Laporan Koresponden geosurvey.co.id Erik Sinaga
geosurvey.co.id, JAKARTA- Anggota DPR RI dari Partai Golkar yang mencalonkan diri kembali pada Pilkada Sulawesi Selatan (Sulsel) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Nurdin Halid pun mengomentari kisruh Persatuan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) terkait hasil pemilu. Survei Pilkada Jakarta yang diumumkan pada Oktober 2024.
Nurdin Halid menegaskan, Poltracking Indonesia selalu mengedepankan kejujuran dan netralitas dalam penanganan data, bahkan terhadap pelanggan. Nurdin Halid mengatakan Poltracking Indonesia handal dalam menyediakan data.
Nurdin pada Selasa (11/11/2024) mengatakan, “Saya ngobrol dengan Hanta Yuda, ini kenyataan yang harus saya hadapi, dia tidak membantu saya, bukan karena perintah, bukan karena perintah”.
Ia mengatakan Poltracking Indonesia telah lama dikenal sebagai lembaga penelitian yang menjaga etika dan profesionalisme. Pernyataan Nurdin Halid menegaskan reputasi Poltracking sebagai penyedia data survei yang andal dan akurat.
Nurdin mengungkapkan pengalaman luar biasa bekerja bersama Poltracking. Ia mengungkapkan, CEO Poltracking Indonesia Hanta Yuda lebih memilih memberikan data objektif yang “pahit” dibandingkan data yang “manis” namun tidak konsisten.
“Pak Nurdin ikut Pilgub, kalau saya bagus, partai berjalan seperti dulu lalu kalah lagi, apa yang harus saya lakukan? Jika saya ingin membantu, lebih baik saya menekan kepahitan saya dan kerja keras akan berakhir. Dia bahagia. Artinya dia punya pendapat yang tinggi,” Nurdin menirukan Hanta Yuda.
Pengakuan ini menunjukkan bagaimana Poltracking menolak pemalsuan data demi kepentingan pelanggannya. Sikap ini mencerminkan standar etika yang tinggi dalam industri riset, di mana godaan untuk “menyenangkan” pelanggan sering kali muncul.
Nurdin menegaskan tingginya niat yang ditunjukkan Poltracking sangat menentukan dalam pengambilan keputusan politik. Data yang akurat terkadang membuat frustrasi, katanya, namun sebenarnya membantu kelompok advokasi bekerja lebih keras dan lebih efektif.
Bukti ini juga membuka mata masyarakat akan pentingnya lembaga penelitian yang berintegritas dalam demokrasi. Poltracking, dengan pendiriannya yang kuat terhadap mandat dan campur tangan, menunjukkan pentingnya peran lembaga penelitian dalam memberikan gambaran sebenarnya mengenai preferensi masyarakat.
Pengalaman Nurdin Halid dengan Poltracking adalah contoh nyata bagaimana organisasi penelitian harus beroperasi. Kejujuran dan pertimbangan yang ditunjukkan Poltracking tidak hanya membawa manfaat jangka panjang bagi pelanggan tetapi juga memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap proses demokrasi.
Diketahui, hasil survei Pilgub DKI yang dilakukan Poltracking Indonesia menimbulkan kontroversi dan berlangsung lama.
Berdasarkan informasi yang diterima, Komite Etik Persatuan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) memberikan sanksi kepada lembaga tersebut dengan melarang publikasi hasil survei tersebut.
Keputusan ini diambil setelah serangkaian uji coba yang berlangsung pada 28 hingga 31 Oktober 2024.
Hal ini bermula dari perbedaan hasil survei antara Poltracking dan Lembaga Survei Indonesia (LSI) terkait Pilkada Jakarta 2024.
Poltracking Indonesia kemudian memutuskan keluar dari keanggotaan Persatuan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi).