Jurnalis Warthakotal Nuri Nuri Yatul Hikma melaporkan
geosurvey.co.id, JAKARTA – Sebuah desa di bawah Tol Angke, Jakarta Barat, yang berpenduduk lebih dari 680 jiwa, ludes dilalap api pada Rabu (12/11/2024). Saat dihubungi, Senin (9/12/2024), Jakarta Barat, Wakil Camat Grogol Petamburan Radityan Ramajaya membenarkan hal tersebut.
“Itu mungkin saja,” kata Raditian. Namun untuk situasi saat ini, kami sudah mulai melakukan pembersihan dengan staf tingkat distrik.
Menurut dia, pembongkaran kampung kolong Tol Anke tersebut dilakukan secara bertahap berdasarkan relokasi masing-masing warga yang semula tinggal di kawasan tersebut.
Ada yang pindah ke perumahan sederhana (Rusunava), menyewa atau pulang ke kampung halaman.
Mereka diberi waktu seminggu lebih untuk berkemas sebelum petugas membersihkan kampung kolong Tol Angke.
Radithian mengatakan, “Pada hari Rabu, merger tingkat kota (pembukaan kolong tol Angke).
Terkait adanya pembersihan kolong Tol Angke, Camat Grogol Petamburan, Agus Sulaiman pun membenarkan. “Kami berikan pada hari Selasa, Selasa mereka harus membongkar semuanya, lalu pada hari Rabu kami longgarkan, bersihkan atau bongkar,” kata Agus.
“Jadi waktunya sudah berlalu, kita harapkan minggu kedua Desember sudah siap,” imbuhnya.
Sementara itu, Asisten Dewan Kota (ASPEM) Jakarta Barat Firmanuddin Ibrahim mengatakan, lokasi Kampung Kulong akan ditata kembali setelah seluruh warga keluar setelah resmi dibongkar.
“Setelah izin akan dilakukan pengaturan dengan pemerintah pusat, BUMN dan pemerintah provinsi serta pemerintah kota dengan lurah dan bupati,” kata Firman dari RPTRA Duta Mas.
Menurut dia, penataan tersebut sudah ditetapkan dan direncanakan di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Barat. Firman mengatakan, ke depannya situs tersebut akan dilengkapi area interaktif dan taman hijau seperti gambar pertama.
“Ini layak untuk didiskusikan,” tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, seluruh warga Kampung Kolong Tol Angke direlokasi ke Rusunawa Rawa Buya.
Rusunawa Rawa Buaya merupakan salah satu tempat relokasi warga di kolong Tol Angke di Grogol Petamburan, Jakarta Barat.
Sekitar 44 keluarga akan diizinkan tinggal di sana di beberapa menara yang dapat diakses. Mulai dari tower A, B, C, D dan E
Sebagai pimpinan UPRS 5 Jaha, Rusunawa Rava Buaya memiliki total 778 unit.
– Dari jumlah tersebut, 44 rusun kosong dan digunakan sebagai akomodasi kolong tol, kata Jaha.
Sebagai pendatang baru, Jaha mengatakan partainya akan melakukan proses pendinginan terlebih dahulu.
Selanjutnya, ia bersama pengelola lainnya melakukan serangkaian kegiatan, termasuk menjelaskan beberapa aturan tinggal di Rusunawa Rava Buea.
“Rencana kita menenangkan diri dulu,” kata Jaha, “biarkan dia istirahat dulu, masuk ke apartemen, dan membereskan barang-barang yang dibawanya dari sana.”
Insya Allah minggu depan rencananya kami akan menginformasikan kepada warga tentang aturan tinggal di kediaman tersebut, dan mungkin ada program tambahan yang perlu saya sampaikan kepada mereka, tambahnya.
Selain itu, lanjutnya, ia berharap warga kompleks Jaha Rawa Buaya dapat memberikan contoh yang baik bagi warga di luar kediamannya. Pasalnya, mereka merupakan salah satu warga binaan Pemda DKI Jakarta.
Pelatihan pengelasan, workshop dan beberapa kegiatan lain terkait UMKM sudah dilakukan.
Hal tersebut pun kini diterapkan bagi warga kelas bawah yang tinggal di Rusunawa Rawa Buaya, Sengareng, Jakarta Barat.
“Masyarakat kemudian akan diberikan pelatihan agar dapat ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahlian dan kemampuannya,” ujarnya.
Namun untuk penyediaan tempat bagi masyarakat lokal yang melakukan usaha UKM, pihak asing menyatakan akan berkoordinasi terlebih dahulu dengan pihak terkait.
“Kalau soal pemberdayaan dan sebagainya, baik itu pendidikan atau yang lainnya, meningkatkan perekonomian warga, khususnya di jalan tol,” jelas Jaha.
“Apartemen ini disewakan, jadi bayar sewanya lagi dan jangan pernah ke sana lagi,” tutupnya.