geosurvey.co.id, JAKARTA – Serangan politik elite Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) terhadap Presiden ke-7 RI, Joko Widodo atau Jokowi tak berhenti.
Padahal Jokowi sudah resmi mengundurkan diri sebagai pengurus PDIP mulai Senin 16 Desember 2024.
Baru-baru ini, Juru Bicara PDIP Mohammad Guntur Romli menilai penggeledahan rumah Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristianto oleh penyidik KPK merupakan bagian dari upaya mengalihkan isu pengumuman OCCRP.
Seperti diketahui, Program Pelaporan Kejahatan dan Korupsi Terorganisir (OCCRP) menempatkan Jokowi sebagai orang terkorup terakhir di dunia pada tahun 2024.
Guntur Romli kepada wartawan, Selasa (7/1/2025), “Kami mendapat informasi bahwa Jokowi sangat marah dan kesal atas pengumuman OCCRP dan melakukan segala upaya untuk menyembunyikan dan mengintimidasi pemberitaan tersebut.” Baca Berita Terkait: 3 Tanggapan PDIP Pasca Kunjungan ke Rumah KPK Hasto Kristianto: Jokowi Bidik Lagi
Pengamat politik Adi Prayutno menjelaskan alasan PDIP terus menyerang Jokowi.
Padahal Jokowi tidak berkuasa memimpin pemerintahan Indonesia.
Serangan politik, hinaan politik yang tiada habisnya selalu ditujukan kepada Jokowi, kata Adi Prayutno, Rabu (8/1/2025) dari akun YouTube resmi Adi Prayutno, seperti dilansir TribuneJakarta.com.
Menurut Adi, kritikus harusnya bisa mengkritik semua pihak, mulai dari Presiden, Wakil Presiden, hingga menteri yang menjabat saat ini.
Bukan pula tindakan politik anggota dewan atau elite yang menimbulkan kegaduhan.
Tapi masyarakat bertanya-tanya kenapa setiap hari Jokowi selalu diincar dan selalu dikritik, kata Adi. Adi Prayitno menyebutkan empat peristiwa dan peristiwa yang menjadi penyebab penyerangan terhadap Jokowi hingga saat ini. 1. Konflik dengan PDIP
Adi menilai serangan politik terhadap Jokowi tidak lepas dari konflik dengan PDI Perjuangan.
Jadi setelah Jokowi putus dengan PDIP, apa yang dilakukan Jokowi salah di mata PDIP, ujarnya.
Ia mencatat, meski menyebut Wali Kota Solo sebagai pekerja partai, masyarakat masih mendukung Jokowi.
Agbangba mengharapkan Jokowi melawan PDIP dan melawan Megawati, ujarnya. 2. Terbitnya 3 periode presiden
Hal lain, Adi menyebut dirinya menyerang Jokowi soal kursi presiden sebanyak tiga kali.
Setelah itu, masa jabatan Presiden lebih lama atau presiden lebih lama dua tahun.
Lalu bagaimana bisa Jokowi masih bersemangat mempertahankan kekuasaan keluarga politiknya, mungkin masih banyak aktivis dari kelompok penting dan masyarakat yang masih mendukung Jokowi, padahal Jokowi sering menunjukkan tanda-tanda oposisi politik terhadap PDIP dan Megawati, katanya. ,
Sebab, hanya Jokowi satu-satunya orang yang dinilai mampu mendobrak dan mendobrak kekuasaan kekuasaan politik PDIP, imbuh Adi. 3. Alasan keputusan Mahkamah Konstitusi?
Adi mengatakan, Jokowi juga berkontribusi dalam penyelesaian krisis MK.
Termasuk juga penyalahgunaan kekuasaan dalam konteks pemilihan kepala daerah dan presiden, kata Adi.
Makanya Jokowi masih merasa semua yang dilakukan Jokowi salah dan kita anggap dia tidak benar, ujarnya.
Kini, kata Adi, Jokowi perlahan-lahan mulai ditinggalkan oleh para aktivis prodemokrasi dan kelompok masyarakat sipil.
Adi mengatakan, “Bahkan mereka yang populer di tingkat kekuasaan politik kedua, para pimpinan partai yang menjadi kongsi baru Jokowi di posisi kedua hari ini, mereka meninggalkan tempatnya ketika Jokowi dipukuli dan diancam dengan berbagai cara.”
Tak hanya itu, Adi menyebut kerja-kerja Jokowi seperti pembangunan infrastruktur bisa diapresiasi semua pihak.
Dia mencontohkan pembangunan Tol Trans Jawa, Tol Trans Sumatera, dan jalan pedesaan melalui Gram Nidhi.
Kemudian, pembangunan bandara, pelabuhan laut, dan waduk.
“Sebagai upaya agar pemerataan ekonomi tidak hanya terkonsentrasi di Jakarta, tidak di Pulau Jawa dan tentunya lebih merata di daerah lain,” ujarnya.
Adi juga menyebut Jokowi kerap menyalurkan bantuan sosial (bansos) secara besar-besaran. Hal ini berdampak pada pertumbuhan UMKM.
Setelah itu, Adi mengungkapkan, Jokowi bahkan berani memindahkan ibu kota dari Jakarta ke IKN Nusantara.
Sehingga pembangunan bisa merata tidak hanya di Jakarta atau Jawa.
“Dengan hasil survei sebelum Jokowi lengser, tingkat keterpilihan atau kepuasan masyarakat terhadap Jokowi yang setiap saat dirilis mencapai sekitar 90 persen,” ujarnya.
4. Alasan restu Gibran berhasil di Pilpres 2024?
Selain itu, Adi juga menyebut Jokowi yang dinilai akan mencopot putranya, Gibran Rakabuming Raka, yang imbang dengan Prabowo Subianto, untuk bertarung di Pemilu 2024.
Kemudian kelompok sosial demokrasi bahkan media yang mendukung Jokowi sejak 2014 lambat laun berubah haluan dan menjadi garda depan kritik dan serangan tajam terhadap Jokowi, ujarnya.
Adi mengatakan, ketika Gibran disetujui sebagai cawapres oleh Jokowi, lambat laun kelompok penting demokrasi menilai mantan pemimpin Solo itu tidak berpihak pada demokrasi.
Misalnya, Jokowi juga perlahan-lahan meninggalkan kelompok dan kelompok moderat di pemerintahan demokratis. Dulu, kelompok dan aktivis demokrasi ini berada di posisi terdepan bersama Jokowi. Yang di depan. Mereka maklum karena Jokowi bukan darah biru, bukan politikus kondang,” ujarnya.
Jokowi dan keluarga keluar dari PDIP
Seperti diketahui, Jokowi dan keluarga resmi dicopot sebagai kader PDIP mulai Senin 16 Desember 2024.
Keputusan itu diumumkan Ketua Divisi DPP PDI Perjuangan Yang Terhormat Komaruddin Watubun.
Pencopotan Jokowi tertuang dalam Surat Perintah (SK) Nomor 1649/KPTS/DPP/XII/2024 yang diterbitkan pada 14 Desember 2024.
Undang-undang tersebut ditandatangani oleh Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan Sekjen Hasto Kristianto.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul: Pengamat Tunjuk 4 Artikel Jokowi Terus Dapat Kecaman Politik, Pimpinan Partai Tak Lagi Bentuk Tim Keamanan