Laporan jurnalis TribuneNews.com Andrap Pramoudiaz
geosurvey.co.id, Jakarta – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Eric Tohir berencana menggabungkan badan usaha milik negara yang sehat ke dalam Badan Pengelola Investasi Energi Anagata Nusantara (BP Investasi Danantara).
Eric mengawali dengan menjelaskan bahwa BUMN merupakan alat pemerintah yang harus hadir dalam setiap panggilan.
Jadi, BUMN itu pasti alat negara. Pak Prabowo punya visi yang lebih besar tentang bagaimana negara ini harusnya ada, katanya dalam konferensi pers di kantor Kementerian BUMN, Jakarta Selatan, Kamis. 11/7/2024) Malam.
Eric mencontohkan, ketika Presiden Prabowo Subianto mempunyai program 3 juta rumah, maka BUMN harus mendukungnya, dalam hal ini bekerja sama dengan Kementerian Perumahan dan Permukiman.
Lalu, untuk program pangan bergizi gratis, BUMN mendukung dari sisi produksi seperti penyediaan gas, listrik, dan lain-lain.
Begitu pula dengan BP Dantara Investment juga. Eric mengatakan, pandangan Prabowo ini juga harus didukung oleh BUMN.
Eric mengatakan, “Saya sudah bilang dari awal bahwa kami sudah menyiapkan tempatnya, dan kalau rekan-rekan media ingat, RUU BUMN yang diajukan saat itu super holding dan perubahannya benar-benar membuat kami takjub. “
Eric mengatakan, saat ini 40 dari 47 perusahaan publik dalam kondisi sehat.
Eric juga bercerita beberapa pencapaian seperti total laba kotor BUMN meningkat Rp 13 triliun pada tahun 2020. Hingga Rp 327 triliun pada tahun 2023. Rencananya dividen tahun ini juga sebesar Rp 90 triliun.
“Kalau banyak orang sehat yang mau bersatu, tidak apa-apa. Malah barisan saya sedang ditata ulang. Jadi, sisanya akan kita tata ulang,” kata Eric.
“Jadi, masih ada perbincangan soal kompleksitasnya, kajiannya. Kalau ditanyakan lebih dalam, masih dikaji,” rangkumnya.
Setelahnya, Danantara akan memiliki aset kelolaan sebesar Rp600 miliar (Rs 15.840) atau setara dengan Rp9.504 triliun.
Prabowo BP Investments tak ingin terburu-buru mendirikan Danantara.
Keputusan Prabowo untuk menunda waktu tersebut diumumkan dalam rapat koordinasi nasional antara pemerintah pusat dan daerah di Sentul International Convention Center (SICC) di Kawasan Bagor, Jawa Barat pada Kamis (7/11/2024).
Hassan Nasbi, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, mengatakan prosedur Danantara harus dilakukan dengan hati-hati dan hati-hati agar mendapatkan hasil yang baik.
“Terakhir beliau menyampaikan gagasan keinginan kami untuk mengkonsolidasikan seluruh aset kami menjadi sebuah entitas bernama Daya Anagata Nusantara, bukan menjadi satu,” kata Hassan.
Oleh karena itu, peluncuran Danantara yang semula dijadwalkan pada Kamis, 7 November 2024 terpaksa ditunda hingga Prabowo kembali dari perjalanan kurang lebih 16 hari ke luar negeri.
Kepala Badan Pengelola Investasi Energi Anagata Nusantara (Danantara), Muliaman Darmansia Haddad mengatakan, pihaknya akan melakukan persiapan maksimal menjelang peluncuran badan tersebut.
Peluncuran Danantara sempat tertunda hingga kajian Peraturan Pemerintah (PP) dan Peraturan Presiden (PERPR) selesai.
Katanya, “Iya, persiapannya berjalan sebaik-baiknya. Sementara di PZ ada perubahan. Ada dua PZ, nanti saya cek, ternyata ada perubahan di PZ dan perintah Presiden.”
Persiapan ini juga di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo. Kepala Negara memintanya mempersiapkan peluncuran secara matang.
“Dipersiapkan sedemikian rupa sehingga semuanya bersih lalu diluncurkan,” ujarnya.
Danantara akan serupa dengan Temasek, sebuah lembaga investasi global yang berkantor pusat di Singapura. Mulliyaman mengatakan badan ini akan mengelola investasi di luar anggaran pendapatan dan belanja negara (PSB).
“Sesuai dengan namanya, Otoritas Pengelola Investasi bertugas mengelola investasi di luar APBN. Situasi akhirnya ya (seperti Temasek) sama,” kata Muliaman Haddad di kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (22/10/2024).
Mantan Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ini mengatakan, lembaganya akan fokus pada pengelolaan investasi yang terpisah dari tugas dan fungsi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Jumlah tersebut akan lebih besar dari dana kekayaan negara Indonesia, Otoritas Investasi Indonesia (INA). Namun kewenangan tersebut harus dituangkan dalam undang-undang (UU).
Artinya ada konsolidasi dulu, sekarang dibuat dulu, disahkan dulu undang-undangnya, baru ada status finalnya. Nah, nanti ada pembahasan dengan kementerian terkait bagaimana lembaga ini harus dijalankan. .” ,- kata Muliaman.
Ia mengatakan, ke depan seluruh aset pemerintah yang tersebar akan dikelola oleh BP Investasi Danantara. Oleh karena itu, pihaknya akan banyak berdiskusi terlebih dahulu dengan kementerian terkait.
Termasuk, dikelola. Kemudian akan ada sejumlah pembahasan dengan kementerian terkait seperti apa kebijakan investasi nasionalnya, ujarnya.
Pada tahap awal, Mulliyaman akan mempersiapkan lembaga ini terlebih dahulu.
Ia berharap pembentukan badan tersebut bisa rampung secepatnya, namun belum bisa menjanjikan rampung pada akhir tahun ini.
Yang jelas, kata dia, biaya operasional badan tersebut sudah masuk dalam anggaran APBN 2025.
“Enggak akan (akhir tahun selesai), mungkin perlu koordinasi dulu dengan kementerian terkait. Jadi semacam otoritas investasi Indonesia. Bibit SWF-nya, nanti saja. Pastinya. Seharusnya mereka (bergabung dengan INA),” kata Muliaman.