geosurvey.co.id – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden diduga menuduh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai “pembohong”.
Biden berbicara setelah Pasukan Pertahanan Israel (IDF) merebut kota Rafah di Jalur Gaza pada Mei lalu.
Mengutip The Times of Israel, hal tersebut diungkapkan jurnalis Amerika Bob Woodward dalam buku terbarunya, The War, yang akan terbit pada 15 Oktober.
Woodward adalah jurnalis terkenal yang merupakan bagian dari tim investigasi yang mengungkap skandal Watergate pada tahun 1972.
Perang ditulis berdasarkan ratusan jam wawancara langsung.
Buku ini mencakup momen-momen penting dalam pemerintahan Biden, termasuk penarikan pasukan AS dari Afghanistan, konfrontasi dengan Rusia terkait Ukraina, dan perselisihan Biden dengan Netanyahu terkait perang di Gaza.
Biden bertanya kepada Netanyahu melalui panggilan telepon pada bulan April. – Apa strategimu? Biden bertanya.
Netanyahu kemudian mengatakan bahwa Israel harus memasuki Rafah, yang berada di dekat perbatasan Gaza-Mesir. Menurut IDF, Rafah adalah benteng terakhir Hamas di Gaza.
“Bibi (julukan Netanyahu), Anda tidak punya strategi,” jawab Biden. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. (X/@JoeBiden)
Biden juga mengatakan bahwa Netanyahu tidak peduli dengan masalah Hamas dan hanya peduli pada dirinya sendiri.
Amerika Serikat, yang dipimpin Biden, telah berulang kali memperingatkan Israel untuk tidak menduduki Rafah.
Setelah pasukan Israel pindah ke Rafah, Biden menyebut Netanyahu sebagai “pembohong besar”.
“Dia orang jahat,” kata Biden, menurut Woodward.
“Dia anak nakal.”
Politico adalah media pertama yang melaporkan bahwa Biden menggunakan hinaan tersebut untuk merujuk pada Netanyahu pada bulan Februari. Namun kantor Biden atau Gedung Putih langsung membantahnya.
Pada bulan April, Israel membunuh dua jenderal Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) di kedutaan Iran di Damaskus, Suriah.
Iran kemudian merespons dengan meluncurkan serangkaian rudal dan drone ke Israel.
Setelah AS dan sekutu Israel lainnya membantu mengusir roket tersebut, Biden mendesak Netanyahu untuk tidak berubah.
Menurut buku terbaru Woodward, Biden yakin serangan balik Israel terhadap Iran sukses.
“Saya paham dia akan melakukan sesuatu, tapi saya membatasinya dengan mengatakan, ‘Jangan lakukan apa pun,'” kata Biden kepada para penasihatnya.
Sementara itu, Israel membunuh seorang komandan senior Hizbullah bernama Fuad Shukra dalam serangan di Beirut pada bulan Juli. Biden mengkritik serangan udara Israel.
“Bibi, ada apa?” Biden berkata dalam wawancara selanjutnya.
“Anda tahu bahwa persepsi Israel di seluruh dunia, bahwa Israel adalah negara nakal, penipu, semakin berkembang.
Dalam buku tersebut, Woodward juga menulis tentang penghinaan yang dilakukan Biden kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.
“Persetan dengan Putin,” kata Biden kepada para penasihatnya di Gedung Putih setelah Rusia menginvasi Ukraina.
“Putin itu buruk. Kita sedang berhadapan dengan penjelmaan kejahatan.”
Woodward mengatakan tim keamanan nasional Biden pernah meyakini ada kemungkinan 50 persen Putin akan menggunakan senjata nuklir di Ukraina. Dibandingkan perhitungan sebelumnya, jumlah ini mengalami peningkatan. Vladimir Putin (RIA Novosti / kremlin.ru) mengungkap pertemuan Blinken dan Salman
Buku tersebut juga mengungkap pertemuan antara Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman mengenai wacana normalisasi hubungan Saudi dengan Israel.
Blinken mempertanyakan apakah Arab Saudi masih menginginkan negara Palestina sebagai syarat normalisasi.
“Apakah aku mencintainya?” bin Salman bertanya.
“Itu sebenarnya tidak masalah. Apakah saya membutuhkannya? Tentu saja.”
(Tribunnews/Februari)