geosurvey.co.id – Natalius Pigai, S.I.P., merupakan Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) pada era Kabinet Merah Putih Presiden Prabowo Subianto.
Natalius Pigai lahir pada tanggal 25 Juni 1975 di Paniai, Papua Tengah.
Nama Natalius Pigai dikenal sebagai seorang aktivis di Indonesia.
Natalius Pigai adalah aktivis asal Papua.
Pria kelahiran Pania ini merupakan lulusan Sekolah Pengembangan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta (STPMD “APMD”) seperti dikutip dari Tribunnewswiki.
Menteri Hak Asasi Manusia era Kabinet Merah Putih merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bertugas selama 15 tahun di Kementerian Tenaga Kerja dan Migrasi RI di bawah kepemimpinan Al Hilal Hamdi dan Jacob Nuwa Wea. pada tahun 1999.-2004.
Beliau menjabat sebagai staf khusus menteri di Kementerian Tenaga Kerja dan Migrasi Republik Indonesia.
Natalius Pigai juga tercatat sebagai anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) periode 2012-2017.
Yang mengejutkan, Natalius Pigai pernah menjadi penjaga parkir di Kementerian Migrasi RI. Pendidikan
Natalius Pigai merupakan lulusan Sat Community Government College di Yogyakarta.
Di sana, Natalius Pigai mendapat gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan (S.I.P.), mengutip Kompas.com.
Pada tahun 2003, beliau belajar ilmu statistika di Universitas Indonesia, dan pada tahun 2005 melanjutkan studi sebagai peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Pigai juga menyelesaikan studi kepemimpinan di Institut Administrasi Publik pada tahun 2010-2011.
– Sekolah Tinggi Pengembangan Masyarakat Desa “APMD” (STPMD “APMD”) Yogyakarta (1999)
– Pendidikan Statistika Universitas Indonesia (2004)
– Pendidikan peneliti di LIPI (2005)
– Kursus kepemimpinan di LAN (2010 – 2011) Riwayat karir
– Ketua Persatuan Mahasiswa Papua Internasional (AMP) (1997 – 2000)
– Pegawai Yayasan Cindelaras/YACITRA (1998)
– presiden Institut Studi Renaisans (1998 – 2000)
– Pegawai Yayasan Sejati (1999 – 2002)
– Staf Khusus Menteri Tenaga Kerja dan Migrasi/Menakertrans (1999 – 2004)
– Anggota Komnas HAM RI (2012 – 2017) Karya
– Anak Indonesia yang dieksploitasi: status kewarganegaraan anak TKI di Malaysia
– Pekerja penyandang cacat
– Perkembangan nasionalisme dan sejarah konflik Papua
– Aset migrasi tenaga kerja internasional
Dikutip dari TribunTimur, berikut harta kekayaan Natalius Pigai, Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) RI di Kabinet Merah Putih pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran).
Seperti diketahui, Natalius Pigai resmi dilantik hari ini di Istana Negara Jakarta, Senin (21/10/2024).
Harta kekayaan Natalius Pigai tercatat dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang dilaporkan pada 9 Juli 2019.
Harta kekayaannya diungkapkan Pigai saat menjadi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Total, Pigai diketahui memiliki harta lebih dari Rp 4 miliar.
Berikut rincian lengkap harta kekayaan Natalius Pigai:
A. TANAH DAN BANGUNAN Rp 0
B. PERALATAN DAN MESIN ANGKUTAN Rp 300.000.000
1. MOBIL, CRV JEEP Tahun 2011, HASIL SENDIRI 300.000.000
C. PROPERTI SELULER LAINNYA Rp.70.000.000
D. SURAT KEAMANAN Rp.2.000.000.000
Baca juga: Banyak Nomenklatur Baru, Banyak Menteri Prabowo Bingung Lokasi Kantornya
E. KAS DAN SETARA KAS Rp 2.000.000.000
F. FITUR LAINNYA Rp 0
Jumlahnya 4.370.000.000 Rp
II. UTANG Rp 0
AKU AKU AKU. TOTAL ASET (I-II) 4.370.000.000 Rp
20 triliun kontroversi
Natalius Pigai menjadi sorotan karena pernyataannya bahwa Kementerian Hak Asasi Manusia membutuhkan anggaran sebesar Rp 20 triliun untuk mengembangkan program pembangunan hak asasi manusia.
