geosurvey.co.id, JAKARTA – Batasan antara dunia nyata dan dunia nyata semakin kabur akibat kemajuan teknologi yang pesat. Media digital saat ini tidak hanya memengaruhi cara kita berkomunikasi. Namun hal ini juga memengaruhi cara kita menciptakan dan memandang dunia di sekitar kita.
Fenomena ini membuka kemungkinan baru dalam merancang ruang di mana kreativitas dan teknologi dapat bekerja sama untuk menciptakan pengalaman yang lebih mendalam dan interaktif.
Tren ini terlihat jelas di media. yang menggabungkan teknologi, desain, dan ruang untuk menciptakan lingkungan inklusif yang mendorong partisipasi masyarakat. dan dipamerkan pada konferensi pers tahun 2024 pada tanggal 30 Oktober 2024.
Acara ini memberikan kesempatan kepada penonton untuk mendalami lebih dalam teknologi realitas virtual di berbagai media dan desain.
Danendro Adi, Dekan School of Design Binus University, selaku penyelenggara, mengatakan pameran ini diselenggarakan untuk menjembatani kesenjangan antara estetika, teknologi, dan masyarakat.
“Pameran ini menawarkan pengalaman mendalam dan instalasi seni yang menggugah pikiran. Hal ini mencerminkan perkembangan teknologi terkini di bidang media yang dipadukan dengan desain tata ruang,” ujarnya, Minggu, 20 Oktober 2024.
Hal itu ia jelaskan dalam pameran kali ini. Masyarakat diajak untuk mengeksplorasi berbagai instalasi. yang menghadirkan interaksi antara ruang fisik dan ruang virtual. Mendorong kolaborasi kreatif yang berfokus pada inklusivitas dan pemberdayaan masyarakat.
“Saya berharap acara ini menjadi titik awal berkembangnya ekosistem desain yang lebih kuat di Indonesia. serta menyediakan lapangan kerja bagi para desainer,” kata Danendro Adi.
“Dengan dukungan berbagai pihak, kita bisa melahirkan generasi desainer baru yang tidak hanya kreatif dan inovatif. Tapi kami juga punya karier yang hebat di kancah dunia,” imbuhnya.
Pameran ini juga menciptakan ruang pertukaran ide dan eksplorasi kreatif antara teknologi, media dan desain, menghubungkan seniman, desainer, dan masyarakat untuk bekerja sama memahami bagaimana teknologi dapat meningkatkan pengalaman di bidang ini.
Hal ini juga akan membantu meningkatkan pemahaman tentang peran media dalam menciptakan ruang inklusif dan memberdayakan masyarakat melalui instalasi seni yang merangsang dan interaktif.
Oleh karena itu, pameran ini mengedepankan partisipasi dan kolaborasi kreatif yang dapat memperkuat komunitas dan menambah wawasan desain dan estetika di era digital.
Selain pameran internasional tingkat Asia, acara ini juga memiliki serangkaian program pendukung yang tersedia baik secara on-site maupun online, seperti diskusi seni dan desain serta lokakarya oleh seniman dan akademisi.
Mereka antara lain Ahyun Cho (Republik Korea), Jackson Tan (Singapura), dan Sarah Rachman (Malaysia) pada tanggal 20 hingga 25 Oktober 2024. Seluruh acara pendukungnya gratis dan terbuka untuk umum.