geosurvey.co.id – Otoritas Amerika Serikat (AS) yakin Israel akan mengubah rencananya menyerang infrastruktur militer Iran sebagai respons atas serangan rudal Teheran pada 1 Oktober.
Pengumuman itu muncul setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meyakinkan pemerintahan Biden bahwa negaranya akan menahan diri untuk tidak menyerang fasilitas nuklir dan energinya.
Tentara akan melakukan serangan brutal terhadap situs militer Iran mulai bulan depan.
“Netanyahu telah mengatakan kepada Amerika Serikat bahwa Israel akan menghentikan serangan balasannya terhadap Iran terhadap sasaran militer dan serangan terhadap fasilitas nuklir dan minyak ISIS,” lapor Haaretz.
Dua minggu sebelum Perdana Menteri Netanyahu mengubah target serangannya, Biden meminta pemerintah Israel untuk mengambil tindakan pembalasan yang lebih terbatas terhadap Iran.
Tujuan dari langkah ini adalah untuk mencegah perang skala besar, serta mencegah krisis bahan bakar dan kenaikan harga energi di pasar dunia akibat serangan nuklir Israel terhadap Iran.
Karena Iran adalah pusat ekspansi nuklir di Timur Tengah, bahkan Organisasi Energi Nuklir Iran menyatakan bahwa negara tersebut termasuk dalam lima besar industri nuklir, meskipun berada di bawah sanksi Barat. tahun
Sejauh ini, Israel belum mempersiapkan tanggapan terhadap rencana serangan terhadap situs militer Iran.
Pejabat Gedung Putih, yang menolak mengungkapkan nama mereka, mengatakan bahwa tentara Israel sedang bersiap untuk melakukan serangan sebelum pemilu 5 November di Amerika Serikat. Israel mengakui krisis senjata
Secara terpisah, di tengah meningkatnya serangan, Israel telah menegaskan bahwa negaranya mengambil langkah-langkah untuk mengurangi persenjataannya dan menyerukan kepada militer untuk membatasi penggunaan senjatanya.
Senjata militer Israel tidak hanya dikenakan pembatasan amunisi.
Tindakan keras ini bertujuan untuk mengurangi persediaan peralatan, ketika sejumlah sekutu Israel mulai mengekspor senjata ke Israel di tengah perang yang sedang berlangsung di Gaza.
Khawatir krisis ini akan menyebabkan runtuhnya pertahanan Israel, AS baru-baru ini mengumumkan pengerahan sistem rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) terhadap Israel.
Pengiriman rudal pencegat ini diumumkan langsung oleh Departemen Pertahanan AS setelah Israel setuju untuk mengubah lokasi serangan Iran.
“THAAD akan memperkuat sistem pertahanan udara terintegrasi Israel,” kata Austin, seperti dikutip Al Jazeera.
“Tindakan ini menunjukkan komitmen kuat Amerika Serikat untuk membela Israel dan melindungi warga Amerika di Israel dari serangan rudal balistik Iran.”
Belum jelas kapan sistem THAAD AS akan dikerahkan di Israel.
Namun sebelumnya AS mengirim THAAD ke Israel pada tahun 2019 untuk latihan dan pelatihan pertahanan udara.
Sementara itu, seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada CBS News bahwa mereka akan mengirim “sekitar 100 tentara” dalam waktu dekat untuk membantu Israel mempertahankan perbatasannya.
(geosurvey.co.id/ Namira Yunia)