geosurvey.co.id — Pasukan Rusia terus bergerak maju di wilayah Pokrovsky dan mengancam Pokrovsk, benteng terbesar di wilayah Donetsk.
Dalam pertempuran 24 jam terakhir, diketahui pasukan Vladimir Putin berhasil menguasai wilayah desa Kurakhove Hirnyk, distrik Pokrovsky.
Menurut Ukrainska Pravda, sumber berita publik Ukraina, kota Hirnyk, yang sebelumnya berpenduduk sekitar 10.000 jiwa, telah sepenuhnya dikuasai oleh pasukan Moskow.
Departemen Luar Negeri melaporkan bahwa menara televisi setinggi 190 kaki yang dimaksudkan untuk menyiarkan program televisi Ukraina kini dikendalikan oleh Rusia.
Staf Umum tentara Ukraina melaporkan bahwa pertempuran sengit terjadi di poros Pokrovsk.
Rusia sepertinya ingin menguasai kota Pokrovsky, ibu kota wilayah Pokrovsky. Kota ini adalah kota yang paling dibentengi di Ukraina barat dan berfungsi sebagai pusat logistik dan logistik bagi tentara Kiev.
“Sejauh ini, 142 pertempuran telah terjadi. Titik panas terbanyak saat ini berada di distrik Pokrovsk dan Kurakhovo. Musuh juga aktif di distrik Kupiansk, Lyman dan Vremivka,” lapor Staf Umum Angkatan Bersenjata. dari Ukraina. .
Dikutip dari Ukrinform, sejak Minggu (27/10/2024), Rusia telah mencoba sebanyak 27 kali menerobos garis keamanan di wilayah Pokrovsk wilayah Myroliubivka, Promin, Krutyi Yar, Vyshneve dan Selydove.
“Para pembela Ukraina telah berhasil menangkis serangan musuh,” kata Ukraina.
Pada saat yang sama, di wilayah Kurakhov, terjadi 36 serangan musuh terhadap posisi Ukraina.
Musuh paling aktif di wilayah Novoselydivka, Novodmytrivka, Kurakhivka, Maksymilianivka, Antonivka, Kurakhove dan Katerynivka, di mana tentara Ukraina telah mengalahkan 32 serangan dan empat bentrokan masih berlangsung.
Secara total, Staf Umum melaporkan bahwa musuh menembakkan satu rudal dan 66 rudal ke Ukraina.
Selain itu, 140 bom udara diluncurkan bersama dengan 762 drone kamikaze. Sebanyak 3.500 serangan bersenjata dilakukan terhadap posisi dan markas tentara Ukraina.
Ukraina menyatakan dapat menarik 100 tentara Rusia. Setidaknya 189 tentara Rusia berada di garis depan pada 27 Oktober 2024 dan 80 orang tewas.
Selain itu, satu tank, tiga kendaraan, dan tiga senjata Rusia hancur. Empat kendaraan lapis baja rusak dalam serangan tank terhadap kendaraan pendukung.