geosurvey.co.id, JAKARTA – Sebuah penelitian baru-baru ini menemukan bahwa zat penghambat api beracun yang dilarang dapat ditemukan di barang-barang rumah tangga, termasuk peralatan masak dan wadah makanan.
Dalam penelitian yang diterbitkan bulan ini di jurnal Chemosphere, Liu dan dua peneliti lainnya, termasuk seorang ahli kimia lingkungan, menguji 203 barang rumah tangga yang terbuat dari plastik hitam untuk mengetahui adanya berbagai bahan kimia. Produk-produk tersebut antara lain wadah makan siang, kotak sushi, nampan makanan cepat saji, mainan anak-anak, dan peralatan dapur seperti spatula.
Setiap item kemudian diuji bahan kimia yang ditemukan di beberapa penghambat api. Jika suatu barang mengandung lebih dari 50 bagian per juta bromin, tim kemudian menguji produk tersebut untuk mengetahui penghambat api brominasi dan penghambat api organofosfat. Bahan-bahan ini biasa digunakan dalam produk elektronik dan dikaitkan dengan dampak kesehatan, termasuk kanker dan gangguan endokrin.
Para peneliti menemukan bahwa 85 persen produk yang dianalisis oleh tim mengandung bahan kimia penghambat api, sementara 65 persen mengandung campuran kedua kelas penghambat api. Bahan kimia tahan api dalam jumlah tertinggi ditemukan pada nampan sushi, spatula, dan manik-manik bertema bajak laut.
Manik-manik tersebut mengandung 22.800 miligram per kilogram penghambat api, yang menurut Liu setara dengan 2,3 persen dari total berat produk.
“Studi ini menyoroti kurangnya regulasi kimia terhadap apa yang masuk ke dalam sistem daur ulang kita,” kata penulis utama studi tersebut, Megan Liu, manajer sains dan kebijakan di Toxic-Free Future, seperti dilansir health, Minggu (22/12/2024).
Risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh berbagai penghambat api bergantung pada jenisnya. n Namun penelitian menunjukkan bahwa bahan-bahan kimia ini terakumulasi secara hayati, artinya bahan-bahan tersebut menumpuk di dalam tubuh.
Terakhir, produsen dan pihak yang bertanggung jawab atas sistem daur ulang harus mampu mendorong perubahan sistemik yang dapat mencegah bahan kimia berbahaya memasuki barang-barang rumah tangga. Terutama yang ditujukan untuk anak-anak dan digunakan dalam makanan.
Karena plastik ada dimana-mana, sulit bagi kebanyakan orang untuk menghindari plastik dan bahan kimia yang dikandungnya.
“Studi ini mengamati beberapa bahan penghambat api, tidak semuanya, dan ada banyak bahan kimia lain yang harus diwaspadai yang terkandung dalam plastik,” kata Linda S. Birnbaum, Ph.D., seorang akademisi di Nicholas School of the Environment di Duke University.
“Itu termasuk peralatan memasak. Jika mendapatkan makanan dalam wadah plastik, terutama yang terbuat dari plastik hitam, maka disarankan untuk tidak memanaskan makanan dalam wadah tersebut. Dan usahakan sisa makanan disimpan dalam wadah berbahan logam atau kaca,” imbuhnya.