Reporter geosurvey.co.id Dennis Destryvan melaporkan
geosurvey.co.id, JAKARTA – Pemerintah sedang menggalakkan produksi bioetanol sebagai bahan bakar nabati atau biofuel. Hal ini mencakup pengembangan bioetanol yang berbahan dasar jagung, daun palem, dan sorgum.
Koordinator Teknik Bioenergi dan Lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Effendi Manurang menjelaskan, pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mencapai tujuan tersebut.
Menurut Effendi, pemerintah sedang gencar mengembangkan bahan bakar alternatif pengganti bioetanol atau bahan bakar minyak (BBM) yang berasal dari tumbuhan.
“Kita coba kembangkan bioetanol berbahan dasar jagung. Kita juga kembangkan bioetanol berbahan dasar batang sawit. Kita juga kembangkan nipah dan sorgum manis,” kata Effendi saat diskusi mengenai bensin ramah lingkungan di Jakarta Pusat, Jumat (1/11/2019). ). 2024).
Selain itu, minyak sawit (CPO) juga dapat digunakan untuk memproduksi bioetanol, kata Effendi. Saat ini, kebijakan pemerintah untuk menggalakkan produksi bioetanol adalah dengan menggunakan seluruh kapasitas yang ada.
“Kemudian alam bisa menyediakan apa yang sudah ada, meski tersebar, misalnya nipah di pesisir pantai. Memang untuk perkebunan besar salah satunya tebu,” kata Effendi.
Ia menambahkan, limbah biomassa lignoselulosa juga dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan bioetanol yang dapat mendukung pasokan energi bersih Indonesia. Misalnya makroalga yang mengandung karbon dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif.
“Kami mendorong pemanfaatan seluruh potensi menjadi bioetanol,” kata Effendi.
Sebab, menurut Effendi, Indonesia sebagai negara tropis merupakan “surga” biomassa. Oleh karena itu, wajar jika pemerintah memanfaatkan potensi biomassa untuk menggantikan energi fosil, ujarnya. Effendi mengatakan pengembangan bioetanol memiliki nilai ekonomi lebih sehingga memungkinkan dilakukan pengembangan secara terpadu.
“Selain mengurangi impor, juga meningkatkan kontribusi energi baru dan terbarukan terhadap bauran nasional untuk meningkatkan ketahanan energi,” tambahnya.