Hamas menggunakan drone IDF untuk menyerang pemukiman Yahudi, sirene meraung-raung di Sderot
TRIBUNNEVS.COM – Pasukan pendudukan Israel (IDF) melaporkan bahwa Gerakan Pembebasan Palestina Hamas menyita kendaraan tak berawak milik pasukannya.
Menurut IDF, dikutip RNTV, Senin (30/12/2024), Hamas kemudian meluncurkan drone untuk menyerang pemukiman Yahudi Israel di Jalur Gaza.
Tindakan Hamas menandai hari ke-451 agresi Israel di Jalur Gaza yang terkepung.
“Selama lebih dari satu tahun agresi terhadap Jalur Gaza, IDF terus menghancurkan bangunan dan menyerang warga sipil, jurnalis, dan personel medis,” lapor RNTV.
Dalam laporan terbaru perkembangan agresi Israel, Kementerian Kesehatan Gaza menyebutkan bahwa IDF menangkap empat dari 10 pasien saat pemindahan dari rumah sakit Indonesia ke Rumah Sakit Al-Shifa melalui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Kementerian Kesehatan Gaza juga memastikan salah satu pasien yang ditangkap berada dalam kondisi kritis. Sirene meraung-raung di Sderot dan Nir Am
Pada hari Senin, RNTV melaporkan bahwa sirene serangan udara terdengar di beberapa pemukiman Israel di dekat Jalur Gaza.
“Sirene terdengar di Sderot, Nir Am dan kota-kota lain di sekitar Jalur Gaza, di sepanjang garis depan Israel,” kata laporan itu.
Militer Israel mengatakan sedang menyelidiki penyebab sirene di daerah tersebut.
Terkait hal ini, media Israel melaporkan bahwa sebuah roket dicegat di Jalur Gaza.
Setelah Channel 12 Israel meluncurkan 4 roket dari Jalur Gaza, dua di antaranya dicegat oleh pertahanan udara Israel, dan sisanya mendarat di kota Sderot.
Tentara Israel mengkonfirmasi bahwa mereka telah mendeteksi 5 roket yang ditembakkan dari Gaza, dan pertahanan udaranya mencegat dua di antaranya, sementara satu lagi mendarat di area terbuka.
Polisi Israel mengatakan mereka mengamankan tiga lokasi jatuhnya pecahan roket di kota Sderot.
Channel 12 Israel mengatakan roket ditembakkan dari Beit Hanoun di Gaza utara menuju Jalur Gaza, meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut. Serangan roket dari Jalur Gaza ke Yerusalem yang diduduki Israel. (haberni/screenshot) Hamas punya banyak roket
Sementara itu, Channel 13 Israel memberitakan pada Minggu (29/12/2024) bahwa tentara Israel mampu mencegat dua roket yang ditembakkan Angkatan Udara Israel (IAF) dari Jalur Gaza utara menuju Yerusalem dan Israel selatan.
Laporan menyebutkan roket ditembakkan dari Beit Hanoun, namun tentara Israel (IDF) telah melakukan operasi militer di daerah tersebut beberapa kali selama perang Gaza.
IDF memperkirakan Hamas memiliki roket yang mampu mencapai Tel Aviv dan Yerusalem, hal ini mengejutkan, terutama karena tentara telah berulang kali menyerang Beit Hanoun.
Sumber-sumber terpercaya di wilayah selatan menegaskan bahwa organisasi-organisasi di Jalur Gaza sedang meningkatkan kemampuan rudal mereka dan memiliki lebih banyak rudal jarak menengah.
Badan Penyiaran Israel (KAN) melaporkan bahwa roket-roket tersebut dikerahkan di dekat pemukiman Beit Hanoun, sehingga meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut. Pasukan Israel dari Divisi Infanteri Cadangan berpatroli di utara Jalur Gaza yang rata. Meski beroperasi berbulan-bulan, IDF belum mampu mengganggu kemampuan tempur Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, yang menggunakan taktik gerilya. (haberni/HO) Serangan IDF di Beit Hanun
Baru-baru ini, tentara Israel melancarkan serangan besar-besaran di wilayah Beit Hanoun, Gaza.
Dalam operasi ini, mereka menggunakan tank tempur dan kendaraan lapis baja, serta mengikutsertakan tentara bersenjata lengkap.
Artikel ini akan mengkaji detail penyerangan, dampaknya terhadap warga sipil, dan latar belakang Beit Hanoun. Apa penyebab Beit Hanun?
Menurut laporan militer Israel, serangan itu didasarkan pada pengintaian terhadap militan dan infrastruktur mereka di wilayah tersebut.
Sebelum serangan darat, pesawat tempur Israel menyerang berbagai sasaran yang diyakini terkait dengan militan. Bagaimana dampak serangan terhadap warga sipil? Serangan terhadap Rumah Sakit Kamal Advan
Pada tanggal 26 Desember 2024, tentara Israel menyerang rumah sakit Kamal Adwan di Gaza utara.
Serangan itu merusak sebuah fasilitas besar, termasuk ruang operasi dan arsip rumah sakit.
Sekitar 400 orang, termasuk staf medis dan pasien, berada di rumah sakit pada saat serangan terjadi, menurut kementerian kesehatan Gaza.
Pasukan Israel dilaporkan menangkap banyak dari mereka, dan beberapa diantaranya dipukuli dan dibiarkan kedinginan setelah diusir.
Di antara mereka yang ditangkap adalah direktur rumah sakit, Dr. Husam Abu Safiya.
Nasib pasien lain yang mengalami kondisi ini belum diketahui hingga saat ini. Apa reaksi internasional terhadap serangan ini?
Serangan terhadap Rumah Sakit Kamal Advan menuai kritik tajam, termasuk Iran yang menyebutnya sebagai kejahatan perang.
Mereka mengatakan serangan itu ditujukan untuk menghancurkan sistem kesehatan di Jalur Gaza, yang sudah tegang akibat perang. Apa yang terjadi di Beit Hanoun setelah serangan itu?
Setelah serangan itu, pasukan Israel dilaporkan mengepung Beit Hanoun, rumah bagi 300 keluarga.
Serangan tersebut merupakan bagian dari serangkaian serangan mematikan di Jalur Gaza, termasuk beberapa serangan udara yang menewaskan beberapa orang.
Menurut informasi yang tersedia, dua orang tewas akibat serangan di distrik Remal, dan satu orang lagi tewas di dekat rumah sakit lapangan Jordan di Sabra.
Selain itu, tujuh orang ditemukan tewas di reruntuhan rumah pasca penyerangan di kamp pengungsi Magazi. Apa yang terjadi di Beit Hanun?
Kehadiran Israel di Rafah, selatan Gaza, juga dihidupkan kembali, dengan Brigade Kiryati mengambil alih Brigade Nahal setelah tujuh bulan.
Semua data tersebut menunjukkan ketegangan di kawasan yang semakin berdampak pada kehidupan warga sipil di Gaza.
Beit Hanoun sendiri, sebuah kota Palestina di perbatasan timur laut Jalur Gaza, diperkirakan memiliki populasi 52.237 jiwa pada tahun 2017 dan berada di bawah kekuasaan Hamas sejak pertengahan tahun 2007.
Situasi yang memburuk ini menambah kompleksitas konflik di kawasan yang sudah tegang.
Situasi di Beit Hanoun dan Gaza masih menjadi masalah global, meskipun serangan terus terjadi dan dampaknya serius terhadap kehidupan warga sipil.
(oln/RNTV/khbrn/*)