geosurvey.co.id – Minggu lalu (1 Mei 2025), seorang wanita berinisial ER (40) di Kota Penjalinan Jakarta Utara Menjadi korban pelecehan dan pelecehan.
Sebanyak lima orang dari satu keluarga telah ditetapkan sebagai tersangka. Salah satunya masih di bawah umur.
Ibu berinisial K (42) mengajak keempat anaknya menjemput paksa korban dan membawanya ke kawasan Pluit Penjaringan.
Di sana para korban dipukuli, ditendang, dan celananya dilepas.
Pelanggaran tersebut direkam warga sekitar dan disebarkan di media sosial.
Fundi Noor Hidayat, petugas polisi setempat di RW Kamtibnas, mengatakan para korban berlumuran darah. Dan wajahnya dipenuhi memar.
“Itu berlumuran darah. Bahkan di aspal pun ada cipratan darah,” ujarnya.
Korban berlumuran darah di pelipis, tangan, dan kaki.
Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Utara AKP Lukman mengatakan, korban mengalami luka berat setelah diganggu di tempat umum.
“Jadi kalau lihat videonya Boleh melepas rok atau celana, tapi jangan telanjang. Dan wajahnya terluka dan lebam,” jelasnya.
Korban masih berada di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
“RS Atmajaya belum merilis hasil otopsi secara lengkap,” jelasnya.
AKP Lukman menambahkan, satu tersangka di bawah umur telah ditahan sementara.
“Totalnya ada 5 orang (yang ditetapkan sebagai tersangka), hanya satu orang. (Tersangka) merupakan seorang anak yang pernah dikeluarkan dari sekolah oleh ayahnya. Usianya masih kecil, masih duduk di bangku SMP. Dan dia terlibat,” jelasnya Selasa (7/1/2024).
ER dituding selingkuh dengan suami K yang juga merupakan ayah tersangka.
Kasus ini merupakan pengeroyokan yang bermula dari rasa cemburu dan curiga bahwa dia (korban) berselingkuh dengan suami tersangka, jelasnya.
Penyidik masih mendalami dugaan kejadian yang melibatkan korban.
“Sebenarnya itu belum bisa dipastikan, kami belum tahu, dan terserah suami yang menjelaskannya kepada istrinya atau tersangka,” lanjutnya.
Ari Muhayyar, Ketua Badan RW di wilayah tersebut, mengatakan pelaku penyerangan adalah satu keluarga yang terdiri dari ibu, anak laki-laki, dan anak perempuan di bawah umur.
“Ada beberapa (pelaku), artinya ada satu atau dua orang yang terlibat dalam pengeroyokan,” ujarnya.
Ia mendapat laporan dari pihak keamanan yang menggambarkan penganiayaan yang dialami korban hingga penuh luka memar.
Korbannya adalah seorang pekerja migran yang menyewa rumah.
“Dari laporan terbaru Kata korban, ada patah tulang di bawah pelipis tempat matanya berada. Iya, kalau dilihat dari gambarnya saja, betul. Wajahnya berdarah malam itu,” jelasnya.
Sebagian dari artikel itu diterbitkan pada TribunJakarta.com dengan judul “Keluarga ditangkap karena pemerkosaan beramai-ramai dan ketelanjangan Ada pula yang bersekolah SMP di tengah Jalan Pluit.”
(geosurvey.co.id/Mohay) (TribunJakarta.com/Gerald) (Kompas.com/Isa Bustomi)