Wartawan geosurvey.co.id, Reza Deni melaporkan
geosurvey.co.id, JAKARTA – Usaha Kecil, Kecil dan Menengah (UMKM) dinilai perlu mengedepankan strategi komunikasi yang efektif. Sebab, UMKM selalu erat kaitannya dengan upaya menjalin hubungan erat dengan pelanggan.
Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan menggunakan solusi manajemen hubungan pelanggan (CRM).
EVP Digital Business & Technology Telkom Komang Budi Aryasa mengutip pakar pemasaran modern, Philip Kotler, yang mengatakan bahwa pelanggan tidak hanya membeli produk, tetapi juga merasakan dan berinteraksi dengan produk tersebut.
Dalam keterangan yang diterima, Rabu (25/12/2025), ia mengatakan: “Pendapat ini menekankan pentingnya UMKM memiliki cara yang lebih baik dalam mengelola komunikasi dengan pelanggan, sehingga dapat memberikan nilai tambah pada produk itu sendiri.”
Perusahaan kecil dan menengah yang mengelola saluran komunikasinya secara terpisah, katanya, cenderung kehilangan keterlibatan pelanggan.
“Keterbatasan ini pada akhirnya berpotensi menurunkan kualitas layanan dan membuat pelanggan merasa terabaikan,” ujarnya.
Terakhir, Komang menjelaskan salah satu fitur CRM yaitu OCA Indonesia (OCA).
OCA dirancang untuk menjadi jembatan agar pelaku usaha dapat merespon dengan mudah dan cepat segala percakapan dengan pelanggan.
OCA, bagian dari Telkom, ditujukan bagi para pelaku UMKM agar mereka dapat menjaga hubungan dekat dan profesional dengan pelanggan, membantu mereka tetap kompetitif di pasar yang padat.
“Mempermudah UMKM dalam berinteraksi dengan pelanggan, mengumpulkan informasi dan mengelolanya secara efektif untuk mempererat hubungan dan meningkatkan loyalitas pelanggan. Komang mengatakan, “Informasi ini juga dapat digunakan untuk memperkuat strategi komunikasi dan mendukung pengembangan bisnis UMKM agar tetap relevan. . di era teknologi.”
Dengan begitu, UMKM bisa mengikuti riwayat komunikasi setiap pelanggannya.
“Berbeda dengan layanan serupa yang lebih kompleks, kami memiliki antarmuka inovatif, dirancang agar mudah digunakan oleh merchant dengan atau tanpa teknologi,” ujarnya.
Selain itu, perusahaan juga menambahkan fitur untuk mempermudah berbagai tugas, dengan menjawab pesan pelanggan dari berbagai saluran dalam satu dashboard.
“Semua ini memungkinkan perusahaan kecil dan menengah untuk menjaga komunikasi yang konstan tanpa harus menghabiskan waktu berpindah dari satu situs ke situs lainnya,” katanya.
Di satu sisi, Komang mengatakan pelaku UMKM juga dinilai membutuhkan jejaring sosial dengan nama populer seperti Instagram (DM dan komentar), dan Facebook (pesan dan komentar),
“Sehingga usaha kecil dan menengah dapat terus terhubung dengan pelanggan di platform yang paling sering mereka gunakan untuk meningkatkan keterlibatan.”
Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Teknologi (Kemkomdigi) mengimbau para pelaku UMKM segera beradaptasi dengan kecerdasan buatan (AI) untuk bersaing di pasar global.
Hal tersebut dibenarkan Menteri Komunikasi dan Teknologi (Menkomdigi) Meutya Hafid dalam acara bertajuk UMKMClick and Grow di Jakarta, Senin (23/12/2024).
Menurutnya, AI dapat meningkatkan kinerja UMKM, menciptakan strategi pemasaran yang lebih baik, dan membuat produk relevan dengan kebutuhan pasar internasional.
Penguatan keterampilan digital UMKM menjadi salah satu prioritas pemerintah untuk mendukung perekonomian negara.
Menteri Komunikasi dan Teknologi mengatakan usaha kecil dan menengah adalah pihak yang paling terdampak oleh teknologi.
Namun di sisi lain, banyak peluang untuk mengembangkan diri jika mampu beradaptasi dengan teknologi.
“Penggunaan teknologi digital, termasuk AI, bukan lagi sebuah pilihan, namun sebuah kebutuhan. Jika UMKM di luar negeri sudah memanfaatkan AI untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing, maka kita juga harus siap. Kalau tidak, kita kalah dalam persaingan global, kata Meutya.
Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Teknologi pada tahun 2023, baru sekitar 38,7 persen UMKM di Indonesia yang sudah memanfaatkan teknologi.
Begitu pula dengan data Institute for Economic Development pada periode yang sama sebesar 42 persen.
Angka ini meningkat dari 34 persen pada tahun 2022, namun dianggap tidak signifikan karena pesatnya digitalisasi.
“Kemajuan tidak cukup cepat untuk mengimbangi perubahan yang terjadi. Kita perlu mempercepat lajunya agar UMKM semakin berdaya saing,” jelas Meutya.
Pada tahun 2024, Kementerian Komunikasi dan Teknologi akan memberikan satu juta hibah baru dan menjangkau 5,6 juta peserta literasi.
Menteri Komunikasi dan Teknologi Nezar Patria menambahkan, pengetahuan terhadap teknologi perlu meningkatkan kapasitas masyarakat.
“AI hanya bisa bekerja dengan data. “Orang-orang tetap memimpin, jadi kemampuan sumber daya manusia (SDM) menjadi kuncinya,” ujarnya.