geosurvey.co.id, BEKASI – Siswa SMP di wilayah Bekasi diduga mengalami pelecehan seksual oleh gurunya.
Sebuah kasus didaftarkan setelah siswa tersebut memberi tahu orang tuanya tentang kejadian tersebut.
Guru SMPN 05 Desa Sukatami, Sikarang Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Orang tua siswa memberitahu pihak sekolah mengenai kejadian tersebut.
Satgas PBA Desa Sukhathami, Hamidah mengatakan, Satgas Perlindungan Perempuan dan Anak (BPA) Desa Sukhathami Desa Sukhathami Selatan menggelar pertemuan dengan SMPN 05 Sikarang Selatan.
Hal ini terjadi setelah pengaduan diajukan terhadap seorang siswa oleh seorang guru perempuan bahwa dia telah mengalami pelecehan seksual.
“Iya, kami pihak klub kelas, polisi, Ketua TNI dan RW mendatangi sekolah tersebut dan meminta penjelasan,” kata Hamidah, Selasa (12/10/2024).
Hasilnya, laporan orang tua siswa tersebut tidak memuat dugaan kekerasan seksual, kata Hamidah.
Hanya dalam bentuk sentuhan, namun masuk dalam kategori pelecehan sebenarnya.
“Sentuhan dan lain-lain yang membuat anak tidak nyaman. Jadi, dia protes, bercerita ke orang tua dan mengajukan pengaduan. Sepertinya dari keterangan anak itu sudah lama sekali dan kejadian yang dilaporkan baru-baru ini,” ujarnya.
Dijelaskannya, dari pertemuan tersebut, kebijakan pihak sekolah memenuhi tuntutan orang tua siswa terkait perpindahan.
Namun, setelah dilakukan peninjauan, pihak sekolah membersihkan guru-guru yang menerima laporan tersebut dan akan dipindahkan ke kelas lain pada akhir tahun ajaran baru.
Oleh karena itu, Komite Eksekutif PPA harus mengambil tindakan, kata Hamidah.
Setidaknya memperingatkan, agar tindakan serupa tidak terjadi lagi di kemudian hari.
Selain itu, menurut informasi yang beredar, tindakan tersebut sudah lama dilakukan terhadap mahasiswa lain.
“Dalam konteks pencegahan, setidaknya di sini kita memberikan efek jera terhadap pendidikan. Mengingat ini adalah Desa Sukhadami, kami di Pemerintah Desa Sukhadami berharap seluruh fasilitas pendidikan netral dan bersih seperti saat ini,” jelasnya.
Akui kesalahannya
Sementara itu, Teguh Saptahadi, Humas SMPN 05 Cikarang Selatan, mengatakan pihak-pihak yang terlibat telah mengakui kesalahan tersebut dan berupaya memperbaikinya.
Pihak sekolah juga memantau perkembangan individu yang bersangkutan.
“Jadi awalnya saya mengira itu adalah tindakan atau alasan untuk mendapat perhatian guru. Namun kemudian disalahartikan sebagai pelecehan belaka. Jadi mutasi tidak boleh karena itu kebijakan BKPDSM dan Dinas Pendidikan,” ujarnya.
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Guru SMA di Sikarang Pegasi Hadapi Pelecehan Seksual, Kebanyakan Hindari Siswa Perempuan