geosurvey.co.id – Korea Selatan telah mengunduh data pertama dari kotak hitam pesawat Jeju Air penerbangan 7C2216 yang jatuh di Bandara Muan pada Minggu (29 Desember 2024).
“Terjemahan pertama perekam suara kabin (CVR) telah selesai,” kata Wakil Menteri Penerbangan Sipil Joo Jong-wan, Rabu (1 Januari 2025).
“Hari ini kami memulai proses perubahan format file audio,” lanjutnya.
“Kami berencana untuk mengakhiri sensor sesegera mungkin,” tambahnya, menurut surat kabar Hankyoreh.
Data dari kotak hitam perekam suara kokpit (CVR) pertama telah diunduh, tetapi kotak hitam perekam data penerbangan (FDR) kedua tidak diterjemahkan.
Dia mencatat, para ahli masih mencoba mengekstrak data dari kotak hitam kedua.
Setelah analisis selesai, diskusi rinci tentang pemulihan lambung kapal dan proses pendaratan diharapkan dilakukan.
Data di kotak hitam (FDR) kedua yang disusupi dipastikan utuh.
Saat ini, tidak ada penambangan data yang dilakukan pada perangkat ini karena perangkat yang menghubungkannya ke media penyimpanan telah hilang.
Terdapat kekhawatiran bahwa data tersebut tidak benar, namun Kementerian Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi telah mengkonfirmasi bahwa hal tersebut tidak benar.
“Karena konektornya hilang, kami sedang melakukan pemeriksaan terjemahan data akhir,” kata Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi.
“Jika konektornya dilepas, diperlukan teknologi kompleks untuk menyambungkannya kembali,” tambah Jeju Air Plane Crash
Pesawat Boeing 737-800 mengangkut 181 orang, terdiri dari 175 penumpang dan 6 penumpang.
Hanya dua bus yang dinyatakan aman dan 179 orang meninggal dunia.
Kecelakaan itu terjadi ketika pesawat meninggalkan landasan, menabrak pembatas mobil dan terbakar.
Penyebab pasti kecelakaan itu sedang diselidiki.
Namun, laporan awal menunjukkan bahwa pesawat mengalami masalah pilot saat mendekati bandara, menyebabkan pesawat melampaui landasan pacu dan menabrak tembok kokoh.
Pemerintah Korea Selatan memberlakukan tujuh hari berkabung nasional dan membatalkan perayaan Tahun Baru 2025 sebagai bentuk penghormatan terhadap para korban.
(geosurvey.co.id/Yunita Rahmayanti)