Laporan jurnalis geosurvey.co.id Endrapta Pramudhiaz
geosurvey.co.id, JAKARTA – Center for Economic and Legal Studies (CELIOS) menyarankan pemerintah lebih kreatif mencari pendanaan untuk melaksanakan program prioritas Presiden Prabo Subianto.
Contohnya saja pemberian makan anak (MBG).
“Tarif PPN sebesar 12 persen tidak menambah program dana prioritas,” kata CEO CELIOS Bhima Yudhistira melalui surat, Selasa (19/11/2024).
Menurut Bhima, ada banyak cara untuk menghimpun dana tersebut.
Salah satunya melalui pajak kekayaan yang mampu menyumbang Rp 81,6 triliun dalam satu aplikasi.
Pemerintah juga dapat mencegah penghindaran pajak dengan mengekstraksi aset (under-invoking dan under-reporting).
“Kami berharap pemerintah tidak mengorbankan masyarakat kelas menengah yang kehidupannya sudah ditentukan oleh dana MBG,” kata Bhima.
Peneliti Ekonomi CELIOS Dyah Ayu mengungkapkan MBG menghadirkan tantangan besar dalam hal kebutuhan pembiayaan, terutama yang timbul dari pajak dan utang.
Menurutnya, sistem perpajakan sulit ditingkatkan karena situasi perekonomian yang penuh tantangan eksternal dan menurunnya konsumsi kelas menengah.
Proyeksi penurunan tarif pajak Indonesia dalam APBN tahun 2025 yang hanya sebesar 10,09% masih jauh dari target ambisius sebesar 23% pada tahun 2029.
“Jika tidak diimbangi dengan rencana peningkatan pendapatan negara yang efektif, program MBG yang ambisius bisa menjadi beban tambahan yang memperbesar defisit anggaran,” kata Dia.
Pilihannya hanya menaikkan pajak atau menambah utang untuk membiayai MBG, lanjutnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana memastikan kepada Presiden Prabhu Subianto bahwa program prioritas yakni feed free food akan dilaksanakan pada awal tahun 2025.
“Iya (2 Januari),” kata Dedan kepada wartawan saat dikonfirmasi, Kamis (24/10/2024).
Dedan menegaskan, program pangan bergizi anak harus berjalan.
“Pada prinsipnya rencana ini harus berhasil dan semua pihak harus mendukung agar rencana ini berhasil,” kata Deden.
Dedan mengatakan program tersebut akan menjangkau seluruh wilayah di Indonesia. Dedan pun menyebutkan nama penerima program tersebut.
“Ibu hamil, ibu menyusui, balita dan seluruh anak sekolah mendaftar ke SMA negeri dan swasta,” kata Dedan.
Terkait perbincangan TNI akan menggunakan kode-kode memasak makanan pada program prioritas tersebut, Dedan mengatakan hal tersebut merupakan salah satu bentuk kerja sama.
Kata Dedan, lagi pula temannya banyak.
Menurut Dedan, TNI menjadi mitra karena struktur TNI utuh dari atas hingga bawah.
“Salah satunya mitra operasional dan perencanaan, penyiap lahan dan lain-lain, salah satunya TNI, ada struktur di bawahnya. Yang lain juga sangat terlibat, terutama koperasi, BUMD dan pihak ketiga lainnya,” tegas Dedan. Ke arah yang salah
Saat Presiden Prabo Subianto memimpin rapat kabinet paripurna pertama di Kantor Presiden, Kompleks Palacio, Batavia, Rabu (22/10/2024), ia menyerahkan amanah kepada para menteri yang hampir bulat menyetujui keputusan tersebut. masalah.
Pravo telah meminta Badan Gizi Nasional untuk segera menyiapkan rencana penyiapan makanan.
“Bangunlah sekarang, mari kita mulai bergerak cepat menuju tujuan yang terukur namun jangan takut dengan kesulitan,” ujarnya.
Diakui Pravo, masih ada sejumlah tokoh yang mengkritik kemampuan pemerintah dalam melaksanakan program gizi. Prabo menegaskan, pemerintah memiliki sumber daya tersebut untuk menyelesaikan proyek tersebut.
“Saya tidak mengatakan itu bisa selesai dalam waktu seminggu, dua minggu, atau tiga bulan. Kita tidak punya staf Nabi Sulmayna, tapi kita bisa menghitung, kita bisa mengelola, kita bisa menginvestasikan uang, kita bisa menggalang sumber daya; kita bisa menghitungnya. Dia akan mencapai tujuan yang kita tetapkan,” katanya.
Pravo yakin rencana makan dapat terlaksana dengan baik. Dia berani mempertaruhkan bisnisnya.
“Saya yakin Anda berbahaya bagi pemimpin saya. Karena mereka memberikan makanan saya kepada anak-anak dan ibu hamil, mereka menyarankan saya untuk makan. Bagi yang tidak mendukung, saya mohon agar saya memimpin dari pemerintah.” katanya.