Dilansir jurnalis TribunJakarta.com, Annas Furkon Hakim
Tribun News.com, Jakarta – Kondisi psikologis ibu bernama AP (40 tahun) yang nyaris meninggal dunia usai ditikam putra kandungnya MAS (14 tahun) masih belum stabil.
AP masih syok dengan ulah anak semata wayangnya.
MAS ingin mengakhiri nyawa ayah kandung dan neneknya berinisial APW (40) dan RM (69).
Jadi kemarin dia masih depresi atau masih syok psikis. Tiap diperiksa dia nangis-nangis,” Kabid Humas Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Nurma Dewi, Minggu (15/12/2024). ).
Meski sang ibu sudah memaafkan MAS, ia tetap tak bisa melupakan perbuatan putranya.
Jadi menurutnya keluarga itu sangat bahagia malam itu, sampai ibunya bertanya, kata Nurma.
“Jadi kemarin kita minta info lebih lanjut ke ibunya, apa yang dia bercanda, lalu dia sempat main. Nah, mainnya itu kayak mau sembunyi-sembunyi,” ujarnya.
Nurma menambahkan, AP juga menyebut MAS terlihat sangat bahagia malam itu.
Menurut kesaksian AP, MAS tidak melakukan perilaku yang tidak biasa beberapa jam sebelum pembunuhan.
“Jadi dia lihat, lalu terjadilah. Jadi asyik dijadikan bahan bercandaan,” kata Nurma.
Di sisi lain, AP tetap menganggap MAS sebagai anaknya meski anak satu-satunya itu membunuh suami dan ibunya.
“Ibunya berkata: ‘Tidak peduli apa yang dia lakukan, dia tetap anakku dan dia akan tetap memaafkanku’. Itu adalah kata-kata ibunya,” kata direktur hubungan masyarakat tersebut.
Pembunuhan terjadi di Perumahan Taman Bona Indah, Lebak Bulus, Silandak, Jakarta Selatan, Sabtu (30 November 2024) sekitar pukul 01.00 WIB.
Berdasarkan keterangan kepala sekolah dan dua guru lainnya, narapidana MAS tergolong siswa yang penurut dan ramah.
“Tadi (di) sekolah, kami juga minta keterangan,” kata Nurma. (Pelaku) adalah anak yang baik dan ramah.”
Selanjutnya di Nur terus menerus, MAS juga menjadi siswa terbaik di sekolahnya.
“Jadi mereka lebih pintar dan yang kami temukan dari informasi sekolah karena interaksi keseharian anak dengan guru lebih baik,” ujarnya.
“Menurut guru, tidak ada gejala yang luar biasa. Jadi tidak ada yang aneh dengan guru BP,” imbuhnya.
Berdasarkan informasi awal yang diterima polisi, si pembunuh memutuskan untuk membunuh ayah dan neneknya dengan bisikan gaib.
Iya, saat awal diinterogasi, dia merasa tidak bisa tidur, lalu ada yang berbisik-bisik, hal-hal yang mengganggunya, kata Direktur Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Gogo Galesung usai mendalami adegan pada Sabtu (30). /November 2024) pada sore hari.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Tidak Stabil Mental, Ibu yang Anaknya Bunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus.