geosurvey.co.id – Menteri Pertahanan Israel (Menhan) mengeluarkan peringatan kepada kelompok militan Palestina Hamas pada Rabu (1/1/2025).
Ia juga mengatakan jika Hamas terus menyerang Israel dengan roket, maka serangan Israel ke Gaza akan meningkat.
Selama seminggu terakhir, militan Palestina telah berulang kali menembakkan roket ke Israel, khususnya Gaza utara, tempat tentara Israel menyerang.
Rudal ditembakkan lebih jarang dibandingkan pada tahap awal perang dan tidak menimbulkan kerusakan.
Namun setelah hampir 15 bulan berperang, peluncuran rudal tersebut merupakan pukulan politik bagi pemerintah Israel.
“Saya ingin menyampaikan pesan yang jelas kepada para pemimpin Gaza,” katanya.
“Jika Hamas segera melepaskan sandera Israel dari Gaza dan tidak menembaki masyarakat Israel. Arab News mengatakan mereka akan menghadapi pukulan telak, yang sudah lama tidak terjadi di Gaza.
Menteri Pertahanan Israel membuat pengumuman tersebut setelah mengunjungi kota Netivot di Israel, yang baru-baru ini menjadi sasaran roket dari Gaza.
Setidaknya 12 perempuan dan anak-anak Palestina tewas dalam serangan udara di daerah Ghati, kata pejabat regional pada Rabu.
Kampanye militer Israel selama 15 bulan di Gaza telah menewaskan lebih dari 45.500 orang.
Menurut Al Arabiya, Otoritas Palestina mengatakan puluhan ribu orang tewas dalam serangan Israel pada hari pertama Tahun Baru 2025.
96 orang yang ditangkap oleh Israel dalam serangan 7 Oktober 2023 disandera oleh militan dan semua pembicaraan untuk membebaskan mereka serta melanggar gencatan senjata telah gagal.
Serangan Israel ke Gaza berlanjut pada hari Rabu.
“Dunia menyambut tahun baru karena tahun 2025 dimulai dengan pembantaian pertama di Jabalia, Israel,” kata Mahmoud Basal, juru bicara Badan Pertahanan Sipil Gaza, kepada AFP.
Dia menambahkan, lima belas orang tewas dan lebih dari 20 orang terluka dalam serangan terhadap rumah tempat para pengungsi menginap.
Sejak 6 Oktober 2024, tentara Israel telah melancarkan serangan darat dan udara besar-besaran di Gaza utara, khususnya menargetkan Jabaliya dan kamp pengungsi di dekatnya.
Tentara mengatakan operasi itu bertujuan untuk mencegah militan Hamas berkumpul kembali di daerah tersebut.
Sekitar 2,4 juta orang yang tinggal di Jalur Gaza telah mengungsi setidaknya satu kali sejak perang dimulai.
Jibri Abu Warda, kerabat korban, mengatakan rumahnya hancur.
“Itu adalah pembantaian besar-besaran, mayat anak-anak dan perempuan berserakan dimana-mana. Mereka sedang tidur ketika rumahnya dibom,” kata Abu Warda.
“Tidak ada yang tahu kenapa rumah ini menjadi sasaran. Dia mengatakan bahwa mereka semua adalah warga sipil.
Dalam beberapa minggu, serangan Israel menyebar ke Jabaliya utara
Pada Jumat (27/12/2024), tentara Israel menggerebek Rumah Sakit Kamal Adwan dan mengevakuasi staf dan pasien terakhirnya.
Tentara mengatakan mereka telah membunuh lebih dari 20 tersangka militan, termasuk direktur rumah sakit Hossam Abu Safieh, yang digambarkan sebagai teroris Hamas, dan menangkap lebih dari 240 orang.
“Saya dikelilingi oleh sampah. Orang-orang tidak tahu apa yang harus dilakukan, tidak tahu ke mana harus pergi. Mereka tidak tahu bagaimana cara bertahan hidup,” kata petugas bantuan PBB Jonathan Whittall dalam sebuah video. Dia dibebaskan setelah mengunjungi rumah sakit Indonesia di Gaza utara.
Militer Israel berulang kali menuduh Hamas menggunakan rumah sakit sebagai pusat komando.
Namun Hamas membantah tuduhan tersebut. Kamal Adwan menerima perawatan medis setelah serangan Israel di Beit Lahia di Jalur Gaza utara pada 6 Desember 2024, saat pertempuran berlanjut antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. (AFP/-) Perkembangan terkini konflik Palestina-Israel
Pasukan Israel mengebom zona kemanusiaan al-Mawasi di Gaza selatan, menewaskan sedikitnya 11 warga Palestina dan memperburuk krisis kemanusiaan yang disebabkan oleh perang selama 14 bulan, kata Al Jazeera.
Menteri Pertahanan Israel Israel Katz mengatakan jika Hamas tidak menghentikan serangan terhadap negaranya dan membebaskan para tahanan di Gaza. Kelompok tersebut diperingatkan bahwa ini akan menjadi pukulan yang sangat besar sehingga tidak akan terlihat dalam waktu yang lama
Anak ketujuh meninggal di Gaza pada musim dingin, karena hujan lebat membuat orang-orang di Jalur Gaza terpaksa mengungsi.
Otoritas Palestina (PA) telah menghentikan siaran Al Jazeera di Tepi Barat yang diduduki. Al Jazeera mengkritik keputusan tersebut.
Perwakilan Khusus PBB untuk Palestina, Francesca Albanese, telah memutuskan untuk melarang Al Jazeera beroperasi dan mengudara di Tepi Barat yang diduduki.
Radio Israel melaporkan bahwa seorang jaksa senior militer mengirim surat kepada Komando Selatan yang mengatakan bahwa jumlah warga sipil yang mereka serang di Jalur Gaza belum dapat diperkirakan secara memadai.
Kegagalan ini telah mempengaruhi pengiriman bantuan kemanusiaan ke beberapa wilayah dan merugikan warga sipil, kata laporan itu.
Serangan berlanjut di Benggala Barat yang diduduki pasukan Israel di kota Anabata dekat kota Tulkarem.
Perang Israel di Gaza telah menewaskan 45.233 warga Palestina dan melukai 108.379 orang hingga 7 Oktober 2023.
Setidaknya 1.139 orang tewas di Israel dan lebih dari 200 orang ditahan dalam serangan yang dipimpin Hamas hari itu.
(geosurvey.co.id/Nuryanti)
Berita lainnya terkait konflik Palestina vs Israel