Dilansir jurnalis geosurvey.co.id, Triatmojo Da Nang
geosurvey.co.id, JAKARTA – Indonesia membutuhkan total kontribusi modal investasi dalam lima tahun 2025-2029 sebanyak 13,528 triliun rupiah untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8%.
Hal ini diungkapkan Menteri Koordinasi dan Pembangunan Hilir/Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani.
“Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8% seperti yang direncanakan Presiden Prabowo Subianto, total investasi yang dibutuhkan investasi dalam 5 tahun ke depan adalah 13,528 triliun USD. Jakarta Selatan, Rabu (11 Desember 2024).
Di sisi lain, pertumbuhan investasi dalam 5 tahun mendatang diperkirakan rata-rata sebesar 16,75%.
Sedangkan berdasarkan data Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), pemerintah menargetkan pada tahun 2025, modal investasi di Negara Republik Indonesia mencapai 1,906 triliun dan diperkirakan akan meningkat secara berkala. . maju hingga tahun 2029.
Rincian target investasinya adalah 2,280 triliun pada tahun 2026, 2,680 triliun pada tahun 2027, 3,116 triliun pada tahun 2028, dan 3,544 triliun pada tahun 2029.
Dari target pertumbuhan investasi tahunan, angkatan kerja yang terserap diperkirakan sebanyak 3,47 juta orang.
“Dan jumlah ini akan terus bertambah secara berkala hingga tahun 2029. Oleh karena itu, ini bukanlah tugas yang mudah, memerlukan konsensus dan kerja sama seluruh kementerian, lembaga, serta kabupaten/kota,” kata Rosan.
Sedangkan pelaksanaan investasi pada periode Januari-September 2024 telah mencapai 76,45% atau 1,261 triliun dari target Presiden Prabowo sebesar 1,650 triliun rupiah.
Kontribusi terhadap realisasi investasi hampir berimbang antara Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa.
Jumlahnya sebesar 626,43 triliun (49,66%) di Pulau Jawa dan 635 triliun rupiah (50,34%) di luar Pulau Jawa.
Realisasi investasi ini juga telah menyerap 1.875.214 tenaga kerja.
Menurut Rosan, penyerapan lapangan kerja menjadi hal yang paling penting, karena investasi yang akan datang juga perlu berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
“Dan yang paling penting adalah penyerapan tenaga kerja sebanyak 1.875.214 orang, karena tugas kita yang paling penting adalah bagaimana menciptakan lapangan kerja yang berkualitas dan berkelanjutan,” jelas Rosan.