Tribunes.com – Kepala pemerintahan sementara Bangladesh Mohammad Yunus akan meminta India menyerahkan mantan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina Wajid, yang meninggalkan India pada 5 Agustus 2024.
Mohammad Yunus mengatakan bahwa semua yang bertanggung jawab atas kekerasan selama protes Agustus, termasuk Syekh Hasina, akan diadili.
Ia juga menegaskan, pelanggaran dan pelanggaran hak asasi manusia terkait penghilangan paksa pada masa rezim Syekh Hasina akan diselidiki.
Ucapnya, Minggu (17/11/2024).
“Kami akan melanjutkan upaya kami untuk memastikan mereka yang terlibat dalam pelanggaran dimintai pertanggungjawaban,” lanjutnya.
Ia menjelaskan, prioritas pemerintah mencakup penerapan reformasi sistem pemilu yang komprehensif untuk mempersiapkan pemilu baru yang memungkinkan peralihan kekuasaan kepada pemerintah terpilih.
Muhammad Yunus juga berjanji akan membeberkan peta jalan pemilu kali ini setelah reformasi selesai, menurut laporan Anadolu Agency. Protes di Bangladesh
Protes pecah di Bangladesh setelah Mahkamah Agung Bangladesh menerapkan kembali sistem kuota. Mengizinkan 56 persen pekerjaan pemerintah atau pegawai negeri sipil (PNS) masuk ke sektor tertentu.
Kelompok khusus ini, yang direkrut sebagai pegawai negeri, mencakup keluarga tentara yang berpartisipasi dalam perjuangan kemerdekaan Bangladesh pada tahun 1971, yang menyebabkan pemisahan negara tersebut dari Pakistan.
Pada akhir bulan Juli, pemogokan berakhir ketika Mahkamah Agung memerintahkan pengurangan kuota pekerjaan pemerintah yang diberikan dalam kategori khusus ini.
Pada 5 Agustus 2024, demonstrasi kembali terjadi setelah pemerintah melarang partai oposisi Al-Jama’a Al-Islamiyya dan sekelompok mahasiswa.
Kali ini, para pengunjuk rasa keluar untuk menuntut keadilan bagi ratusan orang yang tewas dalam protes tersebut.
Pada hari yang sama, Syekh Hasina meninggalkan Bangladesh dengan helikopter militer menuju India, sementara itu para pengunjuk rasa menerobos masuk ke markas Ny. Al Jazeera.
Belakangan, Kepala Staf Angkatan Darat Waqar Al Zaman bertemu dengan perwakilan partai politik dan mengumumkan bahwa Syekh Hasina telah mengundurkan diri dari jabatannya dan pemerintahan transisi akan dibentuk.
Pengunduran diri sebenarnya terjadi setelah Muhammad Yunus ditunjuk memimpin pemerintahan transisi melalui 17 negara.
Oktober lalu, Pengadilan Kriminal Internasional Bangladesh di Dhaka mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Sheikh Hasina, sekitar 50 anggota mantan partai berkuasa Liga Awami dan beberapa pejabat pemerintah.
Penangkapan tersebut diduga terkait dengan pembunuhan ratusan pengunjuk rasa selama protes yang berujung pada pengunduran diri Sheikh Hasina dan pelariannya dari Bangladesh.
(geosurvey.co.id/Unitha Rahmayanti)