geosurvey.co.id – Berikut rangkuman fakta terkait larangan penggunaan senjata Amerika Serikat (AS) oleh Ukraina untuk menyerang wilayah internal Rusia yang diumumkan Presiden Joe Biden.
Biden kini telah memberi wewenang kepada Kiev untuk menggunakan rudal jarak jauh yang diluncurkan ke wilayah Rusia melawan pasukan Rusia dan Korea Utara di wilayah Kursk.
Ini adalah pertama kalinya Biden mengizinkan Kiev menggunakan senjata jarak jauh di Rusia.
Namun penggunaannya hanya akan dilakukan di wilayah Kursk, tempat Ukraina melancarkan serangan terhadap Rusia pada musim panas ini.
Keputusan tersebut diperkirakan tidak akan mempengaruhi rudal Storm Shadow milik Inggris, yang sebelumnya diblokir oleh AS untuk digunakan di wilayah Rusia.
Simak fakta selengkapnya di bawah ini: 1. Embargo senjata AS terhadap Ukraina telah dicabut
Ukraina kini diperbolehkan menggunakan rudal Atacms buatan AS dengan jangkauan 300 kilometer untuk menyerang jauh ke wilayah Rusia.
Keputusan ini dibenarkan karena kehadiran pasukan Korea Utara yang berperang melawan Ukraina bersama Rusia.
Meskipun tidak ada komentar publik dari Gedung Putih, berita tersebut pertama kali muncul dalam laporan yang dikoordinasikan oleh New York Times, Washington Post dan kantor berita Reuters dan Associated Press. 2. Reaksi Zelensky
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tampaknya membenarkan berita tersebut, meskipun ia mengatakan bukti perubahan kebijakan di medan perang akan bergantung pada kapan dan apakah rudal tersebut digunakan.
“Saat ini, ada banyak pembicaraan di media tentang kami mendapatkan izin untuk melakukan tindakan tertentu. Namun serangan tidak dilakukan dengan kata-kata. Hal-hal seperti itu tidak diumumkan. Rudal-rudal tersebut berbicara sendiri. Tentu saja, mereka melakukannya. kata Zelensky. 3. Reaksi Polandia
Menteri Luar Negeri Polandia menyambut baik kabar tersebut.
“Dengan keterlibatan pasukan Korea Utara dalam perang dan serangan rudal besar-besaran Rusia, Presiden Biden merespons dengan bahasa yang dimengerti Putin,” tulis Radoslav Sikorski H.
Namun Vladimir Jabarov, wakil ketua pertama komite urusan internasional majelis tinggi Rusia, memperingatkan bahwa tanggapan Moskow masih ditunggu.
“Ini adalah langkah yang sangat besar menuju dimulainya perang dunia ketiga,” kata Dzhabarov seperti dikutip kantor berita negara Tass. 4. Penggunaan Terbatas
Menurut para pejabat AS, senjata tersebut akan digunakan untuk melawan pasukan Rusia dan Korea Utara yang dikerahkan untuk melawan pasukan Ukraina di wilayah Kursk Rusia.
Bulan lalu, Korea Utara mengirim sekitar 10.000 tentara ke Rusia untuk berperang di perang Ukraina, pertama kalinya Pyongyang siap menggunakan pasukan darat sejak berakhirnya Perang Korea pada tahun 1953.
Mereka kemudian ditempatkan di Kursk dan bersiap untuk bergabung dengan pasukan Rusia dalam serangan balik melawan kekuatan gabungan yang berjumlah sekitar 50.000 orang.
Pengumuman tersebut dimaksudkan untuk mengirim pesan ke Korea Utara, namun Biden mungkin mengizinkannya digunakan di tempat lain selama sisa dua bulan masa jabatannya di Gedung Putih.
Serangan pertama dengan rudal Atacms yang dipasok AS dapat diluncurkan dalam beberapa hari. 5. Kyiv ingin menggunakan bayangan badai
Kiev telah mengindikasikan bahwa mereka ingin menggunakan “Bayangan Badai” bukan untuk melawan Kursk, tetapi terhadap pangkalan udara yang digunakan dalam serangan terhadap Ukraina.
Gedung Putih dan Downing Street menolak berkomentar. 6. Tanggapan Rusia
Menanggapi pencabutan larangan tersebut, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengecam keras pemerintah AS pada Senin (18/11/2024).
Dalam pernyataannya, Kremlin memperingatkan keras keputusan Biden yang mengizinkan Ukraina menggunakan senjata buatan AS untuk melakukan serangan di wilayah Rusia.
Mengutip Reuters, Peskov memperingatkan bahwa langkah Joe Biden dapat meningkatkan ketegangan dan meningkatkan keterlibatan AS dalam konflik tersebut.
Peskov juga menyalahkan kebijakan Biden yang memperburuk situasi.
Dia menyebut tindakan ini, yang semakin memperumit konflik di Ukraina, “menambah bahan bakar ke dalam api.”
(geosurvey.co.id, Andari Vulan Nugrahani)