RSV merupakan penyakit pernafasan yang mengancam kesehatan lansia dan mudah menular saat musim hujan.
Laporan Jurnalis geosurvey.co.id Rina Ayu
geosurvey.co.id, JAKARTA – Para ahli kesehatan sepakat mengenai kekhawatiran mengenai risiko serius virus pernapasan syncytial (RSV) pada lansia dan orang dengan kondisi kesehatan penyerta.
Kondisi ini diperparah dengan melemahnya sistem kekebalan tubuh lansia akibat penuaan, sehingga meningkatkan risiko komplikasi serius dan beban kesehatan masyarakat.
RSV adalah virus pernapasan yang tersebar luas namun kurang diketahui dan ditularkan melalui inhalasi atau kontak dengan sekresi pernapasan orang yang terinfeksi.
Virus ini biasanya menimbulkan gejala seperti hidung tersumbat, batuk, sesak napas, dan demam ringan.
Mendiagnosis infeksi RSV sulit dilakukan karena gejalanya mirip dengan infeksi saluran pernapasan lain seperti flu biasa, termasuk batuk, pilek, dan demam.
Proses diagnostik memerlukan tes khusus, yang seringkali mahal, memakan waktu, dan sulit diperoleh.
Orang lanjut usia dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan penyerta sering kali tidak menyadari bahwa gejala yang mereka alami disebabkan oleh RSV, sehingga meningkatkan risiko komplikasi serius atau bahkan fatal.
Sampai saat ini, belum ada pengobatan khusus untuk mengobati RSV pada orang dewasa. Penyakit ini mudah menyebar ketika musim hujan.
Meskipun RSV dapat menginfeksi manusia kapan saja sepanjang tahun, penyebarannya lebih intens selama musim hujan dari bulan September hingga Februari dan mencapai puncaknya pada bulan-bulan dingin di bulan Oktober dan Desember.
Virus yang sangat menular ini menyebar dengan mudah di dalam rumah tangga, dimana satu orang yang terinfeksi biasanya menulari tiga orang lainnya.
Meskipun sebagian besar orang yang terinfeksi tertular dalam waktu 3 hingga 8 hari, 14 orang lanjut usia yang terinfeksi mungkin telah menularkan virus dalam jangka waktu yang lebih lama.
Di media sosial, RSV sering digambarkan sebagai penyakit masa kanak-kanak karena anak-anak, seperti halnya orang lanjut usia, memiliki sistem kekebalan yang lemah sehingga membuat mereka rentan. Namun, RSV memberikan beban yang lebih besar pada orang lanjut usia.
Penelitian telah menunjukkan bahwa tingkat rawat inap dan kematian akibat RSV secara signifikan lebih tinggi pada orang dewasa yang lebih tua dibandingkan pada anak-anak.
Orang lanjut usia dengan kondisi medis tertentu seperti
Selain itu, RSV dapat menyebabkan berbagai komplikasi pernafasan yang parah pada orang lanjut usia, termasuk henti napas dan kegagalan pernafasan, gangguan pernafasan, dan emfisema.
Proyeksi kejadian RSV dalam tiga tahun di Asia Tenggara mencapai 15,2 juta kasus, dan di Indonesia proyeksi kejadian RSV dalam tiga tahun bisa mencapai 6,1 juta kasus.
“Seiring dengan terus meningkatnya populasi lansia di Indonesia, potensi beban kesehatan dan ekonomi yang disebabkan oleh RSV pada orang dewasa harus menjadi perhatian utama,” kata dokter spesialis, Dr. Fariz Nurvidya, SpP(K), PhD, ditulis di Jakarta, Jumat (20 Desember 2024).
Pertemuan RespiVerse, yang diadakan pada tanggal 13 dan 14 Desember di Bangkok, Thailand, menegaskan kembali komitmen GSK untuk memberikan solusi inovatif terhadap tantangan kesehatan pernapasan global.
Vice President dan Regional Head of Vaccinations GSK Arnas Berzanskis mengatakan melalui kolaborasi internasional, penggunaan teknologi canggih dan fokus pada pencegahan, kami berupaya memberikan dampak nyata dalam peningkatan kualitas hidup pasien di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. .
“Pencegahan adalah kunci kesehatan masyarakat, terutama dalam memerangi penyakit pernafasan seperti RSV, yang lebih umum dan lebih berbahaya dibandingkan flu,” kata Arnaz.