaan berkaitan dengan kebutuhan dan kemampuan konsumen atau pengguna akhir.
Dari sisi penawaran, jelas Nixon, BTN mendukung dengan memberikan pembiayaan kepada pengembang dalam bentuk kredit konstruksi, baik tanah maupun rumah bertingkat (rumah vertikal).
Sementara dari sisi permintaan, BTN menyalurkan kredit kepada nasabah, baik untuk membeli rumah, membangun rumah di atas lahan yang sudah ada, maupun merenovasi rumah.
“Jadi kalau masyarakat di desa misalnya punya rumah tapi tidak layak huni, BTN punya dana untuk merenovasinya,” jelas Nixon.
Sebagai bagian dari sektor perumahan yang lebih luas, kata Nixon, BTN juga memberikan masukan kepada Pokja Perumahan mengenai rencana yang sama agar pemerintah dapat melaksanakan program tersebut.
Dari sisi penawaran, BTN menyatakan beberapa permasalahan di bidang tata ruang dan sertifikasi tanah dan perumahan sudah teratasi terlebih dahulu karena terkait dengan berbagai institusi dan tumpang tindih peraturan.
Sementara dari sisi permintaan, masyarakat harus terus diberikan edukasi bahwa memiliki rumah tidak selalu berupa sebidang tanah, tetapi juga tempat tinggal vertikal.
Selain itu, dari sisi permintaan, BTN juga mengusulkan program pendanaan subsidi baru kepada Satgas Perumahan agar subsidi lebih tepat sasaran, efektif dan tidak membebani keuangan negara.
Penyesuaian rezim subsidi dikelompokkan berdasarkan desil pendapatan (tingkat kesejahteraan) untuk masyarakat berpendapatan rendah (MBR) dan masyarakat bergantung pada pendapatan (MBT).
Berdasarkan rencana pemerintahan Prabowo, program 3 juta rumah terdiri dari pembangunan dua juta rumah di pedesaan dan satu juta unit apartemen di kota besar.
Pemerintahan Prabowo memprioritaskan pembangunan perumahan di pedesaan karena proyek perumahan akan meningkatkan perekonomian di pedesaan dan menyerap tenaga kerja lokal.
Sementara itu, Anggota Satgas Perumahan Pemerintah Kubu Prabowo Subianto, Bonny Z. Minang, mengatakan program rumah 3 juta ini menyimpang dari visi pemerintah baru yang ingin menaikkan pertumbuhan ekonomi dari saat ini 5 persen menjadi minimal 8 persen.
Program ini dilaksanakan dengan menggerakkan perekonomian pedesaan, melalui pembangunan rumah di pedesaan.
“Kami melihat program perumahan untuk mengurangi kemiskinan sebagai pendorong pertumbuhan yang paling efektif,” jelas Bonny.
“Selama ini subsidi BBM dinikmati oleh masyarakat kaya, sedangkan masyarakat miskin seharusnya bisa menikmati subsidi dalam bentuk perumahan yang terjangkau dan berkelanjutan,” ujarnya.