geosurvey.co.id – Laporan terbaru 29 lembaga swadaya masyarakat (LSM), termasuk Save the Children, Oxfam dan Care, menunjukkan bantuan kepada masyarakat Gaza semakin berkurang.
Pada bulan Oktober, rata-rata muatan truk bantuan yang masuk ke Jalur Gaza hanya 37 truk per hari, turun drastis dari 500 truk per hari sebelum serangan 7 Oktober 2023.
Menurut laporan, penurunan ini disebabkan oleh penjarahan yang terus berlanjut.
“Penjarahan adalah masalah yang sedang berlangsung,” kata seorang pejabat di LSM The New Arab.
Penjarahan ini dipicu oleh serangan Israel terhadap sisa pasukan polisi di Gaza dan kekurangan bahan pokok akibat penutupan sebagian besar penyeberangan. Serangan terhadap polisi dan pekerja bantuan
Laporan LSM tersebut juga mengungkapkan bahwa Israel sengaja menargetkan truk polisi dengan alat bantu pelacak.
“Sisa anggota polisi setempat mencoba mengambil tindakan terhadap para penjarah namun diserang oleh pasukan Israel,” jelas mereka.
Faktanya, kejadian ini terjadi di depan tentara Israel tanpa ada upaya intervensi.
Tak hanya itu, serangan udara Israel juga menewaskan sedikitnya 20 pekerja bantuan dari berbagai organisasi Palestina antara 10 Oktober hingga 13 November.
“Sebagian besar pekerja bantuan meninggal saat memberikan bantuan kepada warga Gaza,” tambah laporan itu. Membuka saluran bantuan
Jelang tenggat waktu AS, Israel akhirnya membuka langkah bantuan tambahan ke Gaza pada 12 November 2024.
Rute terbuka adalah jalur Kisufim.
Pembukaan tersebut dilakukan sehari sebelum tenggat waktu yang menyerukan Israel untuk meningkatkan aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Namun, kelompok hak asasi manusia internasional menilai Israel belum memenuhi tenggat waktu dan justru memperburuk situasi di Gaza.
“Israel tidak hanya gagal memenuhi kriteria AS, namun juga mengambil tindakan yang memperburuk situasi di lapangan,” kata kelompok tersebut, yang beranggotakan Dewan Pengungsi Norwegia, Oxfam dan Save the Children. Situasi di Gaza
Sejak serangan dimulai pada tanggal 7 Oktober, lebih dari 43.700 orang telah tewas di Gaza, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak.
Lebih dari 103.000 warga terluka dan hampir seluruh penduduk di wilayah tersebut terpaksa mengungsi.
Agresi Israel ini juga menyebabkan hancurnya banyak bangunan sehingga menyebabkan kondisi warga Gaza sangat memprihatinkan.
Dalam konteks ini, LSM dan kelompok hak asasi manusia menyerukan kepada komunitas internasional untuk mengambil tindakan lebih banyak untuk mendukung masyarakat Gaza yang terjebak dalam konflik berkepanjangan ini.
(geosurvey.co.id/Farrah) Konten ini disempurnakan dengan bantuan kecerdasan buatan (AI).