Reporter Tribune News Anita K Vardhani melaporkan
geosurvey.co.id, TANGERANG – Pemimpin Kedokteran Modern Indonesia (OMAI) Dr. Raymond Robinto Tjdrawanata dianugerahi gelar Guru Besar Kehormatan Bioteknologi Farmasi dari Universitas Katolik Indonesia (Unica) Atma Jaya, Jakarta.
Gelar kehormatan ini pertama kali dianugerahkan oleh Unika Atma Jaya karena Dr. Raymond Rubianto Tjdrawinata membuat kemajuan ilmu pengetahuan dan kontribusinya terhadap pengembangan bioteknologi farmasi.
Upacara konferensi dilaksanakan pada Selasa, 15 November 2022 di Unica Atma Jaya Kampus 3 BSD, Benton.
Turut hadir dalam acara tersebut Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Kerjasama, Dr. Unika Atma Jaya. Yohannes Eko Adi Prasitianto, Dekan Fakultas Biologi Teknologi Unica Atma Jaya Yogiara Ph.D., Ketua Dexa Group Bpk. Feri Sotekno, dan Kepala Dexa Medica V. Harry Sutanto.
Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Kerja Sama Unica Atma Jaya Dr. Yohanes Eko Adi Prasetyanto mengatakan, gelar Assistant Professor pertama kali diberikan setelah Unika Atma Jaya berdiri 62 tahun lalu.
Gelar kehormatan diberikan sebagai pengakuan atas jasa Raymond terhadap industri dan akademisi.
“Langkah penting penganugerahan gelar adjunct professor kepada Bapak Raymond ini merupakan tonggak sejarah baru bagi Unica Atma Jaya,” ujar Dr. Johannes Eco.
“Pengukuhan Pak Raymond sebagai Adjunct Professor di Unica Atma Jaya diharapkan tidak hanya meningkatkan mutu pendidikan tetapi juga menandai dimulainya tradisi akademik baru di Unica Atma Jaya,” imbuhnya.
Peneliti yang menginspirasi
Menurut Dekan Fakultas Bioteknologi Unika Atma Jaya Yogiara Ph.D., Dr. Raymond adalah inspirasi bagi dosen dan mahasiswa, sering memberikan ide-ide baru dan inovatif, dan terlibat dalam banyak proyek penelitian dengan mahasiswa dan dosen.
“Pak Raymond telah memberikan kontribusi yang sangat baik khususnya dalam bidang obat-obatan dan fitofarmaka di bawah naungan Dexa Medica. Saya mengucapkan selamat kepada Raymond, Unika Atma Jaya dan Dexa Medica. Kami berharap kita semua dapat mengambil pelajaran dari penunjukan ini dan semoga Pak Raymond dapat mengambil hikmah dari penunjukan ini. Raymond terus menginspirasi kami. semuanya,” kata Yogiara, Ph.D.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan gelar kehormatan ini kepada saya, yang tentunya tidak mudah dan penuh perjuangan. Menjadi semangat kita bagaimana kita bisa mencerdaskan anak bangsa, mencerdaskan generasi penerus kita. ” tentang kemajuan di bidang bioteknologi dan farmasi,” kata Dr. Raymond.
Profesor Raymond Rubianto Tjdrawinata adalah Direktur Penelitian dan Pengembangan Bisnis Dexa Group yang juga merupakan guru besar dan peneliti di Fakultas Bioteknologi Universitas Katolik Atma Jaya, Indonesia.
Saat ini terdapat 19 produk obat modern asli Indonesia berupa Fitofarmaka dan Obat Herbal Terstandar (OHT) yang merupakan hasil inovasi penelitian yang digagas oleh Prof. Raymond dan ilmuwan dari Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences.
Profesor Raymond menerima gelar BA dalam fisiologi molekuler dari University of the Pacific, Stockton, California, gelar MS dan PhD dalam bidang biokimia dan biologi molekuler dari University of California, Riverside, dan beasiswa postdoctoral dalam bidang farmakologi molekuler dari University of California, San . Francisco punya gelar. .
Beliau memperoleh gelar master dalam strategi bisnis dari Edward S. Ageno School of Business di Golden Gate University, San Francisco.
Guru selama karirnya. Raymond telah berkolaborasi dengan beberapa lembaga, termasuk Kennedy Space Center NASA, Florida, dan SmithKline Beecham Pharmaceuticals, California.
Saat ini beliau menjabat sebagai Direktur Riset dan Pengembangan Bisnis Dexa Group dan Direktur Eksekutif Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences serta anggota Komite Eksekutif Korporat Dexa Medica Group.
Profesor Raymond telah menerbitkan lebih dari 150 jurnal internasional dengan indeks Google Scholar 30 dan indeks Scopus 22, sedangkan Cinta memiliki skor keseluruhan 6.980, yang pertama bagi Universitas Atma Jaya.
Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual memberikan 47 paten atas karyanya, 16 sisanya diperoleh dari kantor paten di berbagai negara.