geosurvey.co.id, JAKARTA – Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Irene Umar meluncurkan aplikasi yang diciptakan sebagai solusi digital untuk rantai pasok yang lebih efisien dan inklusif.
Platform Jajanan Lokal (JJL) membantu pelaku usaha khususnya pelaku usaha kecil dan menengah di bidang ekonomi kreatif untuk mempercepat proses distribusi, meningkatkan efisiensi logistik dan memperluas akses pasar.
Aplikasi ini resmi diluncurkan sebagai bagian dari upaya memperkuat rantai pasokan digital Indonesia.
Digital Supply Chain merupakan salah satu program quick win Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Kerajinan yang disiapkan untuk membantu pemerintahan Prabowo-Gibran mencapai kesuksesan.
Hal ini berupa peningkatan pendapatan pemerintah dan fokus membangun kembali perekonomian Indonesia.
Program ini dilaksanakan melalui proyek percontohan pasar bagi para pengusaha industri kuliner, kerajinan, dan fashion dengan menggunakan platform Olser.
“Ini merupakan kerja sama yang baik dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk industri perhotelan, pemerintah, dan sektor swasta Olser, untuk memajukan bisnis kreatif dan kreatif di Indonesia,” kata Irene dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (21/12/2024).
Kami berharap aplikasi JJL dapat menjadi bagian integral dari ekosistem ekonomi digital yang terus berkembang di Indonesia.
“Setiap kebijakan yang diajukan pemerintah harus berdampak berkelanjutan, peluncuran JJL adalah buktinya,” kata Irene.
Acara yang diselenggarakan atas kerja sama Kementerian Ekonomi Kreatif, Olser, dan Artotel Hotel Network ini merupakan hasil pengawasan Direktorat Akses Pendanaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sejak Juli 2024.
Cecep Rukendi, Pj Deputi Bidang Pengembangan Strategis Ekonomi Kreatif, mengutarakan tujuan peluncuran aplikasi JJL. Tujuan peluncuran ini adalah: mendorong digitalisasi ekonomi kreatif lokal, memperkuat kerja sama dunia usaha dan akses pembiayaan, mendukung pelaku usaha lokal, dan meningkatkan akses terhadap pembiayaan. efisiensi logistik dan mengungkap aplikasi JJL.
“Kami berharap aplikasi ini dapat menjadi bagian integral dari ekosistem rantai pasok digital di Indonesia,” kata Ceceps.
Chief Operating Officer (COO) Artotel Group, Eduards Rudolfs Pangkerego mengaku ikut menginisiasi kegiatan ini. Aplikasi JJL tidak hanya menghubungkan pelaku ekonomi kreatif dengan jaringan bisnis besar seperti hotel, namun juga mempercepat transformasi digital sektor ekonomi kreatif yang sangat dibutuhkan.
“Penerapan JJL merupakan langkah nyata dan implementasi cepat untuk mendukung para pelaku usaha kreatif dan kreatif di Indonesia,” kata Edward.
Co-founder Olsera Novendy menambahkan aplikasi JJL dilengkapi dengan teknologi yang menyederhanakan pengelolaan produk dan proses distribusi. Salah satu fungsi utamanya adalah memberikan solusi logistik digital yang praktis dan inovatif.
Selain presentasi, ada juga demonstrasi cara menggunakan aplikasi. Direksi grup Artotel Olsera, deputi Kementerian Ekonomi Kreatif, asosiasi hotel dan restoran, serta media memberikan kesaksian mengenai kegiatan ini. Dengan melibatkan para pemangku kepentingan tersebut, kami berharap peluncuran aplikasi JJL dapat menjadi langkah awal untuk menciptakan dampak nyata transformasi ekonomi digital di Indonesia.
Anggara Hayun Anujupran, Direktur Akses Keuangan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, mengatakan peluncuran aplikasi JJL merupakan kelanjutan dari replikasi aplikasi sistem pengiriman barang digital ini ke berbagai grup hotel lainnya.
“Kami berharap aplikasi ini dapat diperluas ke jaringan hotel lainnya, kebetulan kami juga mengundang beberapa jaringan hotel lainnya untuk menghadiri peluncuran JJL hari ini,” kata Hajun.
Peluncuran aplikasi Jajanan Lokal (JJL) merupakan dorongan penting untuk mempercepat digitalisasi dan mendukung penguatan rantai pasok digital di Indonesia. Melalui kerja sama erat lintas sektor, aplikasi ini diharapkan dapat membawa manfaat signifikan bagi pelaku usaha, meningkatkan efisiensi distribusi, dan menggairahkan inovasi di sektor ekonomi kreatif.