TRIBUNNEWS COM, JAKARTA – Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Wamen) / Wakil Kepala BKKBN Indonesia Ratu Aju Isjan Bagoes Oka mengatakan terjadi penurunan angka keterlambatan di seluruh tanah air.
Data Survei Gizi Negara Indonesia (SSGI) tahun 2022 menunjukkan prevalensi stunting sebesar 21,6 persen. Kemudian turun menjadi 21,5 persen pada tahun 2023 (Survei Kesehatan Indonesia).
“Penurunannya tidak terlalu besar. Harus ada alat untuk mengatasinya,” ujarnya, peran swasta, ”kata Isjana, Minggu (15/12/2024) saat kunjungan kerja (kunker) di Bali.
Dalam kunjungan kerja ke Balai Penyuluhan Keluarga Berencana (FP), Desa Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan, Bali, Wakil Menteri Isjana memberikan pemaparan tentang Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Keterlambatan (Insecurity).
Menurut Isyana Bagoes Oka, Pemerintah
Meluncurkan program baru bernama “Genting” melalui Kemendukbangga/BKKBN. Sebuah program penting dan strategis. Dengan pendekatan kolaboratif, gerakan ini melibatkan seluruh elemen anak bangsa untuk menurunkan stunting.
Sementara itu, Plt Perwakilan BKKBN Bali Ni Luh Gede Sukardiasih melaporkan hal itu. Prevalensi stunting di Bali merupakan yang terendah di Indonesia, yakni sebesar 7,2 persen pada tahun 2023.
“Peningkatan tertinggi terjadi di Denpasar hingga 10,8 persen, sedangkan terendah terjadi di Kabupaten Badung dan Klungkung,” kata Ni Luh dalam acara yang juga dihadiri Ketua Bali GenRe Forum Kadek Jayanta.
Ditemui usai pertemuan, Wakil Menteri Isyana Bagoes Oka mengatakan tujuan kunjungan ke Bali adalah untuk melihat langsung program Genting yang baru saja dicanangkan Menteri Wihaji di Karawang Regenerasi, Jawa Barat.
“Kita lihat nanti kondisinya seperti apa. Tapi yang terpenting 1000 hari pertama kehidupan itu sangat penting. Mulai dari ibu hamil hingga bayi berumur dua tahun. .