geosurvey.co.id, JAKARTA – Diskriminasi gender masih menjadi kenyataan yang sering kita jumpai.
Banyak perlakuan tidak adil yang disebabkan oleh perbedaan gender dalam masyarakat.
Diskriminasi gender telah lama mengakar di berbagai negara dan wilayah di dunia dan masih menjadi salah satu permasalahan sosial yang paling mendesak di dunia.
Seringkali diskriminasi gender, misalnya kekerasan terhadap perempuan, terjadi karena ketidaksetaraan atau ketidakadilan gender.
Laporan Bank Dunia pada tahun 2024 menemukan bahwa perempuan menikmati kurang dari dua pertiga hak hukum yang dinikmati laki-laki.
Kecenderungan ini jelas menunjukkan bahwa perempuan masih mempunyai kedudukan yang rendah dalam masyarakat.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pencapaian kesetaraan gender telah ditetapkan sebagai tujuan nomor 5 dari 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Perserikatan Bangsa-Bangsa, dimana negara-negara di dunia berupaya secara aktif untuk mencapai kesetaraan gender, termasuk Indonesia.
Dukung Kesetaraan Gender di Indonesia, 100 Ibu di Jakarta Dapatkan Edukasi dengan Tema “Pemberdayaan Perempuan, Menuju Kesetaraan Gender”
Pendidikan Kesetaraan Gender ini sengaja diadakan dalam rangka memperingati Hari Internasional Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan oleh PT Uni-Charm Indonesia Tbk (Unicharm).
Produsen popok bayi, pembalut wanita, popok dewasa, dan produk perawatan hewan peliharaan meyakini bahwa meminimalkan diskriminasi gender dapat melindungi perempuan dan berdampak positif pada kehidupan keluarga.
Oleh karena itu, acara yang digelar pada 4 Desember 2024 ini bekerja sama dengan Suku Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) Kota Jakarta.
Walikota Jakarta Selatan, Dr. H. Munjirin, S.Sos, M.Siini turut memperkenalkan Psikolog Ayoe Sutomo M. Psi.
“Ratusan ibu-ibu diberikan materi tentang pemberdayaan perempuan Indonesia melalui pendidikan kesetaraan gender dan penguatan peran keluarga di rumah dalam upaya pencegahan kekerasan terhadap perempuan.”
Melalui upaya kecil dengan memberikan pendidikan kepada perempuan di tengah isu diskriminasi gender yang menjadi masalah sosial, Uncharm berharap dapat berkontribusi dalam mendukung kesetaraan gender dan memperkuat peran keluarga untuk mewujudkannya.
Pendidikan memberikan keyakinan bahwa perempuan mempunyai peran penting dalam masyarakat.
Perempuan berperan aktif di berbagai bidang, mulai dari ibu rumah tangga yang mengasuh anak, pelajar dan mahasiswa, perawat di rumah sakit, hingga perawat yang merawat orang lanjut usia. Semuanya berkontribusi terhadap pembangunan negara di bidangnya masing-masing.
Menanggapi kerja sama tersebut, Ibu Meinita Fitriana Sari, M.Psi., Psikolog UPT Pusat Perlindungan Perempuan dan Anak Provinsi DKI Jakarta mengatakan bahwa kesetaraan gender merupakan hak asasi manusia yang mendasar bagi seluruh warga negara, tanpa memandang usia, agama atau ras.
“Kesetaraan gender harus diwujudkan dalam segala aspek, mulai dari pengentasan kemiskinan hingga kesehatan, pendidikan, dan perlindungan perempuan dan laki-laki. Namun, mewujudkan masyarakat tanpa diskriminasi gender memerlukan banyak waktu dan tenaga. Untuk menghilangkan diskriminasi berbasis gender di masyarakat, Anda harus bisa dimulai dari dalam keluarga dulu,”
Ia mencontohkan, suami istri hendaknya mempunyai komunikasi yang baik, dan memberikan kesempatan tidak hanya kepada suami, namun juga hak istri untuk berpendapat dan menentukan pilihan. Hal ini sangat penting untuk menghilangkan diskriminasi berbasis gender.
Ayoe Sutomo M.Psy. Para psikolog mengingatkan bahwa diskriminasi berbasis gender bisa terjadi pada siapa saja di lingkungan sosial, mulai dari lingkungan kerja hingga lingkungan terkecil yaitu keluarga.
Contoh umum diskriminasi mencakup, misalnya, adanya budaya patriarki di mana laki-laki memiliki kekuasaan lebih besar dibandingkan perempuan, kesenjangan dalam pendidikan dan perlindungan hukum antara laki-laki dan perempuan, serta distribusi tugas yang tidak setara dan kekerasan dalam rumah tangga.
Oleh karena itu, untuk menghindari diskriminasi gender, penting bagi setiap perempuan untuk memiliki pola pikir bahwa perempuan mampu melakukan pemberdayaan. Hal ini bisa dimulai dengan mulai mencari dan melihat potensi terkecil yang dimiliki perempuan, dimulai dari keterampilan sederhana dalam kehidupan sehari-hari, yang jika diolah dengan baik dan sungguh-sungguh dapat menjadi sesuatu yang bernilai.
Mendukung hal di atas, perempuan dipandang harus mempunyai kemampuan mengelola keuangan pribadi dan rumah tangga.
Hal-hal di atas diharapkan dapat mengurangi kerentanan perempuan terhadap diskriminasi dan kekerasan.
Terkait kekerasan dalam rumah tangga, perempuan juga harus merasa cukup aman untuk berani berkomunikasi/melapor jika khawatir mengalami kekerasan dalam rumah tangga.
Perasaan aman bisa muncul dari dukungan keluarga atau orang-orang terdekat yang dapat dipercaya.
Mintalah bantuan kepada teman dan saudara, tidak perlu ditutup-tutupi, segera lapor dan konsultasikan ke Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Selain itu, untuk memutus rantai diskriminasi dan kekerasan dalam rumah tangga, penting bagi perempuan yang memiliki anak untuk mendapatkan pendidikan terbaik dan menanamkan nilai-nilai yang benar tentang kesetaraan gender pada anak-anaknya agar menjadi perempuan berdaya yang dapat berkontribusi lebih besar pemberdayaan generasi penerus.
Sementara itu, Direktur Penjualan Sri Haryani selaku perwakilan dari Uncharm mengatakan bahwa perusahaannya telah menerapkan kesetaraan gender di perusahaannya.
Misalnya, adanya kesempatan yang sama bagi karyawan laki-laki dan perempuan untuk mengembangkan kariernya. Lebih dari 50 persen karyawannya adalah perempuan.
Di luar perusahaan, upaya dilakukan untuk mendorong kegiatan yang peduli terhadap kesehatan perempuan.
“Kami berharap perempuan Indonesia dapat bergerak bersama mulai dari diri sendiri dan lingkungan sekitar guna mendorong terciptanya kesetaraan dan keadilan gender di masyarakat.” Terima kasih Sri.