geosurvey.co.id – Terpilihnya Donald Trump sebagai presiden baru mengancam perubahan kebijakan perang Amerika.
Peningkatan bantuan militer yang dimulai ketika Presiden Joe Biden menjabat juga terhenti.
Pasalnya, Donald Trump menyatakan akan berusaha mengakhiri perang dalam waktu 24 jam.
Hal ini bisa berarti Trump akan menghentikan bantuan militer ke Ukraina setelah ia resmi menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat.
Namun, Ukraina dapat yakin karena Korea Selatan dilaporkan telah menawarkan pengiriman senjata ke Kiev.
Korea Selatan sejauh ini tetap netral dalam perang di Eropa Timur
Namun, sikap Korea Utara yang mengirimkan ribuan tentara ke Rusia bisa mengubah pendirian Seoul.
Penasihat Presiden Korea Selatan Yoon Seok-yeol menyarankan agar dia mengubah kebijakan netralitasnya.
Bloomberg mengutip dua pejabat Korea Selatan yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa Seoul sedang mempertimbangkan kembali pendiriannya setelah kemenangan Trump dan berharap Washington akan mengubah pendekatannya terhadap konflik di Ukraina di bawah pemerintahannya.
Pihak berwenang saat ini menilai kemungkinan pengiriman senjata rendah.
Kantor kepresidenan mengatakan akan “berkonsultasi erat dengan sekutu dan mitra kami” mengenai kebijakan.
Moskow dan Pyongyang menyetujui perjanjian bilateral yang mencakup ketentuan bantuan militer dalam menanggapi agresi asing. Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya mengatakan bahwa cara kedua negara memenuhi kewajiban bersama adalah urusan mereka sendiri.
Kyiv Independent mengatakan jika Korea Selatan mengirimkan senjata, Presiden Ukraina Zelensky akan menerimanya dengan tangan terbuka.
Zelensky mengatakan mempersenjatai militer Kiev akan bermanfaat bagi Korea Selatan.
Dia mengatakan Seoul dapat menguji kualitas senjatanya melalui pertempuran nyata dengan pasukan Korea Utara.
Zelensky juga mengatakan Seoul akan membutuhkan sekutu jika Korea Utara melancarkan serangan.
Pentagon memperkirakan hingga 12.000 tentara Korea Utara telah dikirim ke Rusia untuk pelatihan dan mungkin digunakan melawan pasukan Ukraina di wilayah Kursk.