TribuneNews.com – Pasukan pemberontak Suriah yang dipimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS) berhasil memasuki ibu kota Damaskus.
Terobosan ini menandai terobosan signifikan dalam konflik yang telah berlangsung lama.
Laporan mengatakan bahwa Presiden Bashar al-Assad telah melarikan diri dan keberadaannya tidak diketahui.
Era baru sedang dimulai di Suriah.
Simak fakta terkait konflik Suriah yang dirangkum geosurvey.co.id di bawah ini 1. Keberhasilan para pemberontak
Pemberontak mengklaim telah mengambil kendali penuh atas Damaskus dan mengumumkan berakhirnya kekuasaan 50 tahun keluarga Assad.
Mereka mengatakan dalam pernyataan resmi: “Setelah 50 tahun penindasan di bawah rezim Baath, kami mendeklarasikan hari ini, Minggu (8/12/2024), akhir dari periode kelam ini dan awal era baru bagi Suriah.”
Dalam video yang beredar, terlihat tentara Suriah melepas pakaiannya di jalanan ibu kota.
Pemberontak juga mengumumkan bahwa mereka telah mulai membebaskan tahanan dari penjara Sednaya, sebuah pusat penahanan terkenal di dekat Damaskus. 2. Suasana meriah di Damaskus
Saat fajar menyingsing, Damaskus dipenuhi suasana meriah.
Tayangan televisi menunjukkan pemberontak bersorak dan menembak ke udara untuk merayakan kemenangan.
Di jalanan, warga terlihat menaiki tank dan berkumpul merayakan perubahan besar tersebut.
Pasukan pertahanan sipil, White Helm, mengeluarkan pernyataan yang menggambarkan momen tersebut sebagai “matahari kebebasan terbit di Suriah.” Mereka bersikeras bahwa negara ini sedang menulis sejarah baru. 3. Respon pemerintah dan internasional
Perdana Menteri Suriah Mohammad Ghazi Jalali mengatakan pemerintah siap berjabat tangan dengan oposisi dan menyerahkan mandat mereka kepada pemerintah sementara.
“Saya di rumah dan saya tidak akan pergi karena saya bagian dari negara ini,” katanya.
Namun, dia tidak memberikan jawaban apapun terkait kaburnya Assad.
Pemantau perang, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, melaporkan bahwa Bashar al-Assad meninggalkan negara itu melalui Bandara Internasional Damaskus.
Hal ini dilaporkan oleh televisi pemerintah Iran dengan mengacu pada sumber Al-Jazeera. 4. Dampak dan respons global
Kekalahan Damaskus dan Homs merupakan pukulan telak bagi rezim Assad.
Jika Damaskus jatuh ke tangan oposisi, pemerintah hanya akan menguasai Latakia dan Tartus dari 14 pusat regional.
Presiden AS Joe Biden mengatakan timnya sedang memantau situasi di Suriah dan menjalin kontak dengan mitra regional.
Dalam tanggapannya, mantan presiden Donald Trump bersikeras bahwa Amerika harus menahan diri dari intervensi militer di Suriah.
Geir Pedersen, utusan khusus PBB untuk Suriah, menyerukan negosiasi mendesak di Jenewa untuk memastikan transisi politik yang tertib, dengan mempertimbangkan perubahan situasi di negara ini.
Dengan situasi yang semakin dinamis, masa depan Suriah masih belum pasti, namun perkembangan terkini menunjukkan potensi perubahan politik yang signifikan.
(TribuneNews.com, Andari Ulan Nugrakhani)