geosurvey.co.id – Pemerintahan Presiden AS Joe Biden sedang mempertimbangkan untuk menghapus Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dari daftar organisasi teroris asing.
Laporan NBC News menggambarkan diskusi mengenai langkah tersebut, mengutip dua pejabat AS yang tidak disebutkan namanya dan seorang mantan pejabat senior.
Diskusi ini dinilai penting karena dapat membuat masyarakat internasional dapat terhubung dengan pemerintahan baru yang dibentuk pasca jatuhnya pemerintahan Bashar al-Assad di Suriah.
Menurut mantan pejabat yang memberikan informasi kepada NBC News, keputusan ini masih dalam tahap awal.
Namun, AS berencana segera menghapus sebutan “teroris” dari HTS
Di masa lalu, kelompok ini dikenal sebagai cabang al-Qaeda di Suriah, namun pada tahun 2016 kelompok ini memutuskan hubungan dengan al-Qaeda.
Jika keputusan ini tetap dilaksanakan, salah satu dampaknya adalah penghapusan uang tip sebesar US$10 juta yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat untuk penangkapan pemimpin HTS Abu Mohammad al-Julani (nama asli: Ahmed al-Sharaa).
Pada saat yang sama, keputusan ini dapat mempengaruhi hubungan internasional, mengingat posisi HTS dalam konflik di Suriah. PBB sedang mempertimbangkan untuk menghapus HTS dari daftar teroris
Perwakilan Khusus PBB untuk Suriah, Geir Pedersen, mengatakan bahwa PBB dapat menghapus Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dari daftar organisasi teroris jika mereka dapat berpartisipasi dalam rencana pembentukan pemerintahan baru Suriah.
The New Arab dilansir Reuters, hal ini sejalan dengan perubahan besar yang terjadi sejak penggulingan pemerintahan Bashar al-Assad, di mana pemberontak HTS berhasil menduduki ibu kota negara, Damaskus.
Pedersen menambahkan, keputusan tersebut akan bergantung pada kemampuan HTS untuk menjamin perdamaian dan mengikuti aturan perlindungan hak asasi manusia, menunjukkan niatnya untuk membentuk pemerintahan yang penuh persatuan dan keadilan bagi semua pihak di Suriah.
Jika organisasi ini dapat memenuhi syarat tersebut, PBB dapat mengambil langkah untuk menghilangkan simbol teroris dalam waktu dekat. Bentuk pemerintahan baru di Suriah
HTS memimpin pemberontak yang berusaha menggulingkan pemerintahan Bashar al-Assad.
Setelah serangan cepat pekan lalu, pasukan pemberontak HTS berhasil merebut ibu kota Damaskus, menandai titik balik dalam perang saudara di Suriah.
Mengingat perubahan besar di Suriah, para pejabat AS percaya bahwa langkah ini harus dipertimbangkan dengan hati-hati.
Pada saat yang sama, Amerika Serikat ingin mendapatkan persetujuan dari negara-negara di kawasan mengenai pembentukan pemerintahan bersatu yang baru.
Pemerintah Inggris juga menyatakan sedang mempertimbangkan untuk menghapus HTS dari daftar teroris.
Menteri Pertahanan Inggris Pat McFadden mengatakan bahwa langkah ini mungkin diambil dalam waktu dekat, mengingat keadaan di lapangan semakin buruk.
McFadden mengatakan kepada BBC Radio 4 bahwa tindakan segera harus diambil untuk menjamin perdamaian di Suriah setelah jatuhnya rezim Assad. HTS dan perubahan sikap politik
Pemimpin HTS Abu Mohammad al-Julani berusaha menjauhkan organisasinya dari sejarahnya dengan al-Qaeda.
Dalam wawancara baru-baru ini dengan dia, termasuk CNN, al-Julani menekankan bahwa tujuan kelompoknya adalah membangun Suriah sebagai negara yang stabil berdasarkan pemerintahan.
Pernyataan ini memberikan harapan bahwa HTS dapat diselaraskan dengan standar internasional, meskipun banyak yang masih skeptis terhadap niat kelompok tersebut.
Al-Julani juga mengatakan bahwa organisasinya menghormati hak-hak masyarakat dan minoritas di Suriah sehingga menarik perhatian dunia internasional.
Namun, banyak yang bersikeras bahwa meskipun kata-kata ini menarik, tindakan kelompok tersebut di masa depan akan menentukan sikap dunia yang sebenarnya terhadap kata-kata tersebut.
Pemerintah Amerika sendiri menegaskan, mereka tidak hanya akan menilai dari kata-kata saja, tapi juga dari tindakan nyata yang akan dilakukan kelompok ini di masa depan. Situasi internasional
Di Eropa, Uni Eropa (UE) menyatakan tidak memiliki kontak dengan HTS dan akan terus menilai pernyataan dan tindakan kelompok tersebut.
Juru bicara UE mengatakan keputusan pencabutan sanksi terhadap HTS akan bergantung pada analisis mendalam terhadap perilaku kelompok tersebut dalam beberapa bulan mendatang.
Sementara itu, Amerika Serikat, meski terbuka terhadap kemungkinan komunikasi dengan kelompok yang menguasai Damaskus, tetap berhati-hati.
Pejabat komunikasi Dewan Keamanan AS John Kirby mengatakan ini adalah masa ketidakpastian, dan Washington akan terus memantau perkembangan di lapangan.
Meskipun Amerika Serikat mengakui bahwa beberapa kelompok pemberontak, termasuk HTS, telah membuat pernyataan positif, namun mereka tetap berhati-hati terhadap risiko yang ada. Risiko dan ketidakpastian setelah jatuhnya Assad
Kehadiran HTS sebagai kekuatan besar pasca jatuhnya Assad menciptakan kemungkinan terjadinya perubahan signifikan di Suriah.
Perang saudara yang berlangsung selama lebih dari sepuluh tahun telah mengubah bentuk negara ini, dengan melibatkan berbagai negara asing dan kelompok jihad.
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyatakan perebutan Damaskus dari pemberontak sebagai langkah untuk menjamin keadilan.
Namun, ia juga memperingatkan “bahaya dan ketidakpastian” yang masih mengancam kawasan.
(geosurvey.co.id, Andari Wulan Nugrahani)