Laporan reporter geosurvey.co.id, Lita Febriani
geosurvey.co.id – Volkswagen berencana menutup dua pabrik di negara asalnya, Jerman, demi menghemat biaya perusahaan.
Rencana tersebut telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan pekerja.
Namun, alasan utama perusahaan mempertimbangkan penutupan pabrik mobil dan pabrik mobil adalah karena teknologi di kedua fasilitas tersebut dinilai sudah ketinggalan jaman.
Dengan menutup dua pabriknya di Jerman, VW berharap dapat menghemat biaya tenaga kerja hingga miliaran euro.
Para pekerja VW yang diwakili oleh Presiden Dewan Pekerja VW dan anggota Serikat Buruh IG Metall Daniela Cavallo akan bertemu dengan Chief Commercial Officer VW Arno Antlitz dan Kepala Merek VW Thomas Schaefer.
Cavalli memastikan kelompoknya akan menolak rencana perusahaan menutup dua pabrik di Tanah Air.
“Bersama kami, tidak akan ada penutupan lokasi. Daripada melakukan penghematan pribadi dengan mengorbankan karyawan, kami sekarang memerlukan fokus strategis pada kelemahan nyata: produk, kompleksitas, proses, asuransi. Inilah sistem yang kami perlukan,” kata Cavallo. . The Guardian, dikutip dari Carscoops, Rabu (5/9/2024).
Cavallo meminta dewan direksi VW untuk mengurangi kebingungan dan memanfaatkan sinergi di seluruh grup dengan lebih baik.
Dia juga mengkritik perusahaan karena tidak cukup berinvestasi dalam teknologi hibrida dan terlalu lambat dalam meluncurkan mobil listrik baterai yang terjangkau.
Kondisi pasar yang menurun menjadi faktor kunci VW meningkatkan performa. CEO VW Oliver Blume menunjuk pada kurangnya daya saing industri mobil Eropa dan secara khusus memperhatikan pasar Jerman.
“Industri mobil Eropa berada dalam situasi yang sangat menuntut dan penting. Lingkungan ekonomi menjadi semakin sulit dan pesaing baru memasuki pasar Eropa. Selain itu, Jerman sebagai pusat produksi yang berkembang tertinggal dalam hal daya saing. Dalam situasi ini, kami sebagai perusahaan sekarang harus melakukannya secara rutin,” kata Blume.