Menteri Hak Asasi Manusia mengaku mempunyai banyak program untuk pengembangan hak asasi manusia. Oleh karena itu, dia menyarankan agar Kementerian Hak Asasi Manusia memiliki anggaran hingga Rp 20 triliun, seperti dikutip Kompas.
Pigai mengatakan salah satu keinginannya adalah membangun universitas hak asasi manusia internasional yang dilengkapi dengan laboratorium hak asasi manusia dan rumah sakit.
“Adapun anggarannya: 1. Saya ingin membangun Universitas Hak Asasi Manusia berstandar internasional, terintegrasi dengan Pusat Kajian Hak Asasi Manusia (Eropa, Afrika, Timur Tengah, Asia dan Amerika), Laboratorium Hak Asasi Manusia termasuk Forensik Kedokteran, Rumah Sakit Hak Asasi Manusia, dll,” tulis Pigai melalui akun media sosial resminya. X @NataliusPigai2, Rabu (23/10/2024).
Pigai bercita-cita agar universitas ini dipimpin oleh orang-orang Indonesia yang mempunyai kapasitas HAM kelas dunia.
Selain itu, Pigai ingin menyelenggarakan program penyadaran hak asasi manusia di 78.000 desa.
Menurutnya, persoalan HAM harus dibumikan agar dapat mengubah cara berpikir masyarakat Indonesia tentang HAM.
Saya ingin menerapkan HAM di seluruh nusantara. Saya ingin menerapkannya karena program ini adalah program yang berdampak langsung pada individu, program yang berdampak pada 280 juta orang dan mengubah pola pikir, kata Pigai.
Untuk mencapai program ini, pihaknya berencana membentuk 83.000 kelompok dan 1.007 tim untuk mengoordinasikan kelompok.
Pigai mengatakan, jika setiap kelompok mendapat dana Rp100 juta, maka program ini membutuhkan Rp8,3 triliun.
“Dari 83.000 kelompok yang basisnya di pedesaan, kita siapkan. 100 juta kita berikan ke kelompok atau daerah, itu (pekerjaan) 8,3 triliun pak. Ini untuk sosialisasi di masyarakat lokal dan basis bawah,” dia dikatakan. katanya.
Pigai mengatakan dia masih memiliki lebih dari 100 program yang harus diluncurkan sebelum dia menjadi menteri hak asasi manusia.
“Untuk mencapai 20 triliun, saya punya lebih dari 200 program yang tidak perlu saya sebutkan. Satu program sudah 8,3 triliun. Kalau gaji dan tunjangan yang saya sebutkan tadi 1,3 miliar, berarti sudah 9,5 miliar. menyebutkan program-programnya “Kami sudah menyiapkan lebih dari 200 program,” ujarnya.
Pigai sebelumnya mengatakan Kementerian Hak Asasi Manusia membutuhkan anggaran sebesar Rp20 triliun untuk mengembangkan program pembangunan hak asasi manusia.
“Kenapa presiden mau buat kementerian HAM? Artinya mau buat sesuatu yang besar. Jadi tim transisi, revisi anggarannya, dari Rp 20 triliun jadi Rp 64 miliar. Ini tidak bisa dilakukan, visi dan misi Presiden tidak akan terealisasi,” kata Pigai, Senin (21 Oktober 2024).
Pada Kamis (31/10/2024), Menteri Hak Asasi Manusia Natalius Pigai membeberkan alasan meminta tambahan anggaran dari Rp 64 miliar menjadi Rp 20 miliar dalam rapat kerja dengan Komisi DLR ke-13.
Pigai mengaku mempunyai banyak kebutuhan sehingga anggaran Kementerian HAM perlu ditambah, salah satunya penambahan jumlah pegawai di Kementerian HAM.
“Setelah dikalkulasi ulang staf saya yang ada, sekarang 188 staf, Pak. Dengan struktur baru, saya membutuhkan 2.544 staf. Berapa dari 2.544 staf ini yang hanya gaji kita?” kata Pigai pada Kamis (31/10/2024) pada Rapat Komisi DPR RI ke-13 di Jakarta, juga dikutip dari Kompas.
Konsekuensi dari penambahan struktur dan organisasi pegawai adalah gaji dan tunjangan saja membutuhkan lebih dari 1,2 triliun. Itu untuk gaji dan tunjangan pegawai, bukan untuk program atau biaya pembangunan, ujarnya.
(geosurvey.co.id/Ika Wahyuningsih)
Baca berita terkait di sini