Laporan dari reporter geosurvey.co.id Rina Ayu
geosurvey.co.id, JAKARTA – Ketua Persatuan Dokter Spesialis Kedokteran Kerja Indonesia (PERDOKI) Dr. Dr mengetahuinya Astrid B. Sulistomo, MPH, SpOK, Subsp.BioKo(K), bahwa vaksinasi demam berdarah dengue (DBD) dianjurkan bagi para pekerja.
Data ini menunjukkan kasus DBD terbanyak terjadi pada kelompok usia produktif, 15 hingga 44 tahun.
Sebagian besar kelompok ini tidak hanya aktif tetapi juga menjadi pilar keluarga dan komunitas mereka.
“Demam berdarah seringkali menimbulkan tekanan fisik dan emosional bagi orang yang tertular, sehingga mempengaruhi kualitas hidup pasien dan keluarga yang menyertainya,” ujarnya di Jakarta, Kamis (21/11/2024).
Kata Dr. Astrid bahwa seseorang bisa tertular DBD beberapa kali.
Keempat serotipe virus dengue dapat menginfeksi seseorang berkali-kali, dan infeksi selanjutnya seringkali lebih parah.
Sebagian besar tempat kerja memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi demam berdarah.
Mengingat pentingnya peran perlindungan menyeluruh, vaksinasi demam berdarah adalah salah satunya.
“Kami merekomendasikan (vaksin DBD) kepada mereka yang bekerja di daerah endemis atau bepergian ke daerah endemis, mereka yang bekerja di bidang pertanian, perkebunan, kehutanan, dan lokasi konstruksi,” jelasnya.
Selain itu, Persatuan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) merekomendasikan penggunaannya untuk orang dewasa berusia 19-45 tahun, serta Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) untuk anak usia 6-18 tahun.
Terlepas dari usia reproduksinya, setiap orang berisiko tertular virus demam berdarah, tanpa memandang usia, gaya hidup, dan lokasinya.
Demam berdarah memang mengancam jiwa, namun juga menimbulkan beban besar bagi pasien, keluarga mereka, perusahaan dan negara.
Menanggapi ancaman penyakit demam berdarah, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), PT Bio Farma, dan PT Takeda Obat Inovatif didukung oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), Kementerian Sumber Daya Manusia. Negara Republik Indonesia (Kemnaker RI) dan Persatuan Dokter Okupasi Indonesia (PERDOKI) meluncurkan kampanye “Sinergi Aksi Perusahaan Melawan Demam Berdarah Dengue” (SIAP).
Langkah ini dirancang untuk memfasilitasi kolaborasi antara sektor publik dan swasta untuk melindungi pekerja dan keluarga mereka dari risiko penyakit.
Sementara itu, profesional keuangan dan praktisi investasi dan gaya hidup sehat Adrian Maulana mengatakan kesehatan adalah investasi terbaik untuk diri sendiri dan keluarga.
Karena banyak sekali hal yang bisa dilakukan saat sehat.
“Penyakit seperti demam berdarah bisa berdampak besar. Kita tidak bisa bekerja sebanyak itu ketika kita sakit, sehingga bisa membahayakan pendapatan dan kesejahteraan keluarga. Selain itu, biaya pengobatan yang tinggi bisa memberikan tekanan pada keuangan, terutama jika kita tidak punya uang. asuransi kesehatan yang cukup,” kata Adrian.
Wakil Ketua Komite Kesehatan dan Penyakit Menular, Dr. Menurut Michael Rampangiley, kesehatan karyawan merupakan salah satu aset utama perusahaan dan kesejahteraannya merupakan hak yang harus dipenuhi.
Pencegahan penyakit seperti demam berdarah tidak hanya menjaga kesejahteraan individu, namun juga menjamin produktivitas dan kondisi kerja yang baik.
Oleh karena itu, KADIN memastikan adanya pencegahan penyakit seperti DBD di tempat kerja.
“Melalui kampanye anti demam berdarah SIAP, kami, Pemerintah, Takeda dan mitra lainnya mendorong perusahaan untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap demam berdarah. Karena ketika karyawan merasa aman dan terlindungi dari risiko penyakit, mereka dapat berkontribusi secara efisien,” harapnya.