Reporter geosurvey.co.id Namira Unia melaporkan
geosurvey.co.id, TOKYO – CEO Toyota Motor Akio Toyoda meminta dunia bersiap menghadapi PHK besar-besaran atau PHK massal di industri teknologi mesin akibat peralihan total dari kendaraan diesel ke kendaraan listrik (EV).
“Transisi total ke kendaraan listrik dapat mengakibatkan hilangnya pekerjaan bagi mereka yang bekerja,” kata Akio Toyoda, Kamis (10/10/2024).
Setidaknya 5,5 juta orang yang bekerja di sektor otomotif Jepang akan terkena dampaknya, katanya.
Kekhawatiran tersebut diungkapkan CEO Toyota setelah industri otomotif mulai berlomba mempercepat transisi ke produksi kendaraan listrik.
Perubahan ini disebabkan karena kendaraan listrik dinilai ramah lingkungan karena tidak menghasilkan emisi gas buang seperti CO2 dan NOx yang umumnya dihasilkan oleh kendaraan berbahan bakar fosil.
Inilah sebabnya mengapa para pembuat mobil global terkemuka berlomba untuk meningkatkan produksi kendaraan listrik guna mengurangi emisi dan mencapai tujuan “nol emisi” pada tahun 2060.
Januari lalu, penjualan kendaraan listrik menguasai 30 persen pasar kendaraan global, dan sisanya didominasi oleh kendaraan hibrida, sel bahan bakar hidrogen, dan kendaraan berbahan bakar minyak.
Toyoda memperkirakan akan terjadi peningkatan PHK di tengah meningkatnya permintaan mobil listrik. Toyoda mengatakan produsen mobilnya akan lebih berhati-hati dalam pendekatannya terhadap kendaraan listrik dibandingkan produsen lain.
Selain untuk mencegah PHK massal, hal tersebut juga dilakukan untuk mendongkrak penjualan mobil yang saat ini mengalami tekanan akibat melambatnya penjualan kendaraan listrik global.
Konsumen Amerika mulai beralih ke kendaraan hibrida yang lebih terjangkau dibandingkan jenis kendaraan listrik.
Sekadar informasi, pada awal Oktober lalu, raksasa otomotif asal Jepang, Toyota Motor, diketahui akan menghentikan produksi kendaraan listrik (EV) di pabrik utamanya di negara bagian Kentucky, Amerika Utara, hingga paruh pertama tahun 2026.
“Kami selalu mengatakan hal itu akan terjadi pada akhir tahun 2025, akan terjadi pada tahun 2026, dan akan terjadi pada tahun 2026,” kata juru bicara Toyota, Scott Wasin.
Ini adalah penundaan pertama yang diketahui bagi produsen mobil Jepang di Amerika Utara.
Tidak hanya produksinya yang tertunda, produsen mobil Jepang itu juga akan membatalkan rencana memproduksi SUV listrik baru dengan merek mewah Lexus di Amerika Utara pada tahun 2030.
Sebaliknya, produksi SUV listrik akan dialihkan dari Jepang ke pasar. Toyota juga akan mempertimbangkan dengan cermat untuk memperkenalkan 10 model kendaraan listrik baru di seluruh dunia pada tahun 2026.