geosurvey.co.id – Pada Jumat (20/12/2024), Amerika Serikat (AS) mengumumkan pembatalan donasi sebesar $10 juta.
Sebelumnya, hadiah telah ditawarkan untuk informasi yang mengarah pada penangkapan pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS) Abu Muhammad al-Julani.
Pembatalan penghargaan tersebut terjadi setelah AS membuat kesepakatan dengan pemerintah baru Suriah yang dipimpin al-Julani.
Dalam pertemuan tersebut, HTS al-Julani yang sebelumnya terkait dengan al-Qaeda berjanji akan memastikan para pejuangnya tidak lagi mengancam stabilitas negara dan kawasan.
Keputusan ini diambil setelah mendengar ‘pesan baik’ selama perundingan, termasuk janji al-Julani untuk tidak membiarkan HTS kembali ke jalur ekstremisnya, kata Asisten Menteri Luar Negeri AS Barbara Leaf yang turut serta dalam pertemuan tersebut.
Berikut fakta pembatalan hadiah $10 juta untuk kepala Abu Muhammad al-Julani. Fakta tentang hadiah $10 juta untuk Abu Muhammad al-Julani 1. Pembicaraan AS dengan pemerintah baru Suriah
Kunjungan Barbara Leaf merupakan kunjungan pertama pejabat AS ke Suriah sejak lengsernya Presiden Bashar al-Assad.
Di Damaskus, Leaf bertemu dengan pemerintahan baru dan membahas masa depan Suriah, termasuk transisi politik yang sedang berlangsung setelah jatuhnya rezim Assad.
Dalam pertemuan tersebut, al-Julani berjanji HTS akan memastikan kelompoknya tidak mengancam stabilitas negara dan kawasan.
Al-Julani yang tampil moderat dan moderat dalam banyak isu, seperti hak-hak perempuan dan pluralisme, mencoba menunjukkan bahwa sikapnya telah berubah sejak HTS berhasil menggulingkan Assad.
Pada pertemuan tersebut, al-Julani mengatakan: “Kami siap mencegah ekstremisme mengambil alih Suriah.” 2. Pertimbangkan penghapusan status teroris bagi HTS
AS juga mengatakan sedang mempertimbangkan untuk menghapus sebutan “teroris” yang diberikan kepada HTS pada tahun 2018.
Hal ini menunjukkan langkah al-Julani ke posisi yang lebih moderat, serta keinginan AS untuk memfasilitasi proses rekonstruksi di Suriah.
Namun, pencabutan status teroris akan bergantung pada tindakan nyata HTS untuk memastikan bahwa mereka tidak lagi menjadi ancaman.
“Kami akan terus memantau tindakan nyata HTS dan keputusannya akan bergantung pada komitmen mereka terhadap perdamaian,” jelas pejabat AS tersebut. 3. Jatuhnya rezim Assad dan peran HTS
Pemerintahan Bashar al-Assad resmi jatuh pada 8 Desember 2024 setelah serangan kilat HTS.
Dalam waktu singkat, HTS menguasai Damaskus dan banyak kota penting lainnya.
Kejatuhan ini menandai berakhirnya kekuasaan Assad selama lebih dari dua tahun, yang dimulai pada tahun 2000, ketika ia menggantikan ayahnya, Hafez al-Assad.
Kemenangan ini merupakan hasil perjuangan panjang rakyat Suriah demi kebebasan, kata juru bicara HTS. Lihat foto Mohammed al-Julani, ketua kelompok oposisi bersenjata, Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dan Departemen Operasi Militer Suriah. 4. Respons terhadap jatuhnya rezim Assad
Jatuhnya rezim Assad disambut baik oleh banyak organisasi internasional, termasuk Amerika Serikat.
Gedung Putih mengucapkan selamat atas “kemerdekaan Suriah” dan mengakui kemenangan rakyat Suriah.
Pemerintahan baru Suriah telah berjanji untuk menjamin inklusi dalam proses politik dan melindungi hak-hak komunitas yang beragam di negara tersebut.
Perwakilan pemerintah Suriah mengatakan: “Ini adalah kemenangan besar bagi rakyat Suriah, yang telah lama memperjuangkan kebebasan dan perdamaian. 5. Membangun kembali perekonomian Suriah
Al-Julani mengatakan prioritasnya adalah memulihkan situasi ekonomi di Suriah, yang hancur akibat perang saudara sejak 2011.
AS mendukung proses pemulihan ini, termasuk memberikan bantuan teknis untuk mendokumentasikan kejahatan rezim Assad, dengan fokus pada penghapusan potensi kuburan.
“Kami siap membantu Suriah memulai kembali proses rekonstruksi,” kata pejabat AS tersebut.
(geosurvey.co.id, Andari Wulan Nugrahani